" Teman dari mana ya mas." perempuan itu semakin menunjukan rasa keheranan kepada sosok lelaki yang kini berdiri tepat di hadapannya itu. Namun tak lama ia menyuruhnya masuk ke dalam rumah.
Sampai di dalam rumah Ferdy merasakan sesuatu yang aneh yaitu sesuatu yang tidak sama persis saat ia pertama kali mendatangi rumah ini pada malam tersebut.Â
Di dinding ruang tamu nampak ada beberapa bingkai foto namun saat malam itu seingatnya tak ada satupun bingkai foto menempel di dinding.
Tetapi empat buah kursi kayu dan satu buah meja bundar di tengahnya tak ada yang berubah letaknya. Dan yang paling mengejutkan ia tak melihat lemari besar yang menutupi bagian tengah ruang tamu ini pada malam aneh itu.
Kemudian perempuan itu masuk ke dalam kamar dan keluar bersama seorang perempuan lain yang lebih tua darinya, Ferdy berpikir barangkali itu ibunya.
" Mas ingin bertemu siapa ke sini." tanya wanita berkerudung biru tersebut.
" Saya ingin ketemu Riris bu, beberapa hari yang lalu saya mengantarnya pulang malam-malam ke sini."
Orang tua tersebut terkejut lalu menangis, Ferdy pun bingung, tak tahu kenapa dengan wanita yang ada di depannya itu tiba-tiba menangis begitu saja.
Lalu perempuan yang pertama tadi menjumpainya di pagar berkata.
" Riris itu adik saya dan ia sudah meninggal dua tahun yang lalu, ini ibu saya, ibunya Riris."Â
Seakan tak percaya Ferdy pun diam mematung, tubuhnya terasa lemas dan tak tahu apa lagi yang mesti ia katakan.