Tetapi sesaat perasaan geli menjadi lenyap ketika mereka mendengar bunyi gemuruh yang berasal dari tiang api yang semakin besar dan jelas karena pesawat mereka semakin mendekati tiang api itu.
Mulai saat ini panel-panel indikator navigasi mulai kacau. Berbagai bunyi sibuk dari mesin mulai terdengar memberikan peringatan suara panik dan pesawat berguncang semakin keras.
Tiang api yang sesungguhnya amukan badai siklon listrik telah di depan mata.
Mungkin kalau pesawat biasa akan dihempas oleh kekuatan angin sebesar itu, tetapi beruntung pesawat masih dapat bertahan dan terus maju.
Air laut di kaki tiang api bercahaya dan bergolak seperti air dalam keadaan sedang direbus.
Tiang api yang berwarna putih menderu-deru berputar seperti angin yang digulung oleh kekuatan dahsyat memancarkan warna merah seperti bara api. Sungguh indah tetapi sangat mengerikan.
Lompatan-lompatan api berwarna kuning dan biru berputar mengikui arah putaran tiang api sehingga menimbulkan suara yang sangat memekakkan telinga.
Pesawat terus diarahkan langsung masuk ke tiang api tanpa ragu sedikitpun.
Herman memeluk Amanda dengan erat sambil menggenggam tempus fugit.
Herman mengamati tempus fugit memastikan setingannya terakhir masih menujukkan pada waktu yang tepat.
Lalu Herman dan Amanda tidak merasakan apa-apa lagi, semua mendadak senyap.