"Benar loh! Aku bicara sejujurnya. Siapa yang tidak bangga mengenal seorang gadis secantik dirimu? Kaupun asyik diajak ngobrol gitu," pujinya.
        "Ah kamu bisa saja, Adit," sergahku, jengah mendengar pujian Aditya. Tapi dalam hati,  aku merasa  senang gitu loh...
        "Emangnya kamu punya tugas apa Ana?" potong Aditya, mengalihkan pembicaraan.
        Akupun menjadi semakin bersemangat untuk ngobrol dengannya. "Ini, aku  sedang mendapat tugas membuat paper dengan topik masalah kesulitan belajar. Aku masih bingung menentukan sumber masalah dari kesulitan belajar itu sendiri. Apa karena tehnis atau ada hal lain yang menjadi sumber pemicunya?"
        Adityapun langsung ambil hati nih...
        "Memang benar Ana. Timbulnya masalah kesulitan belajar itu bisa jadi karena masalah teknik belajar maupun unsur lain yang menjadi tressornya, Ana."
        Entah karena cara  bertutur atau karena fakta yang diungkapkan Aditya membuatku begitu tertarik untuk berlama-lama dengarkan Aditya. Sehingga ada keinginanku untuk tau lebih lanjut. "Lantas, pengelompokkan unsur-unsur lain yang menjadi sumber kesulitan belajar itu apa ya, Dit? Tentu kamu tidak keberatan membantuku memecahkan masalah yang sedang kubahas ini, bukan?"
Aditya pun semakin bersemangat juga untuk bertutur. Dia ingin membantuku memecahkan persoalan yang sedang aku bahas. Paling tidak kesempatan ini dipergunakannya untuk lebih mendekatkan dirinya padaku. Pdkt begitu loh...!
"Oh, tidak Ana. Aku merasa senang kok dapat berdiskusi denganmu. Yang dimaksud unsur-unsur lain itu, antara lain masalah yang timbul dari faktor eksternal maupun internal, Ana."
        "Sumber eksternal itu apa?"
        "Lingkungan sekitar."