Pada zaman dahulu kala, ketika batas antara daratan dan lautan masih samar-samar, terdapat dua kerajaan yang kerap terlibat dalam konflik yang berkepanjangan.
Dua kerajaan tersebut adalah kerajaan daratan dan lautan.
Perang berabad-abad tak kunjung berhenti di kedua kerajaan. Kedua kerajaan saling bermusuhan dan memperebutkan kekuasaan atas wilayah perbatasan laut dan daratan.
Peperangan demi peperangan pun terjadi, akibatnya banyak memakan korban jiwa dari dua belah pihak.
Raja Landnux, pemimpin Kerajaan Daratan yang memiliki temperamen tegas dan ambisius, bertekad untuk menaklukkan Kerajaan Laut demi menguasai seluruh wilayah yang ada.
Dia mengirimkan pasukannya untuk menyerang ke bagian wilayah pesisir pantai untuk melawan para prajurit Kerajaan Laut yang dipimpin oleh Raja Oceanus.
"Jangan biarkan Kerajaan laut menghalangi kita! Rebut wilayah lautan demi kejayaan kerajaan kita," teriak Raja Landnux memberi semangat dan perintah kepada para pasukannya.
Pertempuran antara Kerajaan darat dan lautan pun berlangsung lama dan tidak dapat dihentikan.
Suara lantang kedua raja saling sahut-sahutan memberi perintah agar setiap prajuritnya bertempur.
Dentuman senjata dan langkah kaki ribuan prajurit bersuara di sepanjang pesisir pantai.Â
Tumpahan darah yang sangat banyak tercurah di atas pasir pantai, sementara ombak di lautan bergelora terlihat mengerikan seakan-akan menggambarkan betapa dahsyatnya peperangan tersebut.
Di tengah-tengah pertempuran tersebut, raja Landnux diserang dan terkena anak panah hingga terluka parah.
Pangeran Arthur, anak dari raja Landnux mengetahui hal itu dan langsung menghampiri sang ayah, memegang tangannya dan memeluknya
Lalu ayahnya berkata, "Anakku, Arthur, sekarang sudah waktunya bagimu untuk memimpin Kerajaan Daratan menggantikan ayah.
Pangeran Arthur yang baru menginjak usia dewasa tercengang dan menatap ayahnya dengan penuh kesedihan dan menangis. "Ayah, jangan tinggalkan aku!"
Ayahnya menatapnya dengan keyakinan bahwa Arthur bisa menjadi raja menggantikannya dan berkata, "Arthur, kau harus melanjutkan perang ini, kalahkan Kerajaan Lautan demi kejayaan Kerajaan kita!"
Dengan kata-kata terakhir yang disampaikan itu, raja Landnux pun menghembuskan napas terakhirnya dan meninggalkan Arthur sebagai seorang raja Kerajaan Daratan.
Arthur sangat merasakan kesedihan yang menyakitkan karena dia harus kehilangan ayah tercintanya di tengah-tengah peperangan.
Namun, dia tetap bertekad melakukan pesan terakhir ayahnya untuk menaklukan Kerajaan Lautan.
Dia menghunus pedangnya lalu memimpin setiap serangan dan berusaha sekuat tenaga untuk mengalahkan Kerajaan Laut dan mengakhiri konflik yang sudah berlangsung sangat lama tersebut.
Namun, takdir berkata lain pada rencana Arthur.
Ketika hari mulai gelap, peperangan masih berlanjut dan Arthur terkena serangan yang membuat dia tidak sadarkan diri di pantai dan hanyut terbawa ombak hingga terdampar di tepi pantai di sebuah pulau.
Keesokan paginya, seorang Putri yang cantik jelita dengan rambut panjang berwarna biru berkilau sedang berenang menuju sebuah pulau tempat Arthur terdampar yang juga tempat biasanya ia bermain.
Ketika Putri tersebut sampai di tepi pantai, dia merubah dirinya menjadi seorang manusia berparas cantik, karena memang bangsa laut mempunyai kemampuan untuk merubah diri menjadi manusia saat di daratan.
Saat dia sedang berjalan-jalan, tanpa sengaja dia melihat seorang laki-laki tampan dari bangsa daratan yang tidak sadarkan diri tergeletak di pinggir pantai.
Dia segera mendekati pria tersebut dan berusaha untuk membangunkannya.
Usahanya tidak berhasil untuk membangunkannya. Kemudian dia membawa pria tersebut ke sebuah gubuk kecil kosong yang terdapat di pulau tersebut.
Dia memeriksa tubuh laki-laki itu dan menemukan banyak luka parah di sekujur tubuhnya.
Dia memutuskan untuk mengobatinya. Beberapa jam kemudian, tiba-tiba sang pangeran pun sadarkan diri dan tercengang melihat seorang putri cantik yang berada di hadapannya.
"Kamu siapa? Mengapa aku berada di sini?" Tanya pangeran kebingungan.
"Aku Niela! Saat aku sedang berjalan di tepi pantai ini, aku melihatmu terdampar tidak sadarkan diri, lalu di sinilah engkau berada sekarang," jawab Niela.
"Tetapi, dari manakah kamu berasal? Hingga bisa sampai di pulau ini dengan banyak luka di sekujur tubuhmu?" Tanya Niela kembali dengan rasa penasarannya.
"Perkenalkan (sambil memberi tangannya untuk menyalami Niela) namaku Arthur, aku berasal dari Kerajaan Daratan.
Aku terdampar di pulau ini akibat peperangan yang terjadi antara Kerajaan Lautan dan Kerajaanku."
"Apakah kamu adalah seorang raja?" Niela kembali bertanya
"Tidak, di negeriku aku adalah seorang pangeran. Sebelum ayahku meninggal dalam pelukanku, ayahku telah berpesan bahwa aku harus melanjutkan peperangan melawan Kerajaan Lautan."
Dendamku harus terbalaskan, sebab ayahku meninggal karena terkena panah dari seorang jenderal dari Kerajaan Laut itu!" jawab Arthur penuh emosional.
"Apakah nama ayahmu adalah raja Landnux?" tanya Niela kembali.
"Ya, dialah ayahku!" sahut Arthur.
Sontak, Niela pun langsung menangis dan memohon ampun dengan sujud dihadapan Arthur. Sebab Niela adalah Putri Oceanus, raja Kerajaan Lautan.
Mendengar hal itu, Arthur menjadi sangat dan ingin membunuh Niela seketika.
Namun amarah dalam diri Arthur terhenti  karena kebaikan dan ketulusan hati Niela yang sudah merawat dan mengobatinya serta melihat sikap Niela yang rendah hati mau sujud memohon ampun karena telah menewaskan ayahnya dalam peperangan tersebut.
Melihat sikap hati dan ketulusan Niela, membuat Arthur jatuh hati padanya. Sementara dengan kepolosan dan kejujuran Arthur dalam berceritera, hati Niela terpanah hingga membuatnya jatuh cinta pada Arthur---Keduanya pun saling jatuh cinta.
Selama tujuh hari Pangeran Arthur terdampar di pulau tersebut, akhirnya membuat kekosongan pemimpin di Kerajaan Daratan, hingga membuat sepupunya Arthur, Luxe memimpin sementara waktu di Kerajaan Daratan.
Hal itu membuat hati Luxe congkak dan merasa diri bahwa dialah penerus sebagai raja di Kerajaan Daratan dan mengira Arthur sudah tewas.
Luxe memiliki kebencian yang mendalam kepada Arthur, karena Arthur adalah keturunan yang akan menjadi raja selanjutnya di Kerajaan Daratan.
Arthur dan Niela pun banyak menghabiskan waktu bersama di pulau tersebut.
Setiap pagi Niela selalu mengunjungi Arthur di pulau, dan sorenya dia pulang ke Kerajaan.
Hingga pada suatu saat, Niela tak kunjung pulang ke Kerajaan beberapa hari lamanya, sehingga membuat kecurigaan di hati kakak perempuannya, Clarine.
Suatu pagi ketika Niela ingin pergi untuk mengunjungi Arthur kembali, Clarine mengikutinya dan sesampainya di pulau, akhirnya Clarine melihat Arthur dan Niela hidup bersama dengan bahagia di pulau tersebut.
Hal itu memunculkan di benak Clarine untuk memberitahukannya kepada ayahnya.
Pada akhirnya, Clarine pun memberitahukan kedekatan Niela dengan pangeran Kerajaan Daratan itu kepada ayahnya, sehingga membuat raja Lautan marah besar.
Raja Oceanus menyusun strategi untuk menyerang langsung Kerajaan Daratan dan berniat membunuh raja Daratan selanjutnya tersebut.
Raja Oceanus menyuruh Clarine memimpin sebagian prajurit untuk menyerang Kerajaan Daratan secara diam-diam.
Sementara raja Oceanus pergi ke pulau untuk menangkap dan membunuh Arthur.
Sesampainya di daerah perbatasan kekuasaan Kerajaan Daratan, Clarine menyuruh semua prajuritnya untuk menyerang, sementara dia tiba tiba pergi ingin berkeliling di sekitar istana.
Tanpa sengaja dia bertemu dengan Luxe yang merupakan sepupu Arthur.
"siapa kamu? Bagaimana kamu bisa masuk ke istana ku?" tanya Luxe
Clarine pun terkejut ketika lelaki itu mengatakan bahwa tempat ini adalah istana nya
"apakah kamu raja di tempat ini?" Tanya clarine dengan penasaran.
"oh tentu, aku Luxe Raja kerajaan ini" jawab Luxe dengan bangga
Clarine pun terheran dan mulai curiga kepada Luxe. Kemudian dia bertanya
"Bagaimana mungkin? Bukankah seharusnya Pangeran Arthur yang menjadi raja di kerajaan ini?"
Seketika Luxe menjadi ketakutan, karena wanita ini menyadarinya.
Clarine mempengaruhi Luxe untuk menghancurkan hubungan Arthur dengan Niela.
Clarine pun menceritakan semuanya kepada Luxe bahwa Arthur terdampar di sebuah pulau dan tinggal hidup selama ini dengan Niela, adiknya di sebuah pulau. Â
Di pulau tempat Niela dan Arthur berada, Raja Oceanus sudah bersiap untuk menyerang Arthur. Namun, niat Raja tersebut terhenti karena teriakan tangis dari sang Putri Niela.
Ketika ayahnya sudah mulai tenang, Putri Niela mengakui hubungannya dengan Arthur.Â
Sang ayah tidak tega melihat tangis dari sang anak dan dia memberi kesempatan kepada mereka dengan memberi tantangan kepada Arthur untuk mengambil sebuah trisula di goa tempat tinggal Gurita raksasa.
Tanpa berfikir panjang, Arthur menyetujui dan berangkat untuk mengambil trisula di dalam goa gurita raksasa.
Sementara dari kejauhan, Clarine dan luxe kesal melihat kejadian itu dan mereka segera menyusun rencana untuk menggagalkan Arthur dengan menyiapkan perampok yang hebat dan sekumpulan ubur ubur beracun.
Mereka segera berangkat menyusul Arthur ke goa gurita raksasa itu. Â
Dalam perjalanan, Arthur dihadang oleh para perampok dan Arthur berhasil mengalahkan mereka. Ketika Arthur hampir mendekati dasar laut tempat goa gurita raksasa berada.
Tiba-tiba sekumpulan ubur-ubur beracun menghampiri Arthur dan hampir membuat Arthur tersengat oleh tentakel beracunnya. Arthur lagi-lagi berhasil melewati rintangan tersebut.
Ketika sampai di goa tersebut, Mata Arthur tertuju kepada sinar-sinar yang ada diujung goa gurita raksasa itu, dan benar, itu adalah trisulanya.
Dengan sigap dan mengendap-endap secara diam-diam, Arthur berenang dan akhirnya mencapai trisula tersebut.
Namun tiba tiba gurita terbangun dari tidurnya dan melihat ada penyusup yang berusaha mencuri trisulanya.
Akhirnya pertempuran antara Arthur dengan gurita raksasa pun terjadi. Gurita raksasa kalah, namun Arthur tidak mau membunuhnya.
Dan akhirnya gurita raksasa tersebut jinak kepada Arthur. Ketika Arthur dalam perjalanan pulang ke permukaan laut, tiba-tiba Luxe dan clarine beserta pasukan nya menyerang Arthur kembali.
Namun dengan gagah berani di temani oleh gurita tersebut, mereka berhasil mengalahkan Clarine dan luxe berserta pasukan nya.
Akhirnya Arthur kembali ke Kerajaan Lautan. Seluruh rakyat Kerajaan Lautan bersorak-sorai karena Arthur berhasil mengambil trisula itu, dan berhasil mengalahkan gurita raksasa dan bahkan membuatnya menjadi jinak.
Perairan pun akhirnya kembali tenang dan seluruh rakyat Kerajaan Lautan bisa hidup bebas dan bahagia tanpa ketakutan.
Akhirnya Arthur dan Niela menikah, sedangkan Clarine dan Luxe di penjara di tempat mereka masing-masing.
Kerajaan Daratan dan Kerajaan Lautan pun berdamai dengan Arthur sebagai Raja di Kerjaaan Daratan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H