Mohon tunggu...
Helena Putri Sibarani
Helena Putri Sibarani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Tarutung

Seorang Mahasiswi di IANKN Tarutung, Prodi PAK, Fakultas Ilmu Pendidikan Kristen.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Tenaga Perencanaan Pendidikan Profesional

12 Desember 2022   15:10 Diperbarui: 12 Desember 2022   15:17 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Helena Putri Sibarani

Mahasiswi Institut Agama Kristen Negeri Tarutung

E-mail : helenasibarani123@gmail.com

Helena Turnip, M.Pd

Dosen Institut Agama Kristen Negeri Tarutung

E-mail : helenaturnip02@gmail.com

Abstract

A nation's primary objective is education, and a well-educated population leads to a well-functioning society. Teachers are frequently portrayed as the primary driving force in the field of education with the greatest number, and they are then expected to advance the field. Despite the fact that they frequently receive unfair treatment, teachers have extremely demanding educational responsibilities. This qualitative study uses data from a literature review. The problems of planning, procuring, placing, fostering, or developing the assessment and dismissal of educational staff in a cooperative system to achieve educational goals and realize the actual function of the school are related to the management of educational staff, which is an integral series of activities.

Keywords: Education, Educators, Planning

 

Abstrak

Tujuan utama suatu bangsa adalah pendidikan, dan populasi yang terdidik dengan baik mengarah ke masyarakat yang berfungsi dengan baik. Guru seringkali digambarkan sebagai tenaga penggerak utama dalam bidang pendidikan dengan jumlah terbesar, dan mereka kemudian diharapkan untuk memajukan bidang tersebut. Terlepas dari kenyataan bahwa mereka sering menerima perlakuan tidak adil, guru memiliki tanggung jawab pendidikan yang sangat menuntut. Penelitian kualitatif ini menggunakan data dari tinjauan pustaka. Masalah perencanaan, pengadaan, penempatan, pembinaan, atau pengembangan penilaian dan pemberhentian tenaga kependidikan dalam suatu sistem gotong royong untuk mencapai tujuan pendidikan dan mewujudkan fungsi sekolah yang sebenarnya, berkaitan dengan pengelolaan tenaga kependidikan yang merupakan satu rangkaian integral.

Kata Kunci: Pendidikan, Tenaga Pendidik, Pengelolaan

PENDAHULUAN

Tujuan utama suatu bangsa adalah pendidikan, dan populasi yang terdidik dengan baik mengarah ke masyarakat yang berfungsi dengan baik. Guru seringkali digambarkan sebagai tenaga penggerak utama dalam bidang pendidikan dengan jumlah terbesar, dan mereka kemudian diharapkan untuk memajukan bidang tersebut. Terlepas dari kenyataan bahwa mereka sering menerima perlakuan tidak adil, guru memiliki tanggung jawab pendidikan yang sangat menuntut. Sultan Masyhud, sebagaimana dikemukakan (2014: 14), mereka bekerja dengan peralatan yang tidak mendukung dan menerima gaji yang tidak seberapa. Ketika dihadapkan pada segudang kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, tugas guru pun terasa lebih berat dan rumit, meskipun kurang mendapat dukungan dan lingkungan kerja yang tidak bersahabat (Gunawan, 1981: 21).

Oleh karena itu, wajar jika permintaan sekolah dan pekerjaan instruktur juga meningkat. Atau dengan kata lain, masyarakat membutuhkan sekolah yang unggul, guru yang berilmu, dan kesempatan belajar sebanyak-banyaknya (Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, 2012: 5). Hal inilah yang kemudian menjadi pendorong semangat guru untuk memajukan lembaga pendidikan, diawali dengan kesadaran bahwa pendidik harus selalu berupaya meningkatkan kualitas dirinya dan mendidik pendidik dalam persiapan, pelaksanaan, dan bidang lainnya.

Administrasi sekolah sangat bergantung pada guru dan tenaga kependidikan. Ketersediaan guru yang berkualitas juga sebagian besar bertanggung jawab untuk menjaga pengajaran berkualitas tinggi. Setidaknya ada empat aspek kompetensi yang dapat dijadikan indikator kualitas guru: kualitas kepribadian, sosial, profesional, dan pendidikan. Agar terjadi interaksi pembelajaran yang berkualitas, penguasaan keempat aspek tersebut dapat menjadi modal minimal. Tenaga kependidikan tidak mungkin dikeluarkan dari administrasi sekolah, sehingga menjadi salah satu kriteria penilaian sekolah.

Mereka adalah fondasi utama sekolah untuk manajemen. tidak hanya dalam hal administrasi, tetapi juga dalam hal membuat pilihan strategis. Pengalaman berbagai sekolah menunjukkan bahwa partisipasi aktif tenaga kependidikan dapat memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan sekolah. Akibatnya, dua entitas yang disebutkan di atas harus dikelola secara efektif. Kepala sekolah berperan penting dalam memberdayakan pendidik dan tenaga kependidikan.

Untuk melaksanakan Peraturan Nomor 20 Tahun 2003 telah ditetapkan Undang-undang Tidak Resmi Nomor 19 Tahun 20042 tentang Pokok-Pokok Instruksi Publik yang memuat pedoman tentang: (1) isi; 2) prosedur; 3) kecakapan lulusan 4) personel yang dipekerjakan dalam pendidikan; 5) prasarana dan sarana; 6) papan; (7) pendanaan; dan standar penilaian pendidikan. Dalam tulisan ini, hanya pendidik dan tenaga kependidikan yang akan disorot. Idealnya, pendidik dan tenaga kependidikan harus terus belajar dan berkreasi mengembangkan diri dengan penemuan-penemuan baru di bidang pendidikan mengingat kemajuan zaman dan tantangan yang semakin berkembang dewasa ini (Bachtiar, 2016).

TINJAUAN TEORI

Pendidikan

Sesuai Melmambessy Moses, instruksi adalah metode yang terlibat dengan memindahkan informasi secara efisien dimulai dengan satu individu kemudian ke individu berikutnya sesuai prinsip yang ditetapkan oleh spesialis. Dalam pendidikan baik formal maupun informal, diharapkan transfer pengetahuan akan mengubah perilaku, pemikiran, dan kematangan kepribadian.

Teguh Triwiyanto menegaskan bahwa pendidikan adalah upaya membangkitkan sesuatu dalam diri manusia dengan memberikan pengalaman belajar yang terprogram sepanjang hayat dalam bentuk pendidikan formal, nonformal, dan informal di sekolah dan di luar sekolah dengan tujuan memaksimalkan kemampuan individu. sehingga siswa dapat berpartisipasi dengan baik dalam kehidupan di masa depan. Oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan pada hakekatnya adalah suatu proses pemberian pengetahuan yang disengaja dan terencana untuk mengubah tingkah laku manusia dan mendewasakan individu melalui proses pengajaran, yang dapat berbentuk pendidikan formal, nonformal, maupun informal. 

Dalam Hasibuan, Melmambessy Moses menegaskan bahwa pendidikan adalah ukuran kemampuan seseorang untuk menyelesaikan suatu tugas. Seseorang dianggap mampu menduduki jabatan tertentu jika memiliki latar belakang pendidikan. Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan sistem pendidikan suatu bangsa akan menentukan kemajuannya.

Tujuan pendidikan adalah menyiapkan tenaga kerja. Masuk akal jika kemampuan pegawai dapat ditingkatkan melalui pendidikan agar dapat melaksanakan tugas, pekerjaan, dan wewenang yang telah diberikan kepadanya. Pendidikan sekolah disebut juga pendidikan formal, dan pendidikan nonformal disebut juga pendidikan nonformal adalah sarana dimana pendidikan disusun untuk memenuhi fungsi tersebut.

Tenaga Pendidik

Guru adalah pendidik yang membantu siswa dan lingkungannya mengidentifikasi satu sama lain dan menjadi panutan (Sudarwan Danim, 2011: 5). Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, guru adalah pendidik profesional yang tugas utamanya mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Lebih lanjut dijelaskan bahwa guru memegang peranan penting dalam pendidikan karena selain memberikan pengetahuan kepada siswa, juga diharapkan dapat mengajarkan siswa tentang karakter yang baik dan menjadi teladan bagi mereka. Penulis mengambil kesimpulan, berdasarkan beberapa kutipan di atas, bahwa guru adalah agen pembaharuan. Mereka dapat menjadi panutan bagi mahasiswa dan masyarakat dimanapun mereka berada, serta dapat mengajarkan kepada mahasiswa berbagai keterampilan baru yang akan membuat mereka berguna bagi bangsa dan negara.

Istilah fasilitator pada awalnya digunakan dalam dunia pendidikan lebih untuk memajukan pendidikan orang dewasa (andragogy), khususnya di lingkungan pendidikan nonformal. Namun di Indonesia, istilah "fasilitator" akhir-akhir ini mulai digunakan di lingkungan pendidikan formal sekolah, khususnya berkaitan dengan peran guru dalam melaksanakan interaksi belajar mengajar. Hal ini sejalan dengan pergeseran makna pengajaran yang lebih menekankan pada aktivitas siswa. 

Menurut Wina Senjaya (2008), peran guru sebagai fasilitator adalah memberikan kegiatan yang membantu siswa berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Perubahan pola hubungan guru-siswa yang sebelumnya lebih bersifat "top down" menjadi hubungan kemitraan diakibatkan oleh peran guru sebagai fasilitator. Dalam hubungan "top-down", guru sering dipandang sebagai "atasan" yang biasanya otoriter, banyak memerintah, dan memberikan instruksi dengan cara birokrat. Sebaliknya, siswa lebih dipandang sebagai "bawahan" yang harus selalu menuruti keinginan dan petunjuk guru. Berbeda dengan pola hubungan "top-down", di mana guru dan siswa bekerja sama sebagai mitra, guru menyediakan lingkungan belajar yang demokratis dan menyenangkan bagi siswanya. Akibatnya, guru harus mampu menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang dikembangkan pendidikan kemitraan agar dia dapat memenuhi perannya sebagai fasilitator.

METODE

Penelitian ini bersifat kualitatif dan menggunakan metode kepustakaan atau kepustakaan. Studi kepustakaan juga dikenal sebagai metode pengumpulan data yang menggunakan buku atau referensi untuk mendukung penulisan dengan mengisi atau mencari data yang diperlukan dari literatur, referensi, majalah, makalah, dan sumber lain untuk mendapatkan data tertulis dengan membaca ulasan yang berkaitan dengan masalah tulisan. Tulisan penulis disini tentunya tidak terlepas dari pencarian data penelitian kepustakaan. Disini penulis menggunakan konsentrasi menulis dengan mencari berbagai informasi sebagai bantuan penulisan yang dilakukan oleh penulis yaitu dengan memanfaatkan buku harian dan web searching untuk mengumpulkan informasi dengan menyelesaikan atau mencari informasi yang dibutuhkan oleh web khususnya dari situs dan jurnal daring. Artinya, upaya penulisan yang dilakukan dapat dikatakan baik karena tidak hanya didasarkan pada gagasan penulis sendiri tetapi juga pada gagasan dan pendapat para ahli atau penulis lain. sehingga dapat dibandingkan dan referensi yang dapat mengarahkan penulis dapat digunakan.

PEMBAHASAN

Pengelolaan Tenaga Kependidikan

Permasalahan pengelolaan tenaga kependidikan merupakan suatu hal yang penting dalam sebuah  rangkaian pendidikan. Tujuan manajemen tenaga kependidikan adalah untuk memberikan mereka kemampuan, dorongan, dan kreativitas untuk:

1. Mewujudkan sistem sekolah yang dapat mengatasi kekurangannya sendiri Secara terus menerus dan dinamis menyesuaikan program pendidikan sekolah dengan kebutuhan hidup (belajar) siswa dan persaingan masyarakat.

2. Menyelenggarakan fungsi efektifitas, efisiensi, dan pemerataan dengan meningkatkan produktivitas pendidikan Mengupayakan tercapainya keseimbangan dalam kehidupan organisasi dengan menyelaraskan tujuan individu dengan tujuan sistem organisasi pendidikan.

3. Menumbuhkan suasana kerjasama dalam lembaga pendidikan sehingga untuk mendukung pengembangan profesional dan keterampilan teknis masing-masing pendidik.

Perencanaan Tenaga Kependidikan

Perencanaan tenaga kependidikan adalah suatu proses metodis dan rasional yang menjamin jumlah dan mutu tenaga kependidikan dalam berbagai formasi dan dalam jangka waktu tertentu secara akurat mencerminkan kemampuan organisasi pendidikan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Ada beberapa cara untuk merencanakan kebutuhan tenaga pendidik, seperti:

1. Master gauge, yaitu ramalan yang dibuat oleh tenaga ahli karena tenaga ahli tersebut dianggap memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap permintaan pekerjaan.

2. Perbandingan masa lalu, khususnya prediksi berdasarkan tren yang terjadi dalam tiga tahun terakhir Analisis tugas, atau mencari tahu berapa banyak orang yang dibutuhkan berdasarkan persyaratan pekerjaan.

3. Teknik korelasi adalah teknik yang menggunakan perhitungan korelasi statistik untuk menentukan kebutuhan seseorang, terutama yang terkait dengan pergantian pekerjaan, sumber daya keuangan, dan program yang ditetapkan.

4. Pemodelan, atau proses mencari tahu berapa banyak staf yang dibutuhkan berdasarkan bagaimana keputusan biasanya dibuat.

Pengadaan Tenaga Kependidikan

Pengadaan merupakan proses mencari calon guru yang berkualitas sesuai dengan persyaratan klasifikasi pekerjaan yang ada. Upaya pengadaan tenaga kependidikan yang dibutuhkan untuk mengisi jabatan tertentu dilakukan melalui pengadaan tenaga kependidikan. Melalui seleksi yang dilakukan, pengadaan ini bertujuan untuk menyeimbangkan komposisi tenaga kependidikan sesuai dengan kebutuhan dalam melaksanakan tugas kependidikan. Beberapa rangkaian dalam melakukan perencanaan tenaga kependidikan dapat dilihat sebagai berikut:

1. Melakukan penyebaran brosur sesuai dengan proses perencanaan yang telah ditetapkan

2. Melakukan pendaftaran kepada pelamar sesuai ketentuan yang telah ditetapkan.

3. Ujian dilaksanakan sesuai dengan standar seleksi dan menggunakan metode seleksi atau metode khusus yang dipersyaratkan.

4. Usia, kesehatan fisik, pendidikan, pengalaman, tujuan, temperamen, pengetahuan umum, keterampilan komunikasi, motivasi, minat, sikap, kesehatan mental, dll., Adalah beberapa kriteria yang digunakan dalam proses seleksi.

Metode atau strategi pemilihan yang dapat dilaksanakan antara lain:

1. Memperoleh informasi mengenai kandidat potensial. "Referensi pribadi" dan "referensi pekerjaan" adalah dua contoh dari informasi ini. Beberapa informasi ini dapat dikumpulkan dari dokumen atau berkas lamaran yang telah diserahkan, maupun dari kontak lainnya.

2. Menggunakan "tes" tertulis seperti tes psikologi, tes pengetahuan, dan tes yang mengukur berbagai aspek pekerjaan yang perlu dilakukan.

3. Menyelenggarakan ujian lisan dan wawancara seleksi, juga dikenal sebagai diskusi formal yang dilakukan dengan cukup detail untuk mengevaluasi pemeriksaan kesehatan atau kesehatan calon, baik melalui penyampaian informasi kesehatan maupun secara langsung oleh tim yang telah dibentuk secara matang.

KESIMPULAN

Guru merupakan elemen penting dalam pendidikan. Penciptaan strategi dan persiapan staf pengajar (SDM) yang komprehensif untuk memenuhi kebutuhan organisasi masa depan dikenal sebagai perencanaan manajemen pendidik. Pelaksanaan fungsi manajemen SDM adalah perencanaan SDM. Perencanaan ini sering diabaikan, padahal ini merupakan langkah awal dalam pelaksanaan fungsi manajemen SDM dan merupakan langkah awal yang diperlukan. Dengan melakukan persiapan ini, maka semua kemampuan SDM dapat dilakukan dengan sungguh-sungguh dan mahir. Menaklukkan sejumlah besar tenaga pendidik yang tidak mumpuni baik dalam pengalaman yang berkembang maupun penguasaan informasi dengan memberikan update, studio, bincang-bincang tentang Topik Pengajar (MGMP), dan membuka pintu bagi mereka untuk review tambahan. Tidak kalah pentingnya menyediakan sumber belajar agar mereka terus ingin berkembang. Perpustakaan guru sangat penting untuk alasan ini. Internet juga penting sehingga mereka ingin mendapatkan keuntungan dari negara lain.

DAFTAR PUSTAKA

Aianto. (2019). PERENCANAAN TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN DI SD PANCA BUDI MEDAN. Jurnal Sabilarrsyad, 4(1).

Asy-Syahiidah, N. (2020). PERENCANAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN .

Burhannudin, A. (2014). PENGELOLAAN PERENCANAAN DAN TENAGA PENDIDIK/KEPENDIDIKAN.

Khoiri, A. (2022). MANAJEMEN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PROFESIONAL DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PLUS ROYATUL ISLAM MANGARAN AJUNG JEMBER TAHUN 2021/2022. Jember: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER.

Suarga. (2019). TUGAS DAN FUNGSI MANAJEMEN PENDIDIK TENAGA KEPENDIDIKAN. JURNAL IDAARAH, 3(1).

Aianto. (2019). PERENCANAAN TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN DI SD PANCA BUDI MEDAN. Jurnal Sabilarrsyad, 4(1).

Asy-Syahiidah, N. (2020). PERENCANAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN .

Burhannudin, A. (2014). PENGELOLAAN PERENCANAAN DAN TENAGA PENDIDIK/KEPENDIDIKAN.

Khoiri, A. (2022). MANAJEMEN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PROFESIONAL DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PLUS ROYATUL ISLAM MANGARAN AJUNG JEMBER TAHUN 2021/2022. Jember: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER.

Suarga. (2019). TUGAS DAN FUNGSI MANAJEMEN PENDIDIK TENAGA KEPENDIDIKAN. JURNAL IDAARAH, 3(1).

Syahrul. (2019). Pengelolaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan di SMA Muhammadiyah Kendari. Jurnal Pengelolaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan, 25(2).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun