"Ayah lagi mode senggol bacok mas. Tadi sepulang kerja, ayah marah marah gajelas terus ngelampiasin ke Aqila."
"Astaga." Aku menghembuskan nafas kasar. Lagi lagi masalah pekerjaan ayah lampiaskan kepada Aqila yang tak tau apa apa. "omong omong kamu kesini naik apa aqil?" Lanjutku seraya mencari kunci motor yang belum kujumpai sejak pagi.
"Aqila pakai ojek online mas."
"Mas jemput aja ya Aqil, jam segini rawan buat anak gadis."
"Tapi Aqila sudah pesan ojeknya mas."
Sesaat aku menghela nafas lalu mengembuskannya pelan. "Yasudah kalau begitu, hati hati di jalan. Sudah malam, pakai jaketnya yaa."
Panggilan berakhir –––
Selagi aku menunggu Aqila kemari, aku berusaha menghubungi ibu yang sosoknya sedari tadi tak ku dapati di penjuru rumah ini.
Satu setengah jam sudah berlalu, tapi tanda tanda keberadaan ibu masih nihil untukku. Sedari tadi yang ku  lakukan hanya duduk di sofa tempat biasa ibu duduk seraya mengusap mengusap wajah frustasi.
Suara dering singkat terdengar dari atas meja makan, letaknya tak jauh dari tempatku duduk. Aku berdiri dan melangkahkan kaki mendekat ke sumber suara.
"Ibu ♥︎" Nama yang tertera di layar saat handphone nya menyala.