Refleksi atas Keputusan Bisnis dan Etika: Pendekatan reflektif mendorong kita untuk mempertanyakan etika dan dampak sosial dari praktik transfer pricing. Menggunakan teori-teori dari tokoh seperti Isaiah Berlin, Friedrich Hayek, dan John Stuart Mill, kita dapat merenungkan bagaimana kebebasan individu dalam konteks ekonomi (terutama kebebasan perusahaan untuk memanipulasi harga transfer antar entitas) dapat berkonflik dengan nilai-nilai sosial dan kewajiban pajak yang adil.
Refleksi atas Kewajiban Sosial dan Ekonomi: Di sini, kita mempertanyakan apakah kebebasan yang diberikan kepada perusahaan untuk menggunakan transfer pricing sesuai dengan prinsip moral atau sosial yang lebih besar. Dalam hal ini, kita merujuk pada teori-teori kebebasan negatif dan positif yang dikembangkan oleh Berlin dan Hayek. Kita bisa merefleksikan bagaimana kebebasan untuk menghindari pajak (kebebasan negatif) dapat berimplikasi pada ketidakadilan sosial, sementara kebebasan positif mungkin mengarah pada kebutuhan untuk bertanggung jawab terhadap kesejahteraan sosial.
3. Pendekatan Kontemplatif
Kontemplasi tentang Ketidaksadaran Ekonomi: Dalam hal ini, transfer pricing bisa dilihat sebagai manifestasi dari kehendak yang tidak sepenuhnya sadar (ketidaksadaran) dalam sistem ekonomi. Berdasarkan teori Sigmund Freud, kita bisa melihat bagaimana perusahaan (sebagai entitas kolektif) mungkin didorong oleh motif ekonomi yang lebih dalam dan tidak disadari, yaitu keinginan untuk menghindari pajak dan memaksimalkan keuntungan, tanpa benar-benar mempertimbangkan dampak sosial atau moral dari tindakan mereka.
Kontemplasi atas Hubungan Antara Kekuasaan dan Ekonomi: Di tingkat yang lebih mendalam, kita bisa menggunakan teori Michel Foucault tentang kekuasaan dan pengetahuan untuk memahami bagaimana transfer pricing, sebagai praktik ekonomi, berhubungan dengan hubungan kekuasaan global antara negara dan perusahaan multinasional. Pemikiran ini menggugah kita untuk merenung lebih jauh tentang bagaimana kebijakan pajak dan regulasi internasional berinteraksi dengan strategi bisnis yang berfokus pada penghindaran pajak melalui transfer pricing.
4. Penggunaan Teori-teori Besar untuk Menjelaskan TP
Genealogi Utilitarianisme Bentham dan Mill: Dengan menggunakan teori utilitarianisme Bentham dan Mill, kita bisa menganalisis transfer pricing sebagai suatu strategi yang pada akhirnya bertujuan untuk mencapai "kebaikan terbesar untuk jumlah terbesar". Di sini, transfer pricing bisa dilihat sebagai upaya perusahaan untuk memaksimalkan keuntungan dengan cara yang efisien, meskipun hal itu bisa berujung pada penghindaran pajak dan ketidakadilan sosial. Genealogi ini membantu kita memahami bagaimana TP berakar dalam nilai-nilai ekonomi yang berfokus pada efisiensi dan keuntungan.
Teori Kebebasan Positif dan Negatif oleh Hayek dan Berlin: Teori ini bisa digunakan untuk menggali dua dimensi kebebasan yang ada dalam konteks transfer pricing. Kebebasan negatif---yaitu kebebasan dari campur tangan eksternal---mungkin mendukung praktik transfer pricing untuk menghindari pajak. Sementara itu, kebebasan positif, yang berfokus pada pemberdayaan individu untuk bertindak sesuai dengan tujuan dan kepentingan kolektif yang lebih besar, mungkin mengarah pada keharusan untuk mempertimbangkan kepatuhan pajak dan tanggung jawab sosial dalam praktik transfer pricing.
Teori Lacan dan Kristeva: Lacan dan Kristeva memberikan pandangan psikologis yang dapat digunakan untuk merenungkan bagaimana identitas dan kesadaran subjektif dalam dunia bisnis dibentuk oleh struktur ekonomi dan sosial. TP bisa dianggap sebagai praktik yang berakar pada ketidaksadaran kolektif yang dipengaruhi oleh simbolisme hukum, ekonomi, dan kekuasaan yang mendasari keputusan perusahaan. Pemikiran ini mendorong kita untuk mempertanyakan lebih dalam tentang bagaimana entitas ekonomi (perusahaan) berinteraksi dengan dunia hukum dan sosial melalui struktur yang lebih simbolik.
Teori Marx tentang Kapitalisme dan Eksploitasi: Dengan mengacu pada teori Marx, kita dapat melihat bagaimana transfer pricing adalah ekspresi dari hubungan kapitalis, di mana perusahaan berusaha memaksimalkan keuntungan mereka dengan cara menghindari pajak yang seharusnya digunakan untuk redistribusi kekayaan. Teori ini memungkinkan kita untuk merenung tentang bagaimana TP mencerminkan dinamika ketidakadilan sosial dalam sistem ekonomi global.
How ?