" Rumah saya jauh mas, di Karang Tengah Cinere."
" Yahh, itu mah deket kali mbak, mau saya antar, lagian udah nggak gerimis."
" Kita naek MRT aja ya ke arah Lebak Bulus, apa mau pesan grab mobil dari sini, tapi di mana alamat rumah mbak?"
" Nggak usah mas, saya nggak mau ngerepotin, saya bisa pulang sendiri kok." sahut wanita tersebut dengan suara agak pelan dan sedikit lirih.
Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk pulang naek MRT.Â
Sepanjang perjalanan di dalam MRT sesekali mereka terlibat percakapan namun yang menjadi keanehan Ferdy, ia merasakan bahwa semua orang memandangi dirinya dengan tatapan yang aneh lain dari biasanya bahkan ada salah seorang wanita separuh baya menegurnya.
" Maaf mas, mas bicara dengan siapa ya?"
Ferdy tak lantas menjawab pertanyaan wanita tersebut justru terkesan cuek, ia merasa apa urusannya mencampuri perbincangan orang lain.
Tidak lama kemudian sampailah mereka di stasiun Lebak Bulus, stasiun terakhir dari MRT, jam menunjukan pukul delapan malam lebih. Mereka pun bergegas menuju tempat biasanya angkot berhenti ngetem yang tak jauh dari stasiun MRT.
Kebetulan tak susah untuk mendapatkan jurusan angkot yang mereka cari di sana, keduanya pun sudah duduk di dalam. Setelah penuh penumpang angkot pun bergerak perlahan meninggalkan wilayah stasiun Lebak Bulus. Entah karena bosan atau apa mereka kini lebih banyak diam.Â
Namun ada sesuatu keanehan kembali yang di rasakan Ferdy hingga ia merasa gusar sebab ia mencium sesuatu yang lain seperti aroma bunga, aroma wewangian yang sesekali terbawa angin dan menghilang.Â