Place like heaven
Will make you fly and flying
Never seen the past
Never meet the beauty dusk
Kalimat demi kalimat yang dilontarkan membuat Adelfa semakin terpana masuk ke dalam benda mati yang menariknya masuk seperti ada magnet yang kuat. Juan pun berlari masuk untuk menghentikan Adelfa namun sayang, cermin itu sudah membawanya ke dunia lain. Dengan cepat, Juan ikut memasuki cermin itu sebelum rembulan kembali bersinar.
Disinilah Juan, kota antah berantah yang terlihat modern namun kusam. Hampir mirip indahnya seperti kota Andalucia yang memiliki banyak gedung pencakar langit serta lampu kerlap-kerlipnya yang berwarna. Yang membedakan hanyalah suasana jalanannya yang sangat sunyi, lampu-lampu remang, gedung-gedung terlihat menghitam karena minimnya cahaya dan sepi. Tidak ada keramaian seperti yang biasa Juan lihat.
Gerhana, ia harus menemukan tempat perayaan Black Moon itu di mulai. Perayaan tanpa rasa dosa. Ia harus menemukan wanita yang dicintainya, juga membunuh Bloody Black Lady sang wanita pembunuh.
Langkah demi langkah ia melusuri jalanan beraspal mengikuti suara musik yang terdengar dari kejauhan. Semakin dekat dan semakin dekat sebelum akhirnya ia memasuki sebuah gedung megah nan mewah di hiasi pernak-pernik pesta formal dengan para pria memakai jas serba hitam. Tatapan mereka sama seperti visualisasi mimpinya. Merah padam dengan jiwa yang terbakar habis oleh sang dewi kota ini.
Dengan mengendap-endap, Juan memasuki arena pesta itu dengan pandangan menelusuri setiap sudut area tempat ini. Pesta ini sama seperti pesta yang biasa ia datangi, namun pengisi acara dan tamu undangan saja yang berbeda. Mereka adalah iblis.
"Upacara akan di mulai, jadi jangan lewatkan ini dan silahkan tenang."
Suara itu, suara yang sama seperti lantunan puisi itu. Juan bersembunyi di antara tiang-tiang penyangga gedung sambil melirik dimana sumber suara.