Mohon tunggu...
Harry Wiyono
Harry Wiyono Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Hamba Tuhan

Sebagai : 1. Wakil Gembala GGP Betesda Pamulang 2. Sebagai wartawan sejak tahun 1984 3. Researcher di MRI (Market Riset Indonesia) 4. Researcher di Ecbis Rescons 5. Researcher di CDMI

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Jadikan Tuhan Bukan sebagai Sarana, tapi Sumber Utama

16 Oktober 2024   05:43 Diperbarui: 16 Oktober 2024   09:09 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Untuk memperoleh kelegaan ternyata tidak sesimpel atau atau segampang itu, Di dalam Lukas 5:5 Tuhan bertanya kepada Simon dan  Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga". Perlu diketahui Simon adalah nelayan yang sehari-hari mencari ikan. Tentunya dia paham, pada jam berapa dan di lokasi mana jala harus ditebar agar mendapat ikan. Artinya Petrus bukannya baru belajar mencari ikan, tetapi dia sudah professional. Tetapi saat iitu Petrus tidak mendapatkan apa-apa, walau sudah bekerja seharian. Sudah pasti Simon saat itu etih lesu dan sangat galau menghadapi masalah itu. Dalam hati dan pikirannya pasti bergejolak bagaimana nanti pulang kerumah jika tidak membawa hasil tangkapan, bagaimana  rumah tanggaku, pasti anak dan istriku akan kelaparan.

 

Nah dalam keadaan seperti itu pasti bertambah kesal jika ada seseorang yang sok tahu memerintah dan mengajarinya. Namun ternyata tidak demikian, dalam keadaan seperti itu Petrus ternyata menuruti perintah Yesus, dan Ketika Petrus menuruti perintah Yesus maka terjadi mujizat besar. Disitulah letak keberhasilan itu terjadi. Petrus mau merendahkan diri.  Sekalipun Petrus sudah ahli dan pakarnya dalam bidangnya yaitu sebagai penangkap atau penjala ikan, tetapi  ternyata Petrus dalam hal ini bisa melepas kesombongannya sebagai orang yang ahli dalam menangkap ikan, dia justru mau melepas  dan menanggalkan keangkuhannya,   

 

Secara manusia, logikanya Petrus lebih dan sangat paham tentang tempat di mana jala harus ditebarkan, namun melalui peristiwa ini kita perlu meneladani sikap kerendahan hati Petrus untuk taat tunduk menuruti perintah dan perkataan Yesus dibandingkan dengan mengandalkan pengetahuan, pengalaman dan keahliannya sendiri sebagai nelayan.

 

Jadi jelas dari peristiwa ini maka dapat diambil kesimpulan, datangnya berkat semata bukan karena tempat yang diperintahkan Yesus untuk menebar jalanya lebih dalam, tetapi pada hakekatnya adalah karena Yesus sendiri sebagai sumber berkat bukan sarana berkat. Artinya jika kita focus pada Tuhan, maka berkat itu akan datang dengan sendirinya 

 

Masih ingat kisah seorang pemuda kaya, mengapa pemuda kaya ini tidak memperoleh kelegaan, bahkan dengan rasa sedih pemuda kaya ini meninggalkan Yesus. Semua itu penyebab utamanya adalah karena pemuda kaya ini hidupnya tidak focus pada Yesus. Pemuda kaya ini focus pada berkat, tidak focus pada sumber berkat itu sendiri yaitu Yesus.

 

Sekuat apapun, sehebat apapun dan sekaya apapun, tidak mungkin kita akan memperoleh kelegaan, jika hidup kita tidak terfokus pada Yesus. INGAT jangan sampai Yesus kita jadikan hamya sebagai sarana untuk mermperoleh kelegaan atau berkat. Sebab jika Yesus kita anggap sebagai sarana untuk memperoleh berkat atau kelegaan, maka setelah kita menerima berkat itu pasti kita akan meninggalkan dan melupakan pemberi atau sumber berkat itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun