Mohon tunggu...
Helma Herawati
Helma Herawati Mohon Tunggu... Guru - GURU SD NEGERI JETIS 1 YOGYAKARTA & PENDIRI PONPES AN-NUUR KERINCI

HELMA HERAWATI, Lahir di Siulak Panjang- Kerinci-Jambi, Hobby membaca dan menulis, Pekerjaan Guru SD Negeri Jetis 1 Yogyakarta dan Pembina Pondok Pesantren AN-NUUR KERINCI

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Senyum Manis Menoreh Luka

21 Agustus 2023   00:10 Diperbarui: 21 Agustus 2023   00:58 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

********

Rumah nenek berada di dusun/desa yang ramai penduduk, disini ada puskesmas tapi  tidak ada dokter yang bertugas hanya ada 1 mantri kesehatan yang melayani secara keseluruhan, adik dibawa ke puskesmas tetapi pak mantri tidak berada di tempat, beliau sedang mengunjungi pasien yang sakitnya sudah parah dan rumah cukup jauh.

Hari semakin gelap dan pak mantri  belum datang, ingin membawa adik ke RSU, namun kondisi saat itu tidak memungkinkan, Rumah Sakit Umum berada di Kota Kabupaten dengan jarak 15 km dan tidak ada oplet atau angkutan yang kesana, akhirnya adik di bawa pulang dan berobat sama orang pintar,

Di rumah nenek banyak tamu, semua keluarga berkumpul, Mak ingin mandi dan sholat isya, beliau menitipkan adik pada kakaknya, tapi adik tidak mau, ia menggelengkan kepalanya, ia mau bersama ku, sambil mengulurkan tangannya ia menyebut nama ku "Uni En" aku menyambut tangannya, dan duduk bersimpuh memeluknya, aku mencium keningnya, ia pun membalas ciumanku, berkali-kali ia mencium pipiku, aku tersenyum ia pun tersenyum, aku menawarkan minum, "Nan mau minum ? ia menggeleng". Nan mau makan roti?  Ia menggeleng, lalu ia berkata: Nan mau tidur, sambil tersenyum ia merangkulku, aku membalas senyumannya sambil memindahkan posisi tangan kanannya ke bagian bawah ketiakku dan tangan kiri nya menyambung di bagian punggungku, sedangkan posisi tangan kiriku tepat di bagian kuduknya dan menyambung dengan tangan kananku di punggungnya, kami berpelukan sangat erat seperti bayi kembar siam yang tak ingin dipisahkan, adikku semata wayang tertidur pulas di pangkuan ku.

Pada keheningan malam jarum jam berdetak detik, adik ku tertidur pulas di pangkuan ku, kedekap tubuhnya sangat erat, hingga kurasakan hangat tubuhnya dan aroma napas nya yang harum bak wanginya bunga melati kembang setaman, dalam hati aku berkata, tidurlah lah dik, uni akan menjaga mu, dekap lah tubuh uni dan rasakan betapa uni ingin melakukan yang terbaik untuk mu Adikku sayang,  para tamu sudah berangsur pulang, yang tinggal hanya nenek dan mak andak (kakak ibu), Abak sudah tertidur karna kelelahan,  Mak menyapa ku,

 "Nak, adikmu sudah tidur?",  Sambil menganggukkan kepala, ku jawab Ya mak, letakkan adik di kasur ini, sambil menyiapkan tempat tidur,

Lalu Mak mengampiri ku, sini Mak yang memindahkan,

Aku memberikan adik pada Mak, spontan Mak langsung menjerit histeris, menangis meraung-raung, anaak ku ....anaaaaaak ku, jangan pergi nak... jangan tinggalkan Mak,

Aku binggung, aku tidak mengerti apa-apa, aku hanya menatap Mak, kemudian nenek ,mak dan mak andak berangkulan, aku semakin bingung, melihat keluarga pada menangis semuanya, Abak yang tadi nya tertidur langsung terbagun melihat adik, abak menciumnya berulang kali, Abak ingin mengambilanya dari Mak, tapi Mak tidak mau melepaskan pelukannya,  lalu Abak datang pada ku, langsung memeluk ku, ku lihat mata abak juga basah, namun abak tetap tenang, beliau berbisik, Adik mu sudah pergi meninggalkan kita  untuk selamanya, aku masih belum memahami perkataan abak, aku tertidur di pangkuan abak.

*********

Tamu di rumah ku semakin banyak, bahkan tidak cukup tempat duduk, sebagian ada yang duduk di halaman rumah, aku tidak mengerti apa yang sedang dilakukan, perhatian ku dialihkan dengan bermain bersama anak2 keluarga yang sebaya ku, di temani bibi ku, setelah pengurusan jenazah adik ku di bawa ke pemakaman umum, aku ikut mengantarkan adik ke tempat peristirahatannya yang terakhir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun