"Aqila Hafsa, bangun dek. Sebentar lagi mas berangkat nih, ayo sini dulu ada yang mau mas bilang."
Hari ini Aqila izin tak datang ke sekolahnya sebab jarak sekolah dari rumah ibu lumayan memakan waktu, apalagi di jam berangkat kerja seperti ini.
Terdengar suara pintu terbuka dari sebrang meja makan. Sesosok gadis cantik dengan surai panjangnya yang dibiarkan tergerai bebas bertengger di depan sana. Dengan dibalut baju tidur putih dan celana hitam, perlahan dia menghampiriku seraya mengusap usap wajahnya.
"Ada apa mas?" Jawabnya menarik bangku di hadapanku.
"Aqila dengerin mas. Tadi malam ibu kirim pesan ke mas Raka kalau ibu lagi jaga nenek di rumah sakit. Kamu kalau mau susul ibu, duluan aja ya dek. Sekalian bawain baju ganti buat ibu. Mas kayanya bakal pulang telat karena ada pertemuan band hari ini. Kamu jangan lupa makan sebelum berangkat, kabarin mas Raka kalau ada apa apa, ya."
"Iya mas, iya."
"Yasudah ini kamu kunciin pintunya dulu ya, mas mau jalan nih. Omong omong, kamu lihat kunci motor mas tidak? dari kemarin mas kehilangan kunci motor."
"Yang ada gantungan beruang putih bukan? itu ada samping rak buku ibu." Manikku mengikuti jari telunjuk yang Aqila acungkan ke suatu tempat.
Setelah kudapati benda yang kucari sedari kemarin, aku mengambil tas ku di bangku yang kupakai untuk sarapan beberapa menit sebelumnya, lalu berpamitan dengan Aqila.
Jarak tempuh sekolahku dari rumah tak begitu jauh. Kalau pakai motor kurang lebih sekitar sepuluh menitan. Kalau jalan kaki ya.. satu kali lipat dari naik motor.
"Oh sayangku kau begitu.. Sempurna~~" Aku menancapkan gas tak terlalu kencang. Disepanjang perjalanan menuju tempat tujuan, kuhabiskan dengan bernyanyi. Tapi terkadang mengomentari hal hal random yang manikku tangkap selama perjalanan.