Mohon tunggu...
harry purnama
harry purnama Mohon Tunggu... Konsultan - gembira menulis dengan seni. Cinta filsafat rakyat

Mature Leadership Center (MLC) Kota Depok Jabar 0821 3147 7119

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Transhuman

8 Desember 2019   10:28 Diperbarui: 8 Desember 2019   10:49 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Keempat, cryonics

Dunia yang resah gelisah, sampai tahun 1960-an masih melihat banyak kematian yang tak bisa diselamatkan. Kedokteran sebagai teknologi tahap pertama belum dapat menyelamatkan jiwa manusia. Ditengah rasa cemas & keputusasaan karena belum ditemukan teknik super longevity, beberapa futurist Amerika yang juga aktivis mulai memanfaatkan apa yang disebut cryobiology.

Bagi pemikir ketika itu, ketika microsoft windows & internet belum ada, ini adalah semacam the last resort, karena belum ada teknologi canggih yang ditemukan. Mau tak mau, harus dicari cara agar setelah matipun, manusia masih berharap-harap, akan bisa hidup lagi. Itu semua dilakukan karena teknologi kedokteran sampai hari inipun, belum bisa mengatasi sel kanker dan penyakit penuaan.

Siapa tahu kelak, ada "penyelamatan" dari generasi berikutnya, dengan ditemukannya teknologi medis super canggih, yang mampu menghidupkan kembali jenasah. Sampai sedemikian rupa besarnya, semangat manusia untuk bisa terus hidup, meski telah mati. Cryobiology, ternyata adalah ilmu siapa tahu?

Konsep pengawetan cryonics diperkenalkan pertama kali oleh Robert Ettinger, lahir tahun 1918 di Atlantic City, New Jersey (as the father of cryonics) melalui bukunya berjudul The Prospect of Immortality tahun 1962. Robert kecil yang ateis, bukan dokter, namun kemudian menjadi ahli fisika dan matematika, terobsesi oleh science fiction "The Jamesson Satellite" tahun 1931.

Konsep tersebut mendapat apresiasi luar biasa dari masyarakat dan media besar Amerika seperti The New York Times, Time, Newsweek, Paris Match, Der Spiegel, Christian Century, dst. Robert tiba-tiba menjadi selebriti cryonics. Ia membentuk The Immortalist Society pada 1967 untuk memopulerkan dan mengeksplorasi lebih jauh cryonics.

Ia juga membentuk the Cryonics Society of Michigan (CSM) yang dibantu istri keduanya (setelah istri pertama meninggal). CSM memiliki newsletter bulanan the outlook dan berganti nama menjadi the immortalist.

Dr James Bedford menjadi pasien pertama yang menjalani metode cryonics pada 1967 yang dilakukan di Alcor Life Extension Foundation di Scottsdale, Arizona. Pada 1976, Robert mendirikan The Cryonics Institute (CI) sebagai fasilitas cryonics yang terkenal  berbasis di Clinton Township, Michigan, Amerika. Hampir bersamaan Cryonics Society of New York, juga didirikan tahun 1965. Robert meninggal 23 Juli 2011 (usia 92 tahun) dan menjalani proses sebagai pasien cryonics ke 106 di The Cryonics Institute. 

Gerakan cryonics ini pertama-tama percaya bahwa, kematian adalah sebuah "proses," dari A ke Z, bukan peristiwa A titik. Kedua, gerakan cryonics ini mengandalkan teknologi "cryobiology," saya sebut teknologi "siapa tahu," ilmu serba mungkin.  Metode utama rute ini, pembekuan jenasah dengan suhu extra dingin dalam larutan nitrogen (-196 derajat celsius) lewat teknik cryptopreservation process atau disebut cryonics. Pembekuan dipercaya dapat mempertahankan sel tubuh tidak rusak atau awet.

Tubuh pasien tetap tak berubah, karena sel tak lagi membelah (biostatis) baik sel baik maupun sel kanker. Sehingga tubuh tak menua, tetap seperti awal masuk program. Jika seseorang masuk program cryonics usia 14 tahun, maka setelah 200 tahun kemudian, usianya tetap 14 tahun. Jika seandainya setelah 200 tahun, ia bisa dihidupkan kembali, ia tetap berusia 14 tahun di suatu era baru yang jauh berbeda.    

Teknik pengawetan jenasah ini dengan satu tujuan tunggal, siapa tahu nanti suatu hari, ditemukan teknik hebat untuk pasien mendapatkan pertolongan medis. Pertolongan medis kedua yang berorientasi pada molecular nanotechnology nanti, saya sebut sebagai teknologi kedokteran dan ilmu pengetahuan tahap kedua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun