Gambar 4-7. Sel fotovoltaic atau sel solar
Sel fotokonduktif (juga disebut sel fotoresistif) adalah jenis transduser cahaya yg lain yg popular (lihat gambar 4-8). Energi cahaya yg jatuh pada sel fotokonduktif akan menyebabkan perubahan tahanan sel. Jenis lain yg lebih populer adalah sel fotosulfida cadmium. Apabila permukaan alat ini gelap, maka tahanan alat menjadi tinggi. Ketika menyala dg terang tahanan turun pada tingkat harga yg rendah.
Gambar 4-8. Sel Fotokonduktif
Ada dua jenis sensor fotolistrik utama yg digunakan untuk merasakan posisi. Masing-masing memancarkan sorotan cahaya (cahaya yg dapat dilihat, inframerah atau laser) dan elemen yg memancarkan sinar (gambar 4-9). Sensor fotolistrik jenis reflektif digunakan untuk mendeteksi sorotan cahaya yg dipantulkan dari target. Sensor fotolistrik melalui sorotan digunakan untuk mengukur perubahan jumlah sinar yg disebabkan oleh target yg menyeberang sumbu optik.
Gambar 4-9. Sensor fotolistrik
Gambar 4-10 menunjukan aplikasi sensor fotolistrik sifat sensor tipe ini:
· Deteksi tanpa kontak. Deteksi tanpa kontak membatasi kerusakan pada target maupun kepala sensor, memastikan usia sensor yg lebih lama dan operasi yg bebas perawatan.
· Deteksi target dari setiap bahan yg sebenarnya. Deteksi didasarkan pada jumlah sinar yg diterima atau perubahan jumlah sinar yg dipantulkan. Metode ini memungkinkan deteksi target dari material yg berbeda misalnya kaca, logam, plastik, kayu dan cairan.
· Pendektesian jarak jauh. Jenis reflektif sensor fotolistrik mempuyai jarak pendeteksian 1 m dan jenis melalui sorot mempunyai jarak pendektesian 10 m.
· Respon kecepatan tinggi. Sensor fotolistrik ini mampu merespon kecepatan sebesar 50 mikro detik(1/20.000 detik).
· Diskriminasi warna. sensor ini mempunyai kemampuan mendeteksi sinar dari listrik, didasarkan pada reflektansi dan penyerapan warnanya, jadi memungkinkan pendeteksian dan pendis-kriminasian warna.