Mohon tunggu...
Harry Wiyono
Harry Wiyono Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Hamba Tuhan

Sebagai : 1. Wakil Gembala GGP Betesda Pamulang 2. Sebagai wartawan sejak tahun 1984 3. Researcher di MRI (Market Riset Indonesia) 4. Researcher di Ecbis Rescons 5. Researcher di CDMI

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Jadikan Tuhan Bukan sebagai Sarana, tapi Sumber Utama

16 Oktober 2024   05:43 Diperbarui: 16 Oktober 2024   09:09 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

 

Dalam ayat tersebut dikatakan "MARILAH KEPADAKU", Kata atau kalimat yang mengatakan "Marilah KepadaKu" itu adalah kata PERINTAH, dan itu adalah perintah Tuhan sendiri. Dengan demikian maka dapat disimpulkan, jika kita ingin mendapatkan kelegaan terlepas dari letih lesu, syaratnya kita harus mengikuti perintah Tuhan. 

 

Kata "Marilah Kepada-Ku" mempunyai 2 makna. Makna pertama adalah supaya kita aktif bukan pasif. Artinya kita harus bergerak dan bergerak. Untuk memperoleh segala sesuatu, tidak bisa kita hanya berdiam saja, harus ada usaha. Tidak mungkin kita mendapatkan berkat, jika kita hanya berpangku tangan, bermalas-malasan. Kita akan memperoleh berkat yang berkelimpahan jika ada usaha dan yang lebih dahsyat usaha tersebut disertai oleh Tuhan. Apa yang dikerjakan oleh Yusuf pasti berhasil karena ada penyertaan Tuhan. Jadi kunci utama keberhasilan adalah usaha dan penyertaan Tuhan.

 

Ingat ketika Petrus seharian mencari menjala ikan Petrus tidak mendapatkan apa-apa, pekerjaannya sia-sia, tetapi ketika Petrus menuruti perintah Tuhan, maka apa yang dikerjakan Petrus  mendapatkan hasil yang luar biasa dan berkelimpahan, bahkan berkat itu bisa dia bagikan kepada banyaik orang. Artinya Petrus bisa menjadi berkat bagi banyak orang jika dia disertai oleh Tuhan, di dalam mengerjakan apapun juga. 

 

Makna berikutnya atau makna yang kedua selain kita harus aktif, kita juga harus mendekatkan diri pada Tuhan. Tidak mungkin Petrus bisa mendengarkan perintah Tuhan, jika Petrus keberadannya jauh dari Tuihan. Petrus harus bergerak mendekati dan menghampiri Tuhan. Setelah Petrus mendekatkan diri pada Tuhan, disitulah Petrus bisa mendengarkan suara Tuhan.  Jadi jelas kunci untuk kita bisa mendengarkan suara Tuhan kita harus ada hubungan intim dan akrab dengan Tuhan

 

Artinya jika kita ingin mendapatkan berkat yang berkelimpahan syaratnya adalah menuruti perintah Tuhan, dan untuk menuruti perintah Tuhan kita harus aktif bergerak yaitu mendekatkan diri pada Tuhan. Tetapi itu bukan berarti bahwa "TUHAN SEBAGAI SARANA UNTUK MENDAPATKAN BERKAT.  karena  "TUHAN ITU SENDIRI SUMBER BERKAT"  maka focus utama kita adalah sumber berkat itu sendiri yaitu Tuhan. Ketika kita sudah mendapatkan sumber berkat itu maka sudah barang tentu kita tidak perlu mencari lagi berkat, karena semua berkat sudah tersedia dan sudah  kita miliki.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun