Mohon tunggu...
Haposan Lumbantoruan
Haposan Lumbantoruan Mohon Tunggu... Freelancer - Pessenger

Pemula yang memulai hobi dengan membaca buku dan koleksi buku, menulis, sepakbola dan futsal, musik, touring dan traveling serta suka (doakan) kamu:)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sang Pelopor di Tanah Papua, C.W. Ottow dan J.G. Geissler Namanya

29 Mei 2024   22:33 Diperbarui: 29 Mei 2024   22:55 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi 2 sang Pelopor Injil di tanah Papua, C.W. Ottow & J.G. Geissler pada tanggal 05 Februari 1855. (Sumber gambar: dokpri/Haposan Lumbantoruan)

Ada dua alasannya, yakni: Pertama, soal keamanan dan keselamatan dari kedua pekabar Injil itu. Kedua, pemerintah HB mencurigai orang lain yang masuk ke daerah jajahan mereka.

Ottow dan Geissler ke Papua jika ada bukti-bukti dan argumentasi yang kuat dan yang meyakinkan bahwa tempat dimana mereka tujui tidak akan menimbulkan malapetaka bagi mereka.

Karena daerah Papua dianggap sebagai daerah yang penduduknya terkenal dalam hal peperangan, perampokan, liar, dan sebagainya.

Alasan itu menyebabkan Ottow dan Geissler tinggal kurang lebih satu setengah tahun di Batavia sambil menunggu surat izin yang di keluarkan pemerintah HB.

Geissler menyelenggarakan suatu sekolah di Batavia, sedang Ottow pergi ke sebuah kampung Makasa, di sana ia membuka sekolah bagi anak-anak Tionghoa dan Sunda.

Selama menunggu akhirnya izin ke Papua itu dikeluarkan, tetapi terbatas hanya sampai ke Ternate. Izin itu diusahakan oleh suatu badan Zending di Batavia, "Het Genootsvhap Voor In-en Vitwendige Zending".

Badan ini yang berfungsi untuk menopang para utusan yang datang dari Eropa. Demikian Ottow dan Geissler ditampung oleh badan Zending ini. Mereka hanya sampai ke Ternate, karena ke Papua ada kemungkinan untuk mengutus para pekabar injil kesana.

Hal itu didukung oleh laporan-laporan yang diperoleh bahwa Manokwari (Teluk Doreh) Barat Daya Papua, dikatakan bahwa penduduk itu bisa diajak bicara (berkomunikasi).

Laporan tersebut berasal dari seorang anggota Zending G.F. De Bruin Kops, yang pada tahun 1850, ikut kapal perang "Circe" (Belanda) Ke Nieuw Guinea dengan tujuan mengadakan penyelidikan ilmiah dalam rangkah menentukan batas Wilayah pemerintahan Hindia Belanda.

Dikatakan demikian, karena Teluk Doreh memberikan kesan baik dan menguntungkan daerah yang sangat cocok untuk menjadi tempat tinggal.

Selain teluknya yang aman, indah permai terdapat juga air minum yang melimpah ruah. Daratan Doreh memiliki tanah yang subur, beriklim sehat dan segar juga terdapat bahan baku rotan, taripan dsb, untuk bahan perdagangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun