" Ya udah, mbak tunggu aja sampai nanti siang, siapa tau mas Dwi pulang, aku berangkat kerja dulu yah, nanti aku kasih tau mas Mul biar bantuin mbak nyariin mas Dwi."
Hingga siang menjelang pun suamiku belum juga pulang dan Mas Mul datang ke rumah menanyakan hal yang sama yang di tanyakan adiknya tadi pagi.Â
" Coba ingat-ingat yu, apa suamimu ada masalah di kerjaan atau ada sesuatu hal yang penting pernah dibicarakan sama kamu, atau maaf loh, kamu lagi berantem sama dia atau." tanya mas Mul beruntun.
" Nggak ada mas, semua baik-baik aja kok, malah sore itu kita habis makan soto ayam langganannya mas Dwi."Â
Mas Mul menyuruhku untuk istirahat dulu, agar aku bisa berpikiran jernih mengingat semua kejadian ini.
" Kamu lapar yu."
" Aku mau tidur aja mas, aku nggak lapar."
Malam pun tiba tak ada tanda-tanda suamiku akan pulang. Sampai ke esokan harinya pun tak kunjung pula datang, semua orang sudah ku tanyakan, teman-teman mas Dwi di kerjaan maupun tetangganya. Tak ada pilihan lain aku harus melaporkan kejadian ini kepada polisi, aku minta di temani mas Mul dan Pak RT ke kantor polisi. Di sana aku ceritakan segalanya, satu orang petugas mengetik surat aduan, laporan ku di terima dan akan segera di proses, mereka bilang mohon bantuannya juga apabila ada info yang lain tentang keberadaanya.
Sudah seminggu lamanya jejak keberadaan suamiku pun belum di temukan, aku tak bisa berdiam diri saja menunggu, aku harus mencari di mana keberadaanya saat ini. Tiba-tiba aku teringat seorang kyai di Bogor dulu dia pernah menolong sahabatku yang di guna-guna barangkali kyai itu bisa membantuku.Â
Apapun resikonya, apapun yang akan terjadi aku harus temukan suamiku, anggap saja ini hutang budi yang mesti aku bayar sebab dulu ia pernah menolongku dan tanpa melihat siapa diriku. Malam ini aku harus tidur cepat besok pagi-pagi aku harus berangkat dengan sepeda hitam itu. Â Aku putuskan kesananya dengan sepeda sebab aku tak tahu bila mesti naik angkutan umum menuju ke rumah kyai itu.Â
Pagi-pagi sekali sebelum jam enam sepeda ku kayuh menuju ke sana berbekal ingatan ku yang masih hapal jalan menuju ke rumah Kyai itu. Dua kali istirahat selama perjalanan akhirnya aku sampai juga di sebuah kampung yang di kelilingi sawah dan kebun jagung. Seingat saya inilah kampung nya, ada masjid dengan kubahnya yang biru dan juga sekolah madrasah. Sekarang hampir jam 12 siang.Â