Mohon tunggu...
Rena Siva
Rena Siva Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

https://www.wattpad.com/user/Rena_Siva Instagram : rena_siva08 Salam kenal. Terima kasih sudah mampir ke blog saya. Hanya satu pesan jangan menyalin karya saya tanpa izin ya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Ingin Kau Kembali

19 Januari 2018   18:55 Diperbarui: 19 Januari 2018   18:55 724
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"KEN!"

"KEN, MINGGIR!"

Adam terus saja memanggilku. Ahhh... Berisik sekali sesuaranya itu. Kuabaikan penggilannya. Terus berjalan ke arah toko buku itu. Tiba-tiba Adam menarik jaketku dan mendorong tubuhku, hingga aku tersungkur ke pinggir trotoar jalan. Bergegas aku bangkit dan tak sengaja kedua bola mataku menangkap kejadian naas itu.

Tubuh Adam tertabrak mobil yang lewat dan terpental di tengah jalan. Darah segar keluar dari kepalanya. Dengan lemas, dia berusaha mengangkat tubuhnya tapi tak mampu dilakukannya. Dia menatap lurus kearahku, seperti ingin mengungkapkan sesuatu. Dengan cepat aku berlari menghampirinya dan memeluk tubuhnya. Hatiku hancur melihat keadaannya. Air mataku terus saja mengalir. Menyesali sikapku yang tadi mengabaikannya.

Dia menatapku sambil tersenyum, dengan terbatuk. Dia terus saja bicara. Tapi, aku tak bisa mengangkap apa yang dia katakan. Hingga sebuah kalimat terakhirnya itu muncul darinya.

"Ken... Tol--ng lo baa---wakan kue d--an su---rat ini uuut---k Maa-ma. Ma---af, gue gak b---isa mee---nemu--nyaa."

###

Di samping tanah basah yang baru saja digali, aku menatap kayu nisan bertuliskan, Adam Suherman. Sosok sahabat yang tak ada di dunia ini lagi. Kejadian terakhir bersamanya berputar di otakku. Rasa bersalah terus saja menghantuiku. Mungkin aku hanyalah sosok sahabat yang cengeng mengharapkan dia hadir di hidupku saat ini, padahal aku dulu selalu mengabaikannya.

Tak ada lagi teriakan nyaring memanggil namaku.

Tak ada lagi sahabat yang akan merebut bekalku.

Tak ada lagi ejekan dan rangkulan hangat yang aku dapatkan darinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun