Mohon tunggu...
HASANUDDIN SEMM
HASANUDDIN SEMM Mohon Tunggu... Dosen - TINGGAL DIJALAN KEMAKMURAN KEL SIDODADI KEC WONOMULYO

BEKERJA SEBAGAI TENAGA PENGAJAR

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lima Sekawan

1 November 2023   13:51 Diperbarui: 1 November 2023   14:15 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

LIMA SEKAWAN

Hasanuddin  ( wonomulyo )

Anak SMA 1 Wonomulyo  berjalan sendirian masuk ke sekolah. Dia anak kelas tiga  yang insyah Allah akan menyelesaikan pendidikan di sekolah ini

Kandi...tunggu..teriak nurma dari belakang, kandi adalah nama panggilan dari Kusumah andi alauddin, anak seorang pengusaha penggilingan yang berada di sekitar sekolah, ibunya bernama ratna berprefesi sebagai guru bahasa dan sastra Indonesia

Eh. Nurma, baru sampai juga ... tegur kandi.

Iya dari tadi saya teriak=teriak tunggu, taoi kamu tidak mendengar teriakan saya

Maaf nur, saya lagi tidak fokus

Ada  apa sih, kandi kok serius sekali tanya nurma..

Iya saya lagi berfikr ssuatu yang serius, nantilah kit masuk dulu kesekolah

Iya tapi jangan lupa nanti cerita ya... ok sambil keduanya menuju kursi  masing. Masing

Sepulan sekolah kandi kembali ke kebiasannya, setelah menyelesaikan semua pekerjaan rutinnya, makan, membantu ibu bersih-bersih dan istirahat.

Setelah ini dia akan menemui ibunya dan mendiskusikan hasil bacaanya, hari ini kandi akan berdiskusi dengan ibunya tentang Satra lagendaris Manadar yaitu Kalindadaq

Kandi membaca sekilas di internet  tentang seni sastra mandar salah satu yang

https://budaya-indonesia.org/Kalindaqdaq-Syair-Puisi-Khas-Mandar

Kalindaqdaq merupakan salah satu tradisi adat yang berasal dari Mandar, Sulawesi Barat. Tradisi ini berupa penyampaian perumpamaan saat hendak menyampaikan keinginannya kepada seseorang, layaknya sebuah pantun. Biasanya penyampaian itu berupa sindiran-sindiran yang bisa membuat lawan bicara tertegun.

Kalindaqdaq juga terkadang bernuansa sebuah puisi, rayuan kepada wanita, dan bahkan berisikan motivasi atau semangat kepada pejuang pada masa perjuangan perebutan wilayah kekuasaan para raja di tanah Mandar. Kalindaqdaq sering diperdengarkan pada acara pappatammaq atau lebih dikenal sayyang pattuqdu (acara syukuran bagi yang khatam al-qur’an) yang setiap tahun diadakan secara massal di Sulawesi Barat.

Ciri kalindaqdaq, seperti umumnya puisi, adalah keterbatasannya, ketakbebasannya, yang membedakannya dengan toloq, karena toloq, seperti umumnya prosa, lebih bebas, lebih leluasa dalam bentuk dan aturan-aturan pengucapan.

Seperti halnya pantun Melayu, tembang Jawa, kelong Makassar, Elong Bugis, dan londe Toraja; maka kalindaqdaqpun diikat oleh syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi : jumlah larik dalam tiap bait, jumlah suku kata dalam tiap larik, dan irama yang tetap.

           Setelah membaca altikel tersebut maka kandi kembali penasaran dan menemui ibunya dan mendiskusikan tantang kalindadaq, namun kandi kurang puas hasil diskusinya

Suatu hari setelah menamatkan  sekolahnya, sambil menunggu penerimaan mahasiswa baru, kandi  mengajak teman-teman  nurma, marsa, ita dan mia untuk melakukan perjalanan menelusuri pulau dan pantai yang ada sulbar, mulai dari pulau sekitar binuang sampai pulau balabalakang

Lima sekawan ini memulai pertualangan  dengan misi menemukan kalindadaq yang bertema laut;`

Setelah mempersiapkan dengan rencana perjalanan dengan baik sekaligus meminta restu kepada orang tua, persiapan alat komunikasi, laktop

Lima sekawan memulai perjalanan  pertama menuju pantai aekitar Binuang lalu menyebran ke pulau battoa, Sebelum menuju  ke pulau battoa lima sekawan terlebih dahulu berselancar di dunia maya di situs https://disbudparpolman.weebly.com/wisata-pulau.html

"Battoa" berarti "Besar", sesuai dengan namanya Pulau Battoa memang adalah pulau terbesar dari 7 pulau yang ada di kawasan gugusan pulau di Polewali Mandar. Pulau-pulau ini terletak di kecamatan Binuang, Pulau Battoa dihuni oleh kurang lebih 170 kepala keluarga yang umumnya bekerja sebagai nelayan. Pulau lainnya disekitar Pulau Battoa adalah Pulau Karamasang adalah pulau yang letaknya paling timur, lalu ada juga Pulau Panampeang berasal dari kata “Passappeang” Ada juga pulau Pasir Putih ( gusung Tiraja, Pulau Dea-dea, pulau Landea, Pulau tosalama

Lima sekawan  Bermalam beberapa Hari dipu;au dan sempat melakukan perjalanan kepulau tetangga seperti pulau pasir putih

Dan malam harinya hasil interaksi dengan tokoh dan pengalamann selama perjalananb mereka diskusiakn, hasil diskusi me;ahirkan catatan singkat

Pagi yang indah ditepi pantai

Pasir putih sepanjan mata memandann

Sang surya di ufuk timur perlahan menajak

Perahu nelayan merapat ke pantai

Berjejer pulau-pulau sekitar pulau battoa

Pulau yang memiliki sejarah masing masing

Pulau memilliki keindahan masing-masing

Pulau – pulau memiliki  ciri dan julukan masing-masing

            Setelah beberapa hari melakukan pertualangan di pulau sekitar binuanng,labupatebn Polewali Mandar maka lima sekawan inu melanjutkan perjalanan menuju Kabupaten Majene, dimana  fokus kunjungan ke daerah pesisis pantai dato dan kampung nelayan yang berada disekitar dato

Sebelum menuju dato terlebih dahulu lima sekawam membuka beberapa situs untuk mencari gambaran  pantai dato https://ksmtour.com/informasi/tempat-wisata/sulawesi-barat/pantai-dato-majene-pantai-tersembunyi-di-sulawesi-barat.html

Pantai Dato Majene adalah salah satu obyek wisata pantai tropis di wilayah Sulawesi Barat dan juga wisata ini telah menjadi salah satu wisata andalan di Dusun Pangale Kelurahan Baurung Kecamatan Banggae Timur, Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat atau kira-kira 7 km dari Kota Majene. Pantai dan laut hingga saat ini masih menjadi obyek wisata andalan Kabupaten Majene baik sebagai komoditas pariwisata maupun sebagai sektor perekonomian.

Pantai Dato Majene memiliki keistimewaan tersendiri dibandingkan pantai-pantai lainnya. Letaknya seolah tersembunyi memberikan nuansa tersendiri. Untuk mencapai Pantai Dato kita harus menempuh perjalanan yang mendaki, disamping kiri dan kanan jalan terlihat rumah-rumah dan kebun-kebun masyarakat. Sepanjang jalan akan banyak dijumpai ternak sapi yang sedang memakan rumput dan bunga-bunga liar dengan warna-warni yang indah. Sampai dilokasi kita akan disuguhi pemandangan indah Pantai Dato yang berada dibawah seolah-olah memanggil untuk segera turun. Tapi hati-hati, kita harus menuruni tangga yang lumayan tinggi untuk sampai ke pantai.

Setelah menuruni tangga segera terlihat pemandangan yang indah. Pantai Dato Majene terbagi 2 bagian yaitu pantai yang berpasir putih dan pantai beralaskan karang. Di sebelah kanan tampak pasir putih dengan beberapa formasi batu karang, disebelah kiri tampak kombinasi pasir dengan karang-karang kecil dan halus. Karang yang menjorok kelaut atau karang yang berlubang karena hantaman ombak menambah keunikan dan keindahan Pantai Dato. Selain itu, di pantai ini juga terdapat batu karang berukuran besar yang terhubung dengan tangga, para pengunjung sering menaiki bukit karang pantai ini, Meniti pinggiran tebing menuju puncak karang dengan ketinggian mencapai 20 meter dari permukaan air laut merupakan suatu tantangan yang sangat mengasikan. Dari puncak karang melongok kebawah sampai penembus permukaan air laut yang sangat jernih untuk melihat ikan yang bermain diantara terumbu karang.

Lima sekawan juga sempat melakukan silaturrahim dengan warga nelayan sekitar sekitar pantai dato.

Nama Majene sangat kental dengan nama Mandar yang menjadi bagian kebudayaan di Indonesia yang memiliki rumpun dan suku (golongan bangsa besar dan bahasa yang sama asal, red). Majene, juga memiliki khas dalam kehidupan sehari-hari, baik dari segi kebudayaan maupun dalam membangun peradabannya beberapa pemerhati kota mengusulkan Majene. Sejak Tahun 2015  Diusulkan Dengan Julukan BUMI ASSAMALEWUANG

Setelah melakukan penelusuran selama dua hari maka lima sekawan membuat catatan kecil

Kota Majene, Kota Assamalewuang

Penuh dengan pantai-pantai yang indah

Kota Majene terkenal ikan Tuing-tuing

Sungguh enak rasanya

Pantai dato pantai yang indah

Terkenal seantero nusantara

Banyak dikunjungi pelancong lokal

Tak sedikit juga yang datang dari jauh

Setelah bermalam 2 malam, di salah satu hotel yang berada di pinggir pantai, maka lima sekawan elanjutnya  melanjutkan perjalanannya ke kabupaten Mamuju, dan  bermalanm disalah satu hitel bintang di tepi pantai

Malam harinya lima sekawan berjalan-jalan disekitar anjungan pantai manakarra yang sangat indah, nyaman dan hangat, sulit melukiskan dengan kata-kata, malam itu dipantai anjungan manakarra lima sekawan melakukan diskusi-diskusi ringan sambil menikmati makanan ringan dan minuman air kelapa muda seperti biasa lima sekawan menyepakati catatan

Kulihat  kekanan kelap kelip lampu di pulau

Kulihat kekiri  kelap kelip sepanjan jalan alteri kantor gubernur

Kulihat kebelakang kelap kelip di diatas guning rumah jabatan

Kulihat kedepan hanya kegelapan yang tak bertepi

Sungguh indah pantai manakarra

Tempat nonkrong warga kota

Suasananya tenang, nyaman, segar

Anak-anaak berlariang kesana kemari

Pagi-ini kami lima sekawan akan menuju pulau karampuang, seperti biasa sebelum berangkat kami melakukan pencarian data tentang lokasi tujuan https://indonesiakaya.com/pustaka-indonesia/potensi-wisata-pulau-karampuang/

Pulau Karampuang merupakan sebuah pulau yang terletak di Desa Karampuang, Kecamatan Mamuju, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat. Dengan menaiki kapal sebagai satu-satunya sarana transportasi menuju Pulau Karampuang dari pelabuhan Mamuju, pengunjung sudah bisa menikmati keindahan pulau yang disebut juga sebagai pulau buaya oleh masyarakat setempat karena bentuknya yang mirip dengan reptil tersebut ketika dilihat dari atas.

Luas wilayah dari Pulau Karampuang adalah sebesar 6,37 km2 dengan jumlah penduduk yang mencapai 2.937 jiwa. Pengunjung Pulau Karampuang akang disambut dengan dermaga kayu dari Pelabuhan Ujung Bulo yang menjorok ke laut sepanjang kurang lebih lima ratus meter. Dari dermaga yang juga merupakan landmark dari pulau ini, pemandangan bawah laut Pulau Karampuang sudah bisa terlihat dengan jelas. Keanekaragam terumbu karang mulai dari soft coral hingga hard coral menggoda semua mata yang melihatnya untuk menceburkan diri ke dalam air demi melihat kumpulan terumbu karang tersebut dari jarak dekat. Pulau Karampuang sendiri memang memiliki potensi wisata yang cukup besar yang dapat dieksplor dari keindahan bawah lautnya.

Untuk menikmati keindahan bawah laut dari Pulau Karampuang, tidaklah melulu harus dengan diving. Pengunjung sudah bisa menikmatinya dengan ber-snorkelling di dekat dermaga Ujung Bulo dan beberapa tempat lainnya di sekitar Pulau Karampuang. Hanya dengan kedalaman sekitar dua meter hingga empat, keindahan bawah laut dari pulau yang dulunya disebut sebagai Pulau Liutang ini sudah bisa dinikmati oleh para pecinta bawah laut. Di Pulau Karampuang sendiri terdapat satu spot menyelam dimana terdapat wall site yang terdiri dari kumpulan terumbu karang yang menyerupai dinding besar yang membuat pengalaman menyelam di pulai ini berbeda dengan tempat tempat lainnya.

Hasil perjalanan kami lima sekawan ke pulua yang luar biasa ini kami buarkan catatan perjalanan

Dari atas perahu  kutatap dirimu

Dari jauh sudah menampakkan keindahannmu

Dari dekat air, pantai, keanekaramanmu sudah mulai terasa

Dari injakan kakiku dirimu memang luar biasa  3

Pulau karampuan menyimpang sejuta pesona

Pulau jadi sasaran kunjung wisatawaan

Banyak spot-spot untuk selpi

Pulau karampuan kebanggaan warga sulbar

Sekembali dari pulau karampuang, maka malam harinya kami akan melanjutkan perjalanan ke beberapa gugusan pulau yng ada di balabalakang, tentu dibutuhkan waktu beberapa hari untu sampai di beberapa pulau

Tranportasi menuju gugusan pulau pulau di balabalakang dengan menggunakan kapal perintis yang khusus  melayani transportasi kesejumlah pulau pulau kecil

Ada tiga pulau sasaran yang akan kami datangi dalam rangka perjalanan  mencari kalidaddaq yang bertema laut

Kami lima sekawan  memulai pemberangkatan sekitar jam 9.00 malam, kapal yang kami tumpangi cukup besar, kami satu persatu menaiki kapal dan mencari tempat yang cocok untuk istirahat, perlahan kapal meninggalkan pelabuhan, suasana kota mamuju sungguh indah dari laut lepas, perlahan kapal semakin menjauh, dan kelap kelip lampu semakin mengecil,, sinyal seluler juga perlahan menhilang, yang memaksa kami untuk masuk kedalam untuk tidur, dan saat itu hubungan dengan keluarga benar benar hilang

Kandi....sudah Tidur ya, sapa mia .. belum .. jawab kandi, tidak bisa tidur mataku, memang sudah pernah  ke pulau ini, mia melanjutkan pertanyaan, belum jawab kandi singkat

Yuk kita ke anjungan kapal, ajak kandi, tapi jangan lupa bawah jaket karena angin sngat kencang.

Kedua sahabat ini pelan pelan ,emomggalkan kedua temannya, Mereka berdua tak lupa memesan dua cankir Kopi untuk menhangatkan badan juga  cemilan, Tak disangka marsa dan ita ikut terbangun, dan menyusul kedua sahabat ke anjungan

Lima sekawan terus bercerita sampai sekitar jam 2.00 shubuh, akhirnya mata mereka tak bisa dikompromi lagi . lima sekawan beranjak menuju ke tempat tidur dan bermimpin indah

Suara adzan shubuh daru musallah lantai 3 kapal berkumandang membangunkan Ita. Lalu membeangunkan semua  sahabat agar melaksanakan shalat shubuh di musalllah Kapal

Kapal terus berjalan menuju pulau tujuan pertama yaitu Pulau Ambo, kelima sahabat ini memilih kembali ke anjungan dan membawa sarapan dan minuman hangat, sambil menikmati saranan tak terasa sang surya di ufuk timur  secara perlahan menampakkan  cahaya yang mampu menhangatkan badan dan pulau tujuan secara perlahan mulai nampak secara perlahan

Pagi itu  suasana sangat indah, cuaca cerah, ombak hampir tidak ada yang nampak hanya lautan sepanjang mata memandang, masya Allah , angin sepoi-sepoi. Kapal sudah memulai mengurangi kecepatannya untuk mengatur strategi intuk betsandar di pelabuhan perintis pulau ambo

Alhamdulillah, teriak mia.. setelah melihat pulau ambo yang indah, air lautnya jernih memiliki dermaga

Para penumpang yang kami hormati,  kapal akan transit di pulau ambo kurang lebih 2 sampai 3 jam terdengar siara kapten  dari  pengeras suara, maka sebagiaan besar penumpang turun ke   dermaga, ada juga yang menelusuri sampai ke rumah penduduk,

Ima sekawan termasuk menjelajahi pulau ambo dengan berjalan kaki, warga pulau ambo yang sangat ramah  ada menyiapkan sarapan pagi untuk penumpang, terpampang ikan bakar segar, ikan ering, dan beberapa makanan dan minuman

Tak terasa bunyi serine kapal yang pertama pertanda penumpang diminta untuk menuju kapal daan naik keatas kapal

Setelah lima sekawan mengespoitasi pulau ambo maka mereka membuat catataan

Pulau ambo pulau yang indah

Pantainya bersih dernaga panjang

Warganya rama tamah

Pulau yang selalu kukenang

Pulau ambo penuh pesona

Tempat nelayan unuk cari ikan

Warga pulau ramah-ramah

Pulau yang kukenang selalu

Berselan beberapa menit serine kapaal berbunyi lagi pertanda kapal sudah siap berangkat,  Serine ketiga berbunyi maka kapal segera berangkat

Kapal menuju ke pulau berikutnya yaitu pulau popoongan, puau ini masih raangkain gugusan pulau balabalakan, kapal akn menempuh sekitar 6 jam, namun jika perahu  nelayan bisa hanya butuh waktu 3 sampai 4 jam

Lima sekawan masih berdiri dianjungan memandangi pulau ambo yang semakin lama semakin kecil karena  kapal semakin jauh,lalu lima sahabat ini menuju kedalam untuk istirahat, manda dan tentu saja tidur

Bangun... bangun teriaak marsa.... sudah adzan dhuhur, keempat sahabatnya. Menggosok-gorok  matanya dan duduk sejenak, lalu semua beranjak menuju WC dan ada juga menuju tempat wudhu untu menunaikan kewajibannya

Lima sekawan memesan lima mie rebus dan minuman dingin, lalu menuju ke anjungan untuk santaai dan melihat sekeliling dan pulaau yang akaan ditujuh telah terlihat, walau hanya seperti bongkahan batu kelima ssahabat ini betul betul menikmati perjalanan. Tiba-tiba kecepatan kapal berkurang, ternyata untuk berlabu di dermaga pulaau popoongan harus hati-hati, karena ada beberapa lokasi di laut tersebut dangkal dan banyak karang yang menonjol sehingga harus super hati –hati, sehingga butuh waktu yang cukuplama untu bersandaar di dermaga

Kapten menyampaikan waktu yang dibutuhkan di dermaga popoongan adalah 2.sampai 3 jam

Lima sekawan kembali turun dari kapal untuk berjalan=jalan di pulau yang tidak terlalu luas

Sama dengan pulau ambo yang warganya sangat ramah, karena sore hari penduduk menyiapkan kelapa muda dan kue-kue  khas, sungguh luar biasa enaknya

Serine kapal pertama berbunyi, lima sekawan bersama penumpan lainnya berpamitan denga warga, lalu berjalan menuju kapal.

Betapa indahnya pulau ini air laut keemasan diterpa sinar sang surya yang mulai memerah di ufuk barat, terlihat anak=anak warga pulau asyik mandi-mandi dlaut, di laut  sebelah  terdengar suara perahu nelayan yang melintas di sekitar kapal

Kapal secara perlahan meninggalkan dermaga pulau tersebut, sungguh indah pulau ini, sang surya di ufuk barat  perlahan terasa hangat, dan seakan-akan akan masuk di telan laut, sungguh pemandangan yang tiada tara, sang surya  berbentu bindar utuh seakan bertengger diatas lautan yang luas, secara perlahan masuk ditelan laut dan awan disekitar memerah, Allah akbar..... teriak mia dan diikuti  sahabatnya yang lain, Pulau popoongan semakin mengecil namun nampak indah sekali yang terangi sang surya dari belakang, lima sekawan kembali membuat catatan tentabg pulau popoongan

Ukurangmu memang tidak besar

Namun keindahanmu juga tidaklah kecil

Dermagamu tidak sepanjang dermaga lainnya

Namun keindahan sunset tiada tara

Pohon nyiurmu tidak sebanyak yang lain

Namun kenikmatan airmua sugguh luar biasa

Keramahan warganya sungguh baik

Rasanya masih ingin kembali

Pulau popoongan semakin hilang dari pandangan, waktu tempu menuju pulau berikut sekitar 3 jam, sehingga hampir dipastikan kita akaan sampai di pulau tersebut sudah malam hari

Lima sekawan kembali masuk untuk isrtirahat sebentar sekaligus  shalat magrib serta  makan malam

Tak terasa kapal kembali melambat, pertanda bahwa pulau tujuan semakin dekat, kandi berserta sahabatnya  sudah mulai merapikan tas  bawaaanya karene di pulau ini tempat terakhir karena kapal akan meneruskan perjalannya menuju kalimntan.  Dan lima sekawan akan bermalan dipulau ini sambil menunggu kapal tersebut balik dari kalimantan

Dari kejauhan dermaga pulau salissingan telah nampak karena dermaga ini dilengkapi dengan lampu penel surja yang berjajar kiri dan kanan dermaga, sehingga suasana malaam betul betul indah, air lautnya kemerahan, diterpa cahaya, sementara dermaganya yang panjang nampak seperti  landasan pacu di bandara

Setelah berpamitan dan mengcapkan terima kasih kepada kapten kapal beserta anak buah kapal ( ABK), kami lima sahabat turun dari kapal dan menuju tempat menginap sementara

Kami berjalan menelusuri jalan setapak dipulau yang gelap, sambil menahan perut yang mulai keroncongan

Pemandu kami, sambil berjalan bercerita tentang pulau ini, sejarah singkat dan lainnya

Tak terasa sampailah kami di rumah penduduk tempat menginap sementara,  dan tuan rumah telah menyiapkan makanan malam yang sudah tertata rapih di ruang tamu dan yang paling menyita perhatian kami adalah ikan bakar yang bermacam-macam dan besar besar, sunggu pengalaman yang suar untuk dilupakan

Nur. Marsa, tia dan mia.. mataa]nya mulai  sayu tanda sudah megantuk mungkin akibat kekenyangan atau memang letih, kondisi liam sekawan rupanya terpantaau tuan rumah dengan sopan mempersilahkan kami untuk istirahat di kamar yang telah ditentukan.

Suara adzan shubuh dari masjid sekitar tempat menginap membangunkaan kami semua dan kami bersiap-siap shalat berjamaah di masjid, dengan mengikuti pemilik rumah yang juga menjadi imam di masjid tersebut

Pasca shalat shubuh kami tidak langsung kembali tempat nginap, tapi kami memutuskan untuk merjalan-jalan di pulau ini, sambil menikmati suasana sejuk dipulau ini,

            Kembali kami menikmati keramahan warga yang silih berganti menminta kami mampir dirumahnya, namun kami mengucapkan terima kasih , dalam perjalanan ini kami menemukan ada dua masjid, dua sekolah, kantor des, dan kantor camat dan ujung jalan setapak kami istirahat di sebuah warung kecil yang menjual kue-kue dan minuman segar seperti kopi, teh dan lainnya. Kami berbincang dengan pemilik warug dan masyarakat yang ada disitu, tentang sejarah, latar belakang dan lainnya

Kami menemukan bahwa pulau ini adalah pusat pemerintahan kecamatan balabalakng dan juga menjadi pulau yang terbesar dan sangat terkenal sebagai penghasil ikan laut dan ikan kering yang bermutu tinggi, kami juga menemukan bahwa anak=anak di pulau memiliki tinggi badan di atas rata-rata, salah satu penyebanya dalah sejak kecil mereka menkomsi ikan yang banyak

Lima sekawan kembali membuat catatan tentang pulau ni

Pulau Salisingan pulau yang banyak ikan

Pulau yang terkenal dengan beragam ikan

Berjenis jenis ikan yang tangkap nelayan

Ikan dari pulau ini bermutu tinggi

Anak pulau ini bergisi baik

Setiao hari makan ikan

Anak sekolah berpostur tinggi-tinngi

Setiap hari Makan Nasi, makan Jepa

Tak lengkap tanpa makan ikan

Makan ikan tak perlu ragu

Nelayan pulau selalu membawa ikan

Tak terasa lima sekawan telah kembali kekampung halamannya, mereka membawa banyak kenangan yang sulit dilupakan

Hari itu mereka kembali berkumpul dirumah kandi dan mohon kepada ibu kandi selaku guru sastra untuk membantu menterjemahkan catatan kami selam perjalanan berkeliling pulau

Kandi, nur, marsa, tia dan mia...... panggil ibu kesisi semua dekat ibu, terima kasih telah melakukan perjaalanan, semoga  catatan kecilmu  bermamfaat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun