-Tahap 3: Keinginan untuk diterima oleh orang lain dan mengikuti norma sosial.
  - Tahap 4: Kepatuhan terhadap hukum dan aturan sosial untuk menjaga ketertiban.
3. Tingkat pasca-konvensional (berfokus pada prinsip moral universal):
  - Tahap 5: Mengakui bahwa aturan dapat berubah sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan.
  - Tahap 6: Mengikuti prinsip etika yang lebih tinggi berdasarkan penghargaan terhadap hak asasi manusia dan keadilan.
Kohlberg percaya bahwa perkembangan moral terjadi secara bertahap seiring bertambahnya usia dan pengalaman.
10. Peran Lingkungan dan Budaya dalam Perkembangan Sosial-Emosional
Lingkungan dan budaya memiliki pengaruh besar dalam perkembangan sosial-emosional individu. Keluarga, sekolah, dan masyarakat merupakan faktor penting yang membentuk cara individu berinteraksi dengan orang lain dan mengelola emosi mereka. Faktor budaya mempengaruhi bagaimana perasaan diekspresikan, norma sosial yang ada, serta cara seseorang membangun hubungan sosial.
- Lingkungan keluarga memainkan peran penting dalam membentuk dasar perkembangan sosial-emosional, karena anak-anak pertama kali belajar tentang hubungan interpersonal dalam keluarga mereka.
- Sekolah dan teman sebaya memberikan kesempatan bagi anak untuk mengembangkan keterampilan sosial, empati, dan regulasi emosi melalui interaksi dengan orang lain.
- Budaya mempengaruhi cara individu mengekspresikan dan mengelola emosi serta nilai-nilai yang dijunjung tinggi, seperti pentingnya keluarga, kolektivitas, atau individualisme.