Mohon tunggu...
Handra Deddy Hasan
Handra Deddy Hasan Mohon Tunggu... Pengacara - Fiat justitia ruat caelum

Advokat dan Dosen Universitas Trisakti

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Judi Online Merupakan Bahaya Laten yang Serius di Indonesia

28 April 2024   09:19 Diperbarui: 28 April 2024   17:32 986
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penulis mempunyai seorang teman yang kalau melakukan aktifitas permainan golf harus dibarengi dengan judi.

Kalau hanya bermain golf saja sebagai olah raga tidak menarik hatinya. Pernah suatu kali, ketika pairingnya (3 orang lawan main dalam permainan golf) tidak ada yang mau berjudi mengakibatkan beliau tidak jadi bermain golf hari itu.

Efek negatifnya berjudi,  banyak orang terjerat karena mereka memiliki harapan untuk mendapatkan keuntungan finansial yang besar tanpa harus bekerja keras.

Ada rasa  kepercayaan bahwa dengan berjudi, mereka bisa memperoleh uang dengan cepat dan mudah. Padahal senyatanya harapan tersebut jarang menjadi kenyataan, alias merupakan harapan kosong.

Apalagi apabila perjudian yang menggunakan bandar. Tidak ada rumusnya seorang bandar judi akan kalah dalam arena judi.

Biasanya setiap sistim perjudian yang menggunakan bandar permainannya telah disetting sedemikian rupa agar bandarnya selalu menang.

Kekalahan bandar sesekali hanya untuk menipu penjudi agar merasa perjudian itu fair (adil) dan sekaligus menciptakan harapan menang bagi peserta.

Ada juga orang terperosok melakukan perjudian karena salah konsep untuk memperoleh keuntungan.

Berjudi dijadikan sebagai bentuk pelarian dari masalah keuangan atau emosional yang mereka hadapi dalam hidup.

Mereka membangun harapan yang tidak masuk akal (ilusi) yaitu dengan berfikir bahwa berjudi dapat melupakan masalah hidup dan keuangan walaupun sesaat.

Tentunya harapan tinggal harapan dan judi tidak pernah menjadi solusi untuk menyelesaikan masalah hidup dan keuangan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun