Aku tak bertemu dengannya di kampus 2 hari. Dia absen. Kata Bari, dia masih sakit. Sore ini, entah ada angin apa, dia SMS aku.
Aku mau datang kermh. Bsa??
Aku menimang-nimang. Bingung mau membalas apa. Jujur, aku memang ingin bertemu dengannya saat ini. Rasa sakit hatiku karena telah diusir olehnya tempo hari luruh karena SMS darinya. Sungguh, rasa cinta memang sering mengalahkan rasa sakit karena orang yang sama.
Akhirnya, aku membalasnya. Satu kata: bisa.
Landung datang sendiri, tanpa Bari. Dia memakai celana selutut dan kaos warna biru, warna kesukaannya kurasa. Dia datang memakai sepeda motor kiriman dari ayahnya. Begitu dia bercerita saat kutanyakan tentang sepeda motornya.
“Kau tidak akan balas dendam, kan?”
“Maksudmu?” tanyaku.
“Mengusirku.” Dia terkekeh. “Saat itu aku sedang pusing, Ren. Kuharap kamu mengerti.”
Aku tersenyum kecil.
“Kau sedang sibuk sore ini?” tanya dia. Dia melihat novel yang sedang kupegang.
“Iseng, aku tak ada kerjaan. Makanya baca novel.” Kujawab seadanya untuk menjawab keheranan mukanya melihat novel yang kupegang.