Sejak berumur 18 tahun, Ottow sudah tertarik untuk menjadi pekabar injil. Ia termotivasi oleh khotbah dari seorang pendeta di jemaatnya.
Diatas pintu bangunan sekolah itu tertulis, "Pergilah ke seluruh dunia dan beritakan injil (Matius 28:19)". Geissler terkesan dengan kata-kata itu dan mulai sejak itu pula ia menaruh minat untuk pekerjaan Zending.
Ia suka belajar dan menggabungkan diri dengan sekelompok pemuda yang bersama menjalankan sejenis pekerjaan kader.
Dari situlah Geissler belajar banyak hal dan mengunjungi kawan-kawannya, terkadang ia mengikuti pertemuan-pertemuan Zending.
Pada tanggal 14 Agustus 1851 ketika Geissler berusia 21 tahun, dalam suatu pesta Zending ia mendengar khotbah tentang "pergilah ke seluruh dunia!". Sejak itu ia tidak ragu lagi untuk menunaikan tugas yang kemudian diembannya.
Dan seperti itulah yang terjadi pada diri Geissler, sehingga ketika ia bertemu dengan bapak Gossner dalam suatu perkumpulan "pembinaan" yang diadakan untuk calon para Zendeling, dimana bapak Gossner berbicara tentang pekerjaan Zending, rupanya Gossner dalam perkumpulan itu ia memakai pakaian yang agak menyolok.
Sebab sesudah khotbah itu, bapak Gossner berbicara kepada pemuda-pemuda yang hadir, tetapi tiba-tiba ia berpaling kepada Geissler lalu bertanya, "...dan bagaimana dengan Anda yang berbaju biru itu! Apakah Anda tidak tertarik juga untuk melakukan pekerjaan Zending?"
Atas pertanyaan ini Geissler secara spontanitas menjawabnya, "Ya!" Lalu ia menambahkan lagi bahwa ia sebenarnya tidak memenuhi persyaratan untuk menjadi seorang Zending (pekabar Injil) karena ternyata ia masih memiliki kekurangan, akan tetapi Gossner memberi motivasi kepadanya, dan ia pun dapat mengikuti pendidikan.
Pada tanggal 28 Februari 1852 ia diteguhkan sebagai seorang Zendeling dan dengan demikian ia menjadi salah satu dari murid Gossner yang kemudian diutus ke medan PI (pekabaran Injil).
Calon pertama untuk Papua, pada tahun 1850 Herdring dan Gossner saling bertemu dan sepakat untuk mewujudkan gagasan mereka mengenai pekabaran Injil, maka lahirlah apa yang disebut Zendelings Werklieden (Zending tukang).
Pertemuan tersebut dimana menjadi hubungan berusaha dan bekerja-sama mengkokritkan bagaimana konsep utusan tukang itu bisa terwujud.