Mohon tunggu...
Hendra Surya
Hendra Surya Mohon Tunggu... Freelancer - saya seorang penulis lepas untuk penerbit elex media komputindo, obor, erlangga dan bhuana ilmu populer

saya seorang penulis lepas untuk penerbit elex media komputindo, obor dan bhuana ilmu populer.\r\nBuku-buku karya saya, antara lain:\r\nFiction (Novel): \r\nWarriors of Dream Pursuer, 2013.\r\nBookish Style of Lovemaking, 2013.\r\nReinhart, The Incarnation Five Supreme Knights Of Eirounos, 2013.\r\nRahasia Sang Maestro Cilik , 2009.\r\nReinhart, Titisan Lima Ksatria Agung Eirounos, 2007. \r\nCinta Sang Idola, 2007. \r\nBiarkan Aku Memilih, 2006. \r\n\r\nNon-fiction: \r\nCara Cerdas (Smart) Mengatasi Kesulitan Belajar, 2014. \r\nCara Belajar Orang Jenius, 2013. \r\nStrategi Jitu Mencapai Kesuksesan Belajar, 2011.\r\nRahasia Membuat Anak Cerdas dan Manusia Unggul, 2010.\r\nMenjadi Manusia Pembelajar, 2009.\r\nPercaya Diri Itu Penting, 2007. \r\nTim Penyusun, Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Sejak Usia Dini, 2007. \r\nAgar Perkawinan Menjadi Langgeng, 2006. \r\nKiat Membina Anak Agar Senang Berkawan, 2006.\r\nKiat Mengatasi Penyimpangan Perilaku Anak 2, 2005. \r\nRahasia Membangun Percaya Diri, 2004. \r\nKiat Mengatasi Penyimpangan Perilaku Anak, 2004. \r\nKiat Mengajak Anak Belajar dan Berprestasi, 2003.\r\nKiat Mengatasi Kesulitan Belajar, 2003.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Jangan Paksa Aku...

25 September 2021   19:02 Diperbarui: 25 September 2021   19:06 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Bab 2

"Kamu kelihatannya begitu nervous sekali Nona?" tegurnya secara halus padaku, sembari melontarkan senyum manisnya. Dia seperti mengetahui kesulitan yang sedang aku hadapi.

Dengar teguran halus tersebut langsung membuat wajahku semburat memerah. Aku menjadi malu diri, akibat kekonyolanku tadi. Aku tak menyadari di depanku sudah duduk seorang mahasiswa tampan dan mempesona. Padahal aku tidak mengetahui kalau cowok yang ada di depanku ini selalu mencuri pandang diriku. Cukup lama juga dia memperhatikan tingkah-lakuku. Ternyata dia pandai juga memanfaatkan momen untuk sekedar bertegur sapa denganku. Tanpa aku sadari juga, kelihatannya dia ada hati juga padaku. Dasar cowok...!

Kemudian lanjutnya, "Ada yang perlu saya bantu Nona?"

"Oh, tidak! Terima kasih," jawabku singkat, tersipu-sipu. Aku semakin menunduk malu. Tapi sembari menunduk sempat juga aku lirik paras mahasiswa yang ada di depanku itu. Dadaku mendadak bergemuruh melihat wajah tampan yang ada dihadapanku ini. Wouuu... cakep sekali, batinku.  Tubuhnya pun cukup atletis, seperti Anjas Asmara gitu loh! Melihat dirinya aku sampai lupa akan tugas yang harus aku selesaikan segera. Apalagi aku tau siapa dirinya ini. Aditya Jiwandono, seorang aktivis kampus dan selalu menjadi buah bibir para mahasiswi, itu loh... Setiap mahasiswi sekampusku tak henti-hentinya membicarakan Aditya Jiwandono ini saban harinya. Mereka selalu berharap ingin menjadi pacar sang aktivis yang kesohor akan intelektualitas dan kharismatiknya ini. Seorang mahasiswa yang cerdas dan selalu dihormati dan disegani, baik oleh kalangan mahasiswa maupun dosen loh... Kebetulan Aditya Jiwandono ini, satu angkatan dengan diriku dan sama-sama duduk pada semester VII. Bedanya, dirinya jurusan Kedokteran sedangkan diriku jurusan Psikologi.

               "Benar Nona tak perlu bantuan, nih?" sambungnya lagi.

               Ngotot juga nih orang, batinku. Akupun menjadi keki juga dan dadaku berdebar-debar. Namun aku kuatkan diriku untuk mengangkat wajahku, menatap wajahnya yang mempesona itu. Tanpa sengaja mataku sempat melirik buku yang ada di tangannya. Akupun langsung terkesima dan menjatuhkan mataku pada buku Cara Cerdas (Smart) Mengatasi Kesulitan Belajar karangan Drs. Hendra Surya yang ada ditangan pemuda itu. Wah, kebetulan juga nih, ada jalan bagiku untuk menyambut tawarannya.

               "Oya, memang saya lagi butuh bantuan kamu, nih. Itupun, kalau kamu tidak keberatan. Boleh aku pinjam buku yang ada ditangan kamu itu?" sosorku dengan harap-harap cemas. Tak aku sangka buku yang aku cari ada ditangannya Aditya ini. Tapi dia tidak langsung memberi permintaanku, dia malah terus memandangiku dengan kagum. Sedangkan aku sangat menggantungkan harapan pada buku yang ada di tangan Aditya ini. "Tolong deh! Saya ada tugas mendesak nih...berkaitan dengan buku itu," sambungku.

               Tapi, Aditya malah menjatuhkan matanya pada tumpukan buku-buku yang ada di sisi kiri mejaku dan buku yang sedang aku baca. Lalu dia memandangku lagi dengan nada keheranan.

               "Lho, bukankah dihadapan kamu sudah cukup banyak buku Psikologi Pendidikan?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun