Mohon tunggu...
Harry Wiyono
Harry Wiyono Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Hamba Tuhan

Sebagai : 1. Wakil Gembala GGP Betesda Pamulang 2. Sebagai wartawan sejak tahun 1984 3. Researcher di MRI (Market Riset Indonesia) 4. Researcher di Ecbis Rescons 5. Researcher di CDMI

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Jadikan Tuhan Bukan sebagai Sarana, tapi Sumber Utama

16 Oktober 2024   05:43 Diperbarui: 16 Oktober 2024   09:09 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

 

Ketika tahun 1978 anak saya yang pertama dipanggil Tuhan, kemudian disusul anak saya yang nomor dua juga dpanggil Tuhan, tidak lama kemudian istri saya mengalami strock selama 13 tahun, dan pada akhirnya meninggal dunia juga, sudah pasti jika saya menganggap Yesus sebagai sarana untuk memperoleh kelegaan pasti saya kecewa dan meninggalkan Tuhan.  Yesus yang saya anggap sebagai sarana untuk memperoleh kelegaan ternyata sia-sia. Justru ketika saya berjalan  bersama Yesus persoalan demi persoalan, permasalahan demi permasalahan datang sil;ih berganti.

 

Tetapi ketika focus utama saya hanya tertuju pada Tuhan, maka disitulah saya memperoleh pemahaman dan pengertian hidup yang sesungguhnya didalam Tuihan. Arti hidup sesungguhnya di dalam Tuhan adalah menyerahkan seluruh total kehidupan kita pada Tuhan, dan Ketika kita menyerahkan hidup kita seluruhnya pada Tuhan disitulah kita akan memahami apa maunya Tuhan dalam kehidupan kita. Kita akan mengerti sesungguhnya rencana Tuhan dalam kehidupan kita, dan kita tahu rencana Tuhan pasti yang terbaik untuk kita, karena Tuhan itu baik.

 

Ketika Yusuf dalam penyertaan Tuhan, apakah kehidupan Yusuf baik-baik saja, tidak mengalami permasalahan dan pergumulan?  Tentunya tidak, justru ketika Yusuf dalam penyertaan Tuhan, Yusuf mengalami penderitaan yang sangat berat. Yusuf sudah memperoleh ancaman pembunuhan Ketika dirumah, dan rencana pembunuhan itu terealisasi ketika Yusuf dimasukkan kedalam lubang sumur oleh saudara-saudaranya. Penderitaan Yusuf tidak sampai disitu saja, setelah di jual oleh saudara-saudaranya, kemudian Yusuf diseret oleh pedagang Mesir dengan keledai tunggangannya, Yusuf dijadikan budak di tanah Mesir, artinya Yusuf bisa diperlakukan apa saja seperti barang atau binatang dagamgan. Tidak hanya itu saja Yusuf juga di fitnah oleh istri Potifar serta di jebloskan ke dalam penjara. 

 

Demikian halnnya dengan Daud, Ketika Daud dalam penyertanaan dan berjalan bersama dengan Tuhan, apakah kehidupan Daud baik-baik saja? Tidak ada bedanya dengan Yusuf kehidupan Daud juga banyak mengalami penderitaan, bahkan rencana pembunuhan sudah direncanakan sejak Daud ada dalam kandungan oleh orang tuanya sendiri.  Kemudian setelah hadir di dunia Daud juga tidak kehendaki di dalam rumah tangganya, hal ini terlihat jelas atas perlakuan orang tuanya dimana kakak-kakaknya dipekerjakan di istana sebagai prajurit, sermentara Daud dipekerjakan sebagai penjaga domba yang berjumlah hanya 3 ekor. 

 

Dari sikap orang tua Daud ini sudah jelas menunjukkan bahwa Daud tidak dikehendaki keberadaannya di tengah keluarga. Orang tua Daud berharap agar Daud segera mati diterkam binatang buas Ketika sedang menggembalakan dombanya, karena ketika binatang buas hendak menerkam dombanya, maka yang dihadapi pertamakalinya tentu Daud  Nyawa Daud tidak saja terancam oleh orang tuanya sendiri serta binatang buas, nyawa Daud juga terrancam oleh orang terkemuka di negeri itu. 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun