Mohon tunggu...
Harum Bahiya
Harum Bahiya Mohon Tunggu... Novelis - pelajar SMA

hai.. aku Hiyaa, remaja yang baru mengenal gimana sih kehidupan di SMA. dari masih duduk di bangku SMP, aku sudah mulai tertarik dengan dunia fiksi terutama novel. dari situlah aku mulai belajar buat cerita cerita.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tunggu. Ayo Pergi

17 Maret 2024   23:35 Diperbarui: 18 Maret 2024   04:44 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Salam kenal juga, aku Jihan Afifah Putri. Kau bisa memanggilku Jihan."

"Nah, untuk selanjutnya, Jihan dan Raka harus bisa berkawan baik. Sebab kalian berdua adalah vocalist band nya. Jadi, buatlah suasana diantara kalian berdua tetap baik. Jika Jihan membutuhkan sesuatu bisa bicara kepada Raka sebagai orang terdekatnya di satu divisi."

——————

Lima bulan setelah aku dan Jihan saling mengenal. Benar saja, kami akrab. Maksudku, kedekatan kami benar benar dekat. Aku merasa nyaman dengannya. Disaat kondisi keluargaku sedang tidak baik baik saja, dialah tempat ternyamanku untuk mengalihkan masalah tersebut. Aku bisa tertawa berkat melihat senyumannya.

Jam latihanku juga paling banyak bersama gadis bermanik abu ini. Setelah usai latihan rutin bersama anggota lainnya, tentunya aku dan Jihan butuh latihan tambahan berdua untuk menyesuaikan harmonisasi vocal kami. Dan hal ini tentu saja berdampak dengan diri kita kedepannya.

Aku fikir awalnya Jihan adalah wanita yang hanya berbicara jika seperlunya. Ternyata aku salah, dia benar benar cerewet dan memiliki humor yang rendah.

"Raka, sebentar aku butuh rehat sejenak ya.. tenggorokanku kering hehe." Ucapnya cengengesan.

"Santai saja Jih, nih minun dulu. Nada tinggimu sudah sempurna tadi, hanya saja di bait kedua kau terkadang masih lari dari tempo."

——————

Satu tahun setelah aku dan Jihan saling mengenal. Kini kami benar benar dekat dari yang sebelumnya. Aku mulai berani bercerita tentang masalah keluargaku  yang baru saja terjadi. Aku pernah menangis di hadapannya dengan alasan hak asuh Aqila yang kembali di perebutkan. Dan aku yang gemar mengelus pucuk kepalanya jika dia sedang putus asa.

Yang lebih mengejutkannya lagi, dalam kurun waktu satu tahun, Jihan dan Aqila sudah saling mengenal. Bahkan bisa kubilang mereka terlihat seperti adik dan kaka. Yaa.. hal ini bisa terjadi karena aku pernah mengajak Jihan kerumahku untuk melakukan rekaman suara. Saat itu Aqila sedang ada di sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun