Mohon tunggu...
Harry Wiyono
Harry Wiyono Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Hamba Tuhan

Sebagai : 1. Wakil Gembala GGP Betesda Pamulang 2. Sebagai wartawan sejak tahun 1984 3. Researcher di MRI (Market Riset Indonesia) 4. Researcher di Ecbis Rescons 5. Researcher di CDMI

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Jadikan Tuhan Bukan sebagai Sarana, tapi Sumber Utama

16 Oktober 2024   05:43 Diperbarui: 16 Oktober 2024   09:09 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Firman Tuhan berkata "Marilah kepada-Ku semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu" (Matius 11:28-30).

 

Ayat ini jelas merupakan suatu undangan atau ajakan kepada semua orang, tidak terkuali siapapun dan dimanapun yang masih hidup di dunia ini. Tentunya undangan ini suatu berita yang sangat menggembirakan, karena setiap orang pasti membutujhkan kelegaan, ketentraman  dan ketenangan. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang terlepas dari masalah dan pergumulan, artinya tidak ada seorangpun di dunia ini yang tidak memiliki beban. Beban itu bisa kita anggap berat atau ringan semua tergantung bagaimana kita menyikapinya.

 

Kata "Berbeban Berat" berarti memang beban yang dihadapi sangat berat sehingga tidak mampu mengatasi masalah yang dihadapi itu, bisa juga diartikan kita sudah tidak mampu dan mengalami jalan buntu. Jika demikian maka undangan atau ajakan tersebut merupakan jalan keluarnya untuk melepas rasa letih lesu itu.

 

Masih ingat kata perikop yang tertulis di dalam Kitab Ayub 7:1 disitu dikatakan "HIDUP ITU BERAT", kemudian di ayat 1 dikatakan "Bukankah manusia. Harus bergumul di bumi, dan hari-harinya seperti hari-hari orang upahan". 

 

Dari ayat tersebut sudah jelas menunjukkan bahwa semua manusia dalam  keadaan letih dan lesu, hidupnya penuh dengan beban berat. Itulah sebabnya  Tuhan memberikan undangan atau ajakan kepada setiap manusia untuk datang kepadaNya dan Tuhan berjanji akan memberikan kelegaan. 

 

Tetapi bagaimana kita bisa memperoleh kelegaan itu di dalam ayat tersebut dikatakan "AKAN". Arti kata "akan" berarti ungkapan syarat. Kata AKAN juga bisa diartikan atau dipersamakan sebagai kata "JIKA atau BILA" Dengan pengertian ini maka jika kita ingin memperoleh kelegaan maka ada syaratnya.  Nah yang menjadi pertanyaan apa syaratnya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun