Mohon tunggu...
Hanom Bashari
Hanom Bashari Mohon Tunggu... Freelancer - wallacean traveler

Peminat dan penikmat perjalanan, alam, dan ceritanya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kole-kole, Pelintas Rutin Larat-Lilingluan

7 September 2021   15:58 Diperbarui: 8 September 2021   05:21 1228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kole-kole (kiri) masih menjadi sarana transportasi bagi masyarakat Tanimbar yang memiliki kebun jauh di hulu sungai, untuk mengangkut hasil kebun dan perjalanan harian, pada era 2005an. (@Hanom Bashari)  

Ketika saya berkunjung pertama ke daerah ini pada 2005 silam juga telah terdapat beberapa penginapan.

Dermaga di pelabuhan Larat memang dapat menjadi tempat untuk sekedar "hiburan" melihat aktivitas masyarakat dengan lanskap yang cukup luas. 

Saya sendiri akan menuju ke Desa Lelingluan, mencari kepala desa untuk menyampaikan rencana kegiatan kami terkait pelestarian keanekaragaman hayati di Kepulauan Tanimbar ini.

Saya segera beranjak menuju parkiran perahu-perahu kecil tadi.

"Lelingluan?" Tanya saya kepada seseorang di perahu yang sudah terdapat beberapa orang tadi, yang ternyata adalah calon-calon penumpang.

"Iya," jawab salah seorang mereka. 

Perahu segera oleng ketika saya menjejaki kaki di dalam ceruknya. Penumpang lain tenang, saya yang gelagapan.

"Angkutan desa" kole-kole, biasa mengantar penumpang masyarakat dari Lelingluan (latar permukiman) menuju Larat. Penumpang biasa berdiri santai sepanjang perjalanan. (@Hanom Bashari)

Setelah sekitar hampir sepuluhan penumpang, operator kapal segera mendorong perahu dengan tongkat panjang, lepas dari kumpulan perahu-perahu lain, menghidupkan mesin ketinting yang diletakkan di belakang, dan perahu pun meluncur pelan akhirnya makin kencang.

Saya duduk di salah satu papan yang tersedia memang untuk para penumpang. Sisi perahu saya genggam erat, inilah perahu kole-kole, khas Maluku dan Papua, perahu tanpa cadik yang terkenal lincah.

Jarak Larat ke Lelingluan hampir 500 meter. Perahu kami pun segera membelah Teluk Larat dalam sekejap, tak sampai lima menit telah sampai ke Desa Lelingluan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun