Dalam situasi yang sangat sulit dan terjepit itu, akhirnya ia memutuskan untuk kuliah sambil bekerja. la mencoba berbagai pekerjaan.
Mulai dari membersihkan toko, menyapu hotel sampai bekerja di toko mesin. la mengumpulkan uang hasil kerjanya untuk membiayai hidupnya selama musim dingin.
John Sung belajar di fakultas ilmu pasti dan kimia. la sangat cerdas dan termasuk salah seorang mahasiswa yang luar biasa dalam angkatannya.
Para dosen dan temannya mengakui kehebatan John dan sangat suka bersahabat dengannya. Setiap akhir tahun, John menyabet juara kelas.
Panggilannya
Panggilan John sebagai hamba Tuhan, teristimewa sebagai Misionaris bermula ketika sang ibu tak henti-hentinya berdoa dan menyerahkan John kepada Allah, agar anaknya menjadi abdi Allah yang setia. Itu sebabnya, mereka menamainya Yu-un, yang artinya 'kasih karunia Allah'.
Pada tahun 1907, ketika Yu-un berusia enam tahun, orang tuanya pindah ke kota Hinghwa karena harus menjadi wakil kepala sekolah Alkitab Metodis. Pada usia enam tahun, ia telah memperlihatkan kecerdasannya.
la mampu menghafal semua cerita yang di dengarnya di Sekolah Minggu. Namun, sifatnya tetap keras seperti ayahnya. Karenanya tak aneh kalau mereka selalu bertengkar dan berbeda pendapat/berargumentasi.
Kebandelan Yu-un ternyata berakhir juga. Pada usia sekitar sembilan tahun ketika diadakan Kebangunan Rohani di Hinghwa, ia menyesali dosa-dosanya dan bertobat kepada Allah.
Orangtuanya menyambut gembira keputusan anaknya. Tak lama sesudah pertobatannya, sang ayah terserang penyakit asma akut dan hampir merenggut nyawanya.
la datang dan berdoa kepada Tuhan agar ayahnya disembuhkan. Tuhan mendengar doanya dan ayahnya sembuh kembali.
Pada tahun 1913, Yu-un alias John Sung memulai tugasnya sebagai abdi Allah dengan menjadi pengkhotbah cilik. Pelayanannya cukup mendapat sambutan orang-orang di daerahnya.