Akhir-akhir ini masyarakat, termasuk generasi muda keranjingan minum soft drink. Para produsen minum soft drink berlomba-lomba menciptakan varian jenis minum soft drink. Dari yang berlatar gaya hidup ceria menikmati masa muda, sampai yang memikat konsumen dengan mengatakan bahwa minuman produknya berkhasiat demi kesehatan atau juga memproklamirkan minumannya sebagai pengganti elektrolit tubuh sehabis ber olah raga.
Minuman soft drink, Â dikenal sebagai minuman ringan, baik yang bersoda atau tidak adalah jenis minuman yang umumnya mengandung air, pemanis, perasa, dan kalau yang bersoda ada gelembung karbon dioksida. Contoh paling umum dari minuman ini adalah cola, lemon-lime soda, teh manis, kopi, air jeruk, lichie, air kelapa dan minuman lainnya berbahan buah yang dijual secara komersial.
Minuman soft drink cenderung memiliki rasa manis yang kuat dan kalau yang bersoda bersifat berkarbonasi, memberikan sensasi gelembung saat diminum.
Saking semangat produsen minuman soft drink untuk mempengaruhi masyarakat membelinya, sampai-sampai iklannya yang muncul tiap bulan puasa dengan mengatakan "berbukalah dengan yang manis-manis", seakan memberikan kesan bahwa anjuran itu merupakan pesan agama.
Sudah banyak pakar kesehatan mengingatkan bahwa konsumsi masyarakat terhadap soft drink telah berlebihan sehingga memiliki dampak buruk pada kesehatan karena kandungan gula yang tinggi dan bahan tambahan lainnya.
Membiasakan minum soft drink dalam kehidupan sehari-hari dapat memiliki beberapa dampak buruk pada kesehatan.
Kandungan gula yang tinggi dalam minuman soft drink dapat menyebabkan kenaikan berat badan, risiko diabetes tipe 2, dan masalah kesehatan lainnya.
Penyakit degenaratif diabetes tipe 2 semakin merajalela di masyarakat, usia penderita yang semula hanya dikalangan orang tua telah bergeser menyerang kaum muda.
Banyak ahli kesehatan yang mengklaim bahwa salah satu penyebabnya karena generasi muda sekarang doyan banget minum soft drink.
Selain itu, asam dalam minuman bersoda dapat merusak enamel gigi dan menyebabkan masalah gigi.