Mohon tunggu...
HASANUDDIN SEMM
HASANUDDIN SEMM Mohon Tunggu... Dosen - TINGGAL DIJALAN KEMAKMURAN KEL SIDODADI KEC WONOMULYO

BEKERJA SEBAGAI TENAGA PENGAJAR

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lima Sekawan

1 November 2023   13:51 Diperbarui: 1 November 2023   14:15 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Lima sekawan masih berdiri dianjungan memandangi pulau ambo yang semakin lama semakin kecil karena  kapal semakin jauh,lalu lima sahabat ini menuju kedalam untuk istirahat, manda dan tentu saja tidur

Bangun... bangun teriaak marsa.... sudah adzan dhuhur, keempat sahabatnya. Menggosok-gorok  matanya dan duduk sejenak, lalu semua beranjak menuju WC dan ada juga menuju tempat wudhu untu menunaikan kewajibannya

Lima sekawan memesan lima mie rebus dan minuman dingin, lalu menuju ke anjungan untuk santaai dan melihat sekeliling dan pulaau yang akaan ditujuh telah terlihat, walau hanya seperti bongkahan batu kelima ssahabat ini betul betul menikmati perjalanan. Tiba-tiba kecepatan kapal berkurang, ternyata untuk berlabu di dermaga pulaau popoongan harus hati-hati, karena ada beberapa lokasi di laut tersebut dangkal dan banyak karang yang menonjol sehingga harus super hati –hati, sehingga butuh waktu yang cukuplama untu bersandaar di dermaga

Kapten menyampaikan waktu yang dibutuhkan di dermaga popoongan adalah 2.sampai 3 jam

Lima sekawan kembali turun dari kapal untuk berjalan=jalan di pulau yang tidak terlalu luas

Sama dengan pulau ambo yang warganya sangat ramah, karena sore hari penduduk menyiapkan kelapa muda dan kue-kue  khas, sungguh luar biasa enaknya

Serine kapal pertama berbunyi, lima sekawan bersama penumpan lainnya berpamitan denga warga, lalu berjalan menuju kapal.

Betapa indahnya pulau ini air laut keemasan diterpa sinar sang surya yang mulai memerah di ufuk barat, terlihat anak=anak warga pulau asyik mandi-mandi dlaut, di laut  sebelah  terdengar suara perahu nelayan yang melintas di sekitar kapal

Kapal secara perlahan meninggalkan dermaga pulau tersebut, sungguh indah pulau ini, sang surya di ufuk barat  perlahan terasa hangat, dan seakan-akan akan masuk di telan laut, sungguh pemandangan yang tiada tara, sang surya  berbentu bindar utuh seakan bertengger diatas lautan yang luas, secara perlahan masuk ditelan laut dan awan disekitar memerah, Allah akbar..... teriak mia dan diikuti  sahabatnya yang lain, Pulau popoongan semakin mengecil namun nampak indah sekali yang terangi sang surya dari belakang, lima sekawan kembali membuat catatan tentabg pulau popoongan

Ukurangmu memang tidak besar

Namun keindahanmu juga tidaklah kecil

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun