Juga untuk kebutuhan guru-guru sekolah, dibukanya pendidikan guru atau sekolah-sekolah (dan juga nanti termasuk fasilitas-fasilitas kesehatan).
Nommensen meminta izin untuk masuk ke pedalaman, namun dilarang oleh pemerintah, karena sangat berbahaya bagi seorang asing. Namun Nommensen tidak takut.
Ia memilih Silindung sebagai tempat tinggalnya yang baru. Ia mendapat gangguan yang hebat di sini, namun ia tidak putus asa.
Karya Pelayanan I.L. Nommensen
Nommensen adalah seorang tokoh pekabar Injil berkebangsaan Jerman yang terkenal di Indonesia. Hasil dari pekerjaannya adalah berdirinya sebuah gereja terbesar di wilayah suku bangsa Batak Toba.
Gereja itu bernama Huria Kristen Batak Protestan (HKBP). Tidak berlebihan jikalau ia di beri gelar Rasul Batak. Karena dia, maka suku Batak menjadi orang percaya, menjadi Kristen. Ia sudah memberikan seluruh hidupnya bagi pekerjaan pekabaran Injil di tanah Batak.
Pekerjaan Nommensen diberkati Tuhan sehingga Injil makin meluas di Sumatra. Sekali lagi ia memindahkan tempat tinggalnya ke kampung Sigumpar, pada tahun 1891, dan ia tinggal di sini sampai dengan meninggalnya.
Nommensen memberitakan Injil di tanah Batak dengan berbagai macam cara. Ia menerjemahkan PB ke dalam Bahasa Batak Toba dan menerbitkan cerita-cerita Batak.
Ia juga berusaha untuk memperbaiki pertanian, peternakan, meminjamkan modal, menebus hamba-hamba dari tuan- tuannya, dan membuka sekolah-sekolah serta balai-balai pengobatan.
Karena kecakapan dan jasa-jasanya dalam pekerjaan penginjilan maka pimpinan RMG mengangkatnya menjadi Ephorus pada tahun 1881. Pada hari ulang tahunnya yang ke-70, Universitas Bonn memberikan gelar Doktor Honoris Causa (H.C) kepada Nommensen.