Mohon tunggu...
Hony Lov3ly
Hony Lov3ly Mohon Tunggu... -

my name's hannie born in sukabumi

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Di Batas Senja Ketika Menyapa

10 September 2015   10:21 Diperbarui: 11 September 2015   14:40 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Tepian sungai itulah buktinya, bahwa kau pernah hadir mengisi hari-hariku, yang sekian lama waktu mendamparkan hidupku pada sisi pembaringan, dalam rumah kecil yang ku huni bersama keluarga kami, di sebuah dusun dan disinilah awal cinta kami berbunga..

Jalanan setapak itu yang setiap hari kulalui, memetakan perjalanan kisahku, dari awal ketika pertama berjumpa aku denganmu, pada sisi sungai yang bening, yang ketika senja menghiasi cakrawala, kau pun menghampiriku, dalam sapa menghipnotisku dengan tawa, dan sejak itu kami pun bersama, melewati indahnya kehidupan yang tak pernah orang lain akan merasa..

Sesaat senja menjelang kau pun datang, dengan balutan senyum yang menyandang, mengajak ku cengkerama di pinggiran sungai, yang kerikil menjadi permainan air kami, tertawa bersama menikmati indahnya genta, berbaur bernyanyi bersama burung-burung, yang beterbangan diatas kepala kami, menghiasi langit merah, dan setelah mentari lelap pun terkadang kami masih bercanda bersama purnama..

Sejak sore guntur berdentuman, jingga seperti tertelan, tiada lagi senja menyirna, disini hanyalah gumpalan hitam yang terlihat..

Jentik-jentik tetes pun mulai merambati seluruh pandangan, dan hujan pun turun seperti tak terbendung lagi, menghabiskan awan-awan yang mendung, pekat mega itu seperti hatiku yang gundah ketika langit berkabut..

Aku tak dapat berjumpa denganmu, hari itu seakan menelanku dengan kekecewaan yang terdalam, hingga pagi datang pun rinai itu tak mau pergi, 

Hujan terus membasuhi pekarangan rumahku, yang di penuhi genangan-genangan yang sebagiannya mengalir menganak sungai,

Gerimis itu tak berhenti sampai kembali sore menjemput, aku terpaku dalam balutan kemelut, dibalik gorden jendela kusut..

Seminggu telah dilalui, senja tak pernah muncul sejak saat itu, dan aku pun tak pernah melihatmu lagi, padahal sejak sore hari kedua pada hujan itu, aku bergegas menemuimu dalam balutan jas hujan ungu, 

Namun..

Tak ada sesiapa di sana, hanyalah sekumpulan burung-burung yang berkumpul menghangatkan tubuhnya, dibalik rimbun daun-daun, kau.. tiada di sana..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun