Mohon tunggu...
harry purnama
harry purnama Mohon Tunggu... Konsultan - gembira menulis dengan seni. Cinta filsafat rakyat

Mature Leadership Center (MLC) Kota Depok Jabar 0821 3147 7119

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Transhuman

8 Desember 2019   10:28 Diperbarui: 8 Desember 2019   10:49 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Time frame untuk rute ini diperkirakan akan menunjukkan hasil lompatan besar mulai tahun 2030, setelah brain-scan device yang lebih canggih ditemukan. Untuk saat ini gerakan ini masih belum bisa dilihat hasilnya (baru konsep besar). Penelitian dan penciptaan alat sedang dilakukan.  

Penentang gerakan "super gila" ini selain berasal dari ilmuwan aktivis kode etik & filsuf lain seperti Francis Fukuyama, Jurgen Habermas, Joseph Weizenbaum, juga dari tokoh agamawan dunia. Barangkali ada diantara pembaca yang juga anti atau pro terhadap gerakan ini? Silahkan menilai.

Sebagai manusia normal, saya tidak sepaham dengan rute robotic machine ini, karena unsur manusianya dihilangkan dan diganti dengan mesin. Spesies manusia normal sangat mungkin terancam punah atau berkurang. Sehingga tidak ada lagi aspek kehidupan maupun kematian yang wajar.

Yang tersisa adalah mesin-mesin yang hidup tanpa roh manusia. Kondisi ini, jika benar terjadi, adalah fenomena kemanusiaan terbesar yang pernah ada. Manusia menyamai the Creator, the Higher Being dalam satu aspek, immortality. Dan menurut agama pada umumnya, gerakan ini adalah penghujatan besar, kecuali aliran Mormonisme.         

Ketiga, radical life extension (RLE)

Di rute ketiga, teknik dan metodenya sangat berbeda dengan rute pertama dan kedua. Di rute ini bertujuan untuk memperpanjang usia minimal 125 tahun dengan cara radikal merubah gaya hidup. Yang diubah adalah kebiasaan atau perilaku hidupnya.  Radical life extension (RLE) tidak mengandalkan teknologi artificial intelligence tertentu.

Teknik utamanya lebih menggunakan common-sense wellness, namun di level extreme (radikal). Gerakan ini saya anggap masih normal, karena tak merubah tubuh biologis manusia, baik dengan teknologi komputer atau metode robotik. Hampir semua orang melakukannya, hanya dengan level moderat. 

Latar belakang adanya gerakan RLE ini adalah: pertama, mereka tak mau mati muda, kedua, mereka takut mati dan ketiga, percaya bahwa merubah gaya hidup secara radikal dapat memperpanjang usia. Lalu terbentuklah komunitas dan koalisi dunia untuk para longevists, life extensionists dan immortalists.

Prakteknya ekstrem, sehingga mimpinya juga ekstrem, hidup sampai minimal berusia 125 tahun. Inilah batas minimum yang oleh para aktivis RLE ingin mereka capai. Target 125 tahun, adalah impian ideal yang sebetulnya tak ada dasar ilmiahnya. Sebuah target, yang mampu menginspirasi orang lain agar berusaha untuk umur panjang selama mungkin. Itu pointnya, menurut saya.

Meski secara statistik 125 tahun, memang impossible, sampai saat ini. Sebagai catatan kita saja, manusia tertua yang mencapai usia 122 tahun adalah usia maksimum di zaman ini. Belum ada yang melebihi 122 tahun. Anugerah umur panjang itu diterima oleh ibu Jeanne Calment dari Perancis (1875-1997). Kedua, proyeksi harapan hidup manusia di tahun 2045, baru mencapai rata-rata 90 tahun. Dan proyeksi di tahun 2100, manusia akan hidup sampai usia 100 tahun, rata-rata statistik.    

Namun,  sangat disadari penuh oleh aktivis LRE bahwa gerakan ini masih menghadapi tantangan besar. Yaitu "belum" ditemukannya strategi yang akurat secara matematika, yang dapat menjamin manusia bisa mencapai 125 tahun. Mereka tahu mereka akan mati, tapi berusaha yang terbaik sebelum kematian itu datang. Intinya adalah menunda kematian dengan gaya hidup radikal yang dapat dilakukan. Sehingga antara satu aktivis dengan aktivis lainnya, caranya berbeda-beda.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun