LIMA SEKAWAN
Hasanuddin ( wonomulyo )
Anak SMA 1 Wonomulyo berjalan sendirian masuk ke sekolah. Dia anak kelas tiga yang insyah Allah akan menyelesaikan pendidikan di sekolah ini
Kandi...tunggu..teriak nurma dari belakang, kandi adalah nama panggilan dari Kusumah andi alauddin, anak seorang pengusaha penggilingan yang berada di sekitar sekolah, ibunya bernama ratna berprefesi sebagai guru bahasa dan sastra Indonesia
Eh. Nurma, baru sampai juga ... tegur kandi.
Iya dari tadi saya teriak=teriak tunggu, taoi kamu tidak mendengar teriakan saya
Maaf nur, saya lagi tidak fokus
Ada apa sih, kandi kok serius sekali tanya nurma..
Iya saya lagi berfikr ssuatu yang serius, nantilah kit masuk dulu kesekolah
Iya tapi jangan lupa nanti cerita ya... ok sambil keduanya menuju kursi masing. Masing
Sepulan sekolah kandi kembali ke kebiasannya, setelah menyelesaikan semua pekerjaan rutinnya, makan, membantu ibu bersih-bersih dan istirahat.
Setelah ini dia akan menemui ibunya dan mendiskusikan hasil bacaanya, hari ini kandi akan berdiskusi dengan ibunya tentang Satra lagendaris Manadar yaitu Kalindadaq
Kandi membaca sekilas di internet tentang seni sastra mandar salah satu yang
https://budaya-indonesia.org/Kalindaqdaq-Syair-Puisi-Khas-Mandar
Kalindaqdaq merupakan salah satu tradisi adat yang berasal dari Mandar, Sulawesi Barat. Tradisi ini berupa penyampaian perumpamaan saat hendak menyampaikan keinginannya kepada seseorang, layaknya sebuah pantun. Biasanya penyampaian itu berupa sindiran-sindiran yang bisa membuat lawan bicara tertegun.
Kalindaqdaq juga terkadang bernuansa sebuah puisi, rayuan kepada wanita, dan bahkan berisikan motivasi atau semangat kepada pejuang pada masa perjuangan perebutan wilayah kekuasaan para raja di tanah Mandar. Kalindaqdaq sering diperdengarkan pada acara pappatammaq atau lebih dikenal sayyang pattuqdu (acara syukuran bagi yang khatam al-qur’an) yang setiap tahun diadakan secara massal di Sulawesi Barat.
Ciri kalindaqdaq, seperti umumnya puisi, adalah keterbatasannya, ketakbebasannya, yang membedakannya dengan toloq, karena toloq, seperti umumnya prosa, lebih bebas, lebih leluasa dalam bentuk dan aturan-aturan pengucapan.
Seperti halnya pantun Melayu, tembang Jawa, kelong Makassar, Elong Bugis, dan londe Toraja; maka kalindaqdaqpun diikat oleh syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi : jumlah larik dalam tiap bait, jumlah suku kata dalam tiap larik, dan irama yang tetap.
Setelah membaca altikel tersebut maka kandi kembali penasaran dan menemui ibunya dan mendiskusikan tantang kalindadaq, namun kandi kurang puas hasil diskusinya
Suatu hari setelah menamatkan sekolahnya, sambil menunggu penerimaan mahasiswa baru, kandi mengajak teman-teman nurma, marsa, ita dan mia untuk melakukan perjalanan menelusuri pulau dan pantai yang ada sulbar, mulai dari pulau sekitar binuang sampai pulau balabalakang
Lima sekawan ini memulai pertualangan dengan misi menemukan kalindadaq yang bertema laut;`
Setelah mempersiapkan dengan rencana perjalanan dengan baik sekaligus meminta restu kepada orang tua, persiapan alat komunikasi, laktop
Lima sekawan memulai perjalanan pertama menuju pantai aekitar Binuang lalu menyebran ke pulau battoa, Sebelum menuju ke pulau battoa lima sekawan terlebih dahulu berselancar di dunia maya di situs https://disbudparpolman.weebly.com/wisata-pulau.html
"Battoa" berarti "Besar", sesuai dengan namanya Pulau Battoa memang adalah pulau terbesar dari 7 pulau yang ada di kawasan gugusan pulau di Polewali Mandar. Pulau-pulau ini terletak di kecamatan Binuang, Pulau Battoa dihuni oleh kurang lebih 170 kepala keluarga yang umumnya bekerja sebagai nelayan. Pulau lainnya disekitar Pulau Battoa adalah Pulau Karamasang adalah pulau yang letaknya paling timur, lalu ada juga Pulau Panampeang berasal dari kata “Passappeang” Ada juga pulau Pasir Putih ( gusung Tiraja, Pulau Dea-dea, pulau Landea, Pulau tosalama
Lima sekawan Bermalam beberapa Hari dipu;au dan sempat melakukan perjalanan kepulau tetangga seperti pulau pasir putih
Dan malam harinya hasil interaksi dengan tokoh dan pengalamann selama perjalananb mereka diskusiakn, hasil diskusi me;ahirkan catatan singkat
Pagi yang indah ditepi pantai
Pasir putih sepanjan mata memandann
Sang surya di ufuk timur perlahan menajak
Perahu nelayan merapat ke pantai
Berjejer pulau-pulau sekitar pulau battoa
Pulau yang memiliki sejarah masing masing
Pulau memilliki keindahan masing-masing
Pulau – pulau memiliki ciri dan julukan masing-masing
Setelah beberapa hari melakukan pertualangan di pulau sekitar binuanng,labupatebn Polewali Mandar maka lima sekawan inu melanjutkan perjalanan menuju Kabupaten Majene, dimana fokus kunjungan ke daerah pesisis pantai dato dan kampung nelayan yang berada disekitar dato
Sebelum menuju dato terlebih dahulu lima sekawam membuka beberapa situs untuk mencari gambaran pantai dato https://ksmtour.com/informasi/tempat-wisata/sulawesi-barat/pantai-dato-majene-pantai-tersembunyi-di-sulawesi-barat.html
Pantai Dato Majene adalah salah satu obyek wisata pantai tropis di wilayah Sulawesi Barat dan juga wisata ini telah menjadi salah satu wisata andalan di Dusun Pangale Kelurahan Baurung Kecamatan Banggae Timur, Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat atau kira-kira 7 km dari Kota Majene. Pantai dan laut hingga saat ini masih menjadi obyek wisata andalan Kabupaten Majene baik sebagai komoditas pariwisata maupun sebagai sektor perekonomian.
Pantai Dato Majene memiliki keistimewaan tersendiri dibandingkan pantai-pantai lainnya. Letaknya seolah tersembunyi memberikan nuansa tersendiri. Untuk mencapai Pantai Dato kita harus menempuh perjalanan yang mendaki, disamping kiri dan kanan jalan terlihat rumah-rumah dan kebun-kebun masyarakat. Sepanjang jalan akan banyak dijumpai ternak sapi yang sedang memakan rumput dan bunga-bunga liar dengan warna-warni yang indah. Sampai dilokasi kita akan disuguhi pemandangan indah Pantai Dato yang berada dibawah seolah-olah memanggil untuk segera turun. Tapi hati-hati, kita harus menuruni tangga yang lumayan tinggi untuk sampai ke pantai.
Setelah menuruni tangga segera terlihat pemandangan yang indah. Pantai Dato Majene terbagi 2 bagian yaitu pantai yang berpasir putih dan pantai beralaskan karang. Di sebelah kanan tampak pasir putih dengan beberapa formasi batu karang, disebelah kiri tampak kombinasi pasir dengan karang-karang kecil dan halus. Karang yang menjorok kelaut atau karang yang berlubang karena hantaman ombak menambah keunikan dan keindahan Pantai Dato. Selain itu, di pantai ini juga terdapat batu karang berukuran besar yang terhubung dengan tangga, para pengunjung sering menaiki bukit karang pantai ini, Meniti pinggiran tebing menuju puncak karang dengan ketinggian mencapai 20 meter dari permukaan air laut merupakan suatu tantangan yang sangat mengasikan. Dari puncak karang melongok kebawah sampai penembus permukaan air laut yang sangat jernih untuk melihat ikan yang bermain diantara terumbu karang.
Lima sekawan juga sempat melakukan silaturrahim dengan warga nelayan sekitar sekitar pantai dato.
Nama Majene sangat kental dengan nama Mandar yang menjadi bagian kebudayaan di Indonesia yang memiliki rumpun dan suku (golongan bangsa besar dan bahasa yang sama asal, red). Majene, juga memiliki khas dalam kehidupan sehari-hari, baik dari segi kebudayaan maupun dalam membangun peradabannya beberapa pemerhati kota mengusulkan Majene. Sejak Tahun 2015 Diusulkan Dengan Julukan BUMI ASSAMALEWUANG
Setelah melakukan penelusuran selama dua hari maka lima sekawan membuat catatan kecil
Kota Majene, Kota Assamalewuang
Penuh dengan pantai-pantai yang indah
Kota Majene terkenal ikan Tuing-tuing
Sungguh enak rasanya
Pantai dato pantai yang indah
Terkenal seantero nusantara
Banyak dikunjungi pelancong lokal
Tak sedikit juga yang datang dari jauh
Setelah bermalam 2 malam, di salah satu hotel yang berada di pinggir pantai, maka lima sekawan elanjutnya melanjutkan perjalanannya ke kabupaten Mamuju, dan bermalanm disalah satu hitel bintang di tepi pantai
Malam harinya lima sekawan berjalan-jalan disekitar anjungan pantai manakarra yang sangat indah, nyaman dan hangat, sulit melukiskan dengan kata-kata, malam itu dipantai anjungan manakarra lima sekawan melakukan diskusi-diskusi ringan sambil menikmati makanan ringan dan minuman air kelapa muda seperti biasa lima sekawan menyepakati catatan
Kulihat kekanan kelap kelip lampu di pulau
Kulihat kekiri kelap kelip sepanjan jalan alteri kantor gubernur
Kulihat kebelakang kelap kelip di diatas guning rumah jabatan
Kulihat kedepan hanya kegelapan yang tak bertepi
Sungguh indah pantai manakarra
Tempat nonkrong warga kota
Suasananya tenang, nyaman, segar
Anak-anaak berlariang kesana kemari
Pagi-ini kami lima sekawan akan menuju pulau karampuang, seperti biasa sebelum berangkat kami melakukan pencarian data tentang lokasi tujuan https://indonesiakaya.com/pustaka-indonesia/potensi-wisata-pulau-karampuang/
Pulau Karampuang merupakan sebuah pulau yang terletak di Desa Karampuang, Kecamatan Mamuju, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat. Dengan menaiki kapal sebagai satu-satunya sarana transportasi menuju Pulau Karampuang dari pelabuhan Mamuju, pengunjung sudah bisa menikmati keindahan pulau yang disebut juga sebagai pulau buaya oleh masyarakat setempat karena bentuknya yang mirip dengan reptil tersebut ketika dilihat dari atas.
Luas wilayah dari Pulau Karampuang adalah sebesar 6,37 km2 dengan jumlah penduduk yang mencapai 2.937 jiwa. Pengunjung Pulau Karampuang akang disambut dengan dermaga kayu dari Pelabuhan Ujung Bulo yang menjorok ke laut sepanjang kurang lebih lima ratus meter. Dari dermaga yang juga merupakan landmark dari pulau ini, pemandangan bawah laut Pulau Karampuang sudah bisa terlihat dengan jelas. Keanekaragam terumbu karang mulai dari soft coral hingga hard coral menggoda semua mata yang melihatnya untuk menceburkan diri ke dalam air demi melihat kumpulan terumbu karang tersebut dari jarak dekat. Pulau Karampuang sendiri memang memiliki potensi wisata yang cukup besar yang dapat dieksplor dari keindahan bawah lautnya.
Untuk menikmati keindahan bawah laut dari Pulau Karampuang, tidaklah melulu harus dengan diving. Pengunjung sudah bisa menikmatinya dengan ber-snorkelling di dekat dermaga Ujung Bulo dan beberapa tempat lainnya di sekitar Pulau Karampuang. Hanya dengan kedalaman sekitar dua meter hingga empat, keindahan bawah laut dari pulau yang dulunya disebut sebagai Pulau Liutang ini sudah bisa dinikmati oleh para pecinta bawah laut. Di Pulau Karampuang sendiri terdapat satu spot menyelam dimana terdapat wall site yang terdiri dari kumpulan terumbu karang yang menyerupai dinding besar yang membuat pengalaman menyelam di pulai ini berbeda dengan tempat tempat lainnya.
Hasil perjalanan kami lima sekawan ke pulua yang luar biasa ini kami buarkan catatan perjalanan
Dari atas perahu kutatap dirimu
Dari jauh sudah menampakkan keindahannmu
Dari dekat air, pantai, keanekaramanmu sudah mulai terasa
Dari injakan kakiku dirimu memang luar biasa 3
Pulau karampuan menyimpang sejuta pesona
Pulau jadi sasaran kunjung wisatawaan
Banyak spot-spot untuk selpi
Pulau karampuan kebanggaan warga sulbar
Sekembali dari pulau karampuang, maka malam harinya kami akan melanjutkan perjalanan ke beberapa gugusan pulau yng ada di balabalakang, tentu dibutuhkan waktu beberapa hari untu sampai di beberapa pulau
Tranportasi menuju gugusan pulau pulau di balabalakang dengan menggunakan kapal perintis yang khusus melayani transportasi kesejumlah pulau pulau kecil
Ada tiga pulau sasaran yang akan kami datangi dalam rangka perjalanan mencari kalidaddaq yang bertema laut
Kami lima sekawan memulai pemberangkatan sekitar jam 9.00 malam, kapal yang kami tumpangi cukup besar, kami satu persatu menaiki kapal dan mencari tempat yang cocok untuk istirahat, perlahan kapal meninggalkan pelabuhan, suasana kota mamuju sungguh indah dari laut lepas, perlahan kapal semakin menjauh, dan kelap kelip lampu semakin mengecil,, sinyal seluler juga perlahan menhilang, yang memaksa kami untuk masuk kedalam untuk tidur, dan saat itu hubungan dengan keluarga benar benar hilang
Kandi....sudah Tidur ya, sapa mia .. belum .. jawab kandi, tidak bisa tidur mataku, memang sudah pernah ke pulau ini, mia melanjutkan pertanyaan, belum jawab kandi singkat
Yuk kita ke anjungan kapal, ajak kandi, tapi jangan lupa bawah jaket karena angin sngat kencang.
Kedua sahabat ini pelan pelan ,emomggalkan kedua temannya, Mereka berdua tak lupa memesan dua cankir Kopi untuk menhangatkan badan juga cemilan, Tak disangka marsa dan ita ikut terbangun, dan menyusul kedua sahabat ke anjungan
Lima sekawan terus bercerita sampai sekitar jam 2.00 shubuh, akhirnya mata mereka tak bisa dikompromi lagi . lima sekawan beranjak menuju ke tempat tidur dan bermimpin indah
Suara adzan shubuh daru musallah lantai 3 kapal berkumandang membangunkan Ita. Lalu membeangunkan semua sahabat agar melaksanakan shalat shubuh di musalllah Kapal
Kapal terus berjalan menuju pulau tujuan pertama yaitu Pulau Ambo, kelima sahabat ini memilih kembali ke anjungan dan membawa sarapan dan minuman hangat, sambil menikmati saranan tak terasa sang surya di ufuk timur secara perlahan menampakkan cahaya yang mampu menhangatkan badan dan pulau tujuan secara perlahan mulai nampak secara perlahan
Pagi itu suasana sangat indah, cuaca cerah, ombak hampir tidak ada yang nampak hanya lautan sepanjang mata memandang, masya Allah , angin sepoi-sepoi. Kapal sudah memulai mengurangi kecepatannya untuk mengatur strategi intuk betsandar di pelabuhan perintis pulau ambo
Alhamdulillah, teriak mia.. setelah melihat pulau ambo yang indah, air lautnya jernih memiliki dermaga
Para penumpang yang kami hormati, kapal akan transit di pulau ambo kurang lebih 2 sampai 3 jam terdengar siara kapten dari pengeras suara, maka sebagiaan besar penumpang turun ke dermaga, ada juga yang menelusuri sampai ke rumah penduduk,
Ima sekawan termasuk menjelajahi pulau ambo dengan berjalan kaki, warga pulau ambo yang sangat ramah ada menyiapkan sarapan pagi untuk penumpang, terpampang ikan bakar segar, ikan ering, dan beberapa makanan dan minuman
Tak terasa bunyi serine kapal yang pertama pertanda penumpang diminta untuk menuju kapal daan naik keatas kapal
Setelah lima sekawan mengespoitasi pulau ambo maka mereka membuat catataan
Pulau ambo pulau yang indah
Pantainya bersih dernaga panjang
Warganya rama tamah
Pulau yang selalu kukenang
Pulau ambo penuh pesona
Tempat nelayan unuk cari ikan
Warga pulau ramah-ramah
Pulau yang kukenang selalu
Berselan beberapa menit serine kapaal berbunyi lagi pertanda kapal sudah siap berangkat, Serine ketiga berbunyi maka kapal segera berangkat
Kapal menuju ke pulau berikutnya yaitu pulau popoongan, puau ini masih raangkain gugusan pulau balabalakan, kapal akn menempuh sekitar 6 jam, namun jika perahu nelayan bisa hanya butuh waktu 3 sampai 4 jam
Lima sekawan masih berdiri dianjungan memandangi pulau ambo yang semakin lama semakin kecil karena kapal semakin jauh,lalu lima sahabat ini menuju kedalam untuk istirahat, manda dan tentu saja tidur
Bangun... bangun teriaak marsa.... sudah adzan dhuhur, keempat sahabatnya. Menggosok-gorok matanya dan duduk sejenak, lalu semua beranjak menuju WC dan ada juga menuju tempat wudhu untu menunaikan kewajibannya
Lima sekawan memesan lima mie rebus dan minuman dingin, lalu menuju ke anjungan untuk santaai dan melihat sekeliling dan pulaau yang akaan ditujuh telah terlihat, walau hanya seperti bongkahan batu kelima ssahabat ini betul betul menikmati perjalanan. Tiba-tiba kecepatan kapal berkurang, ternyata untuk berlabu di dermaga pulaau popoongan harus hati-hati, karena ada beberapa lokasi di laut tersebut dangkal dan banyak karang yang menonjol sehingga harus super hati –hati, sehingga butuh waktu yang cukuplama untu bersandaar di dermaga
Kapten menyampaikan waktu yang dibutuhkan di dermaga popoongan adalah 2.sampai 3 jam
Lima sekawan kembali turun dari kapal untuk berjalan=jalan di pulau yang tidak terlalu luas
Sama dengan pulau ambo yang warganya sangat ramah, karena sore hari penduduk menyiapkan kelapa muda dan kue-kue khas, sungguh luar biasa enaknya
Serine kapal pertama berbunyi, lima sekawan bersama penumpan lainnya berpamitan denga warga, lalu berjalan menuju kapal.
Betapa indahnya pulau ini air laut keemasan diterpa sinar sang surya yang mulai memerah di ufuk barat, terlihat anak=anak warga pulau asyik mandi-mandi dlaut, di laut sebelah terdengar suara perahu nelayan yang melintas di sekitar kapal
Kapal secara perlahan meninggalkan dermaga pulau tersebut, sungguh indah pulau ini, sang surya di ufuk barat perlahan terasa hangat, dan seakan-akan akan masuk di telan laut, sungguh pemandangan yang tiada tara, sang surya berbentu bindar utuh seakan bertengger diatas lautan yang luas, secara perlahan masuk ditelan laut dan awan disekitar memerah, Allah akbar..... teriak mia dan diikuti sahabatnya yang lain, Pulau popoongan semakin mengecil namun nampak indah sekali yang terangi sang surya dari belakang, lima sekawan kembali membuat catatan tentabg pulau popoongan
Ukurangmu memang tidak besar
Namun keindahanmu juga tidaklah kecil
Dermagamu tidak sepanjang dermaga lainnya
Namun keindahan sunset tiada tara
Pohon nyiurmu tidak sebanyak yang lain
Namun kenikmatan airmua sugguh luar biasa
Keramahan warganya sungguh baik
Rasanya masih ingin kembali
Pulau popoongan semakin hilang dari pandangan, waktu tempu menuju pulau berikut sekitar 3 jam, sehingga hampir dipastikan kita akaan sampai di pulau tersebut sudah malam hari
Lima sekawan kembali masuk untuk isrtirahat sebentar sekaligus shalat magrib serta makan malam
Tak terasa kapal kembali melambat, pertanda bahwa pulau tujuan semakin dekat, kandi berserta sahabatnya sudah mulai merapikan tas bawaaanya karene di pulau ini tempat terakhir karena kapal akan meneruskan perjalannya menuju kalimntan. Dan lima sekawan akan bermalan dipulau ini sambil menunggu kapal tersebut balik dari kalimantan
Dari kejauhan dermaga pulau salissingan telah nampak karena dermaga ini dilengkapi dengan lampu penel surja yang berjajar kiri dan kanan dermaga, sehingga suasana malaam betul betul indah, air lautnya kemerahan, diterpa cahaya, sementara dermaganya yang panjang nampak seperti landasan pacu di bandara
Setelah berpamitan dan mengcapkan terima kasih kepada kapten kapal beserta anak buah kapal ( ABK), kami lima sahabat turun dari kapal dan menuju tempat menginap sementara
Kami berjalan menelusuri jalan setapak dipulau yang gelap, sambil menahan perut yang mulai keroncongan
Pemandu kami, sambil berjalan bercerita tentang pulau ini, sejarah singkat dan lainnya
Tak terasa sampailah kami di rumah penduduk tempat menginap sementara, dan tuan rumah telah menyiapkan makanan malam yang sudah tertata rapih di ruang tamu dan yang paling menyita perhatian kami adalah ikan bakar yang bermacam-macam dan besar besar, sunggu pengalaman yang suar untuk dilupakan
Nur. Marsa, tia dan mia.. mataa]nya mulai sayu tanda sudah megantuk mungkin akibat kekenyangan atau memang letih, kondisi liam sekawan rupanya terpantaau tuan rumah dengan sopan mempersilahkan kami untuk istirahat di kamar yang telah ditentukan.
Suara adzan shubuh dari masjid sekitar tempat menginap membangunkaan kami semua dan kami bersiap-siap shalat berjamaah di masjid, dengan mengikuti pemilik rumah yang juga menjadi imam di masjid tersebut
Pasca shalat shubuh kami tidak langsung kembali tempat nginap, tapi kami memutuskan untuk merjalan-jalan di pulau ini, sambil menikmati suasana sejuk dipulau ini,
Kembali kami menikmati keramahan warga yang silih berganti menminta kami mampir dirumahnya, namun kami mengucapkan terima kasih , dalam perjalanan ini kami menemukan ada dua masjid, dua sekolah, kantor des, dan kantor camat dan ujung jalan setapak kami istirahat di sebuah warung kecil yang menjual kue-kue dan minuman segar seperti kopi, teh dan lainnya. Kami berbincang dengan pemilik warug dan masyarakat yang ada disitu, tentang sejarah, latar belakang dan lainnya
Kami menemukan bahwa pulau ini adalah pusat pemerintahan kecamatan balabalakng dan juga menjadi pulau yang terbesar dan sangat terkenal sebagai penghasil ikan laut dan ikan kering yang bermutu tinggi, kami juga menemukan bahwa anak=anak di pulau memiliki tinggi badan di atas rata-rata, salah satu penyebanya dalah sejak kecil mereka menkomsi ikan yang banyak
Lima sekawan kembali membuat catatan tentang pulau ni
Pulau Salisingan pulau yang banyak ikan
Pulau yang terkenal dengan beragam ikan
Berjenis jenis ikan yang tangkap nelayan
Ikan dari pulau ini bermutu tinggi
Anak pulau ini bergisi baik
Setiao hari makan ikan
Anak sekolah berpostur tinggi-tinngi
Setiap hari Makan Nasi, makan Jepa
Tak lengkap tanpa makan ikan
Makan ikan tak perlu ragu
Nelayan pulau selalu membawa ikan
Tak terasa lima sekawan telah kembali kekampung halamannya, mereka membawa banyak kenangan yang sulit dilupakan
Hari itu mereka kembali berkumpul dirumah kandi dan mohon kepada ibu kandi selaku guru sastra untuk membantu menterjemahkan catatan kami selam perjalanan berkeliling pulau
Kandi, nur, marsa, tia dan mia...... panggil ibu kesisi semua dekat ibu, terima kasih telah melakukan perjaalanan, semoga catatan kecilmu bermamfaat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H