“Suaramu semakin membuatku sakit. Lagian untuk apa kamu ke sini? Mengganggu istirahatku saja.”
Ketus sekali. Aku sedikit tersentak mendengar ucapannya.
“Pulanglah,” ucapnya.
Aku diam. Aku datang untuk menengoknya, merelakan acara makan siang bersama teman-teman baruku. Tapi, Landung mengusirku.
“Aku khawatir denganmu,” ucapku perlahan, berharap dia hanya bercanda tadi.
“Aku bukan anak kecil, Ren.”
Aku tersenyum, kecut. Lalu berdiri. Kusambar tas yang tergeletak di lantai. Aku pergi dari kamarnya. Di depan kos Landung, aku bertemu Bari dan Aziz.
“Loh kok pulang, Ren?” tanya Bari.
Aku hanya mengangkat bahu, tersenyum kecil, lalu berlalu.
# # #
Aku menerima SMS dari Landung sehari setelah kejadian pengusiran itu.