Dapat disimpulkan bahwasannya pemikiran Ibnu Sina cukup berpengaruh dan menambah wawasan baru kepada kita. Penulis juga mengagumi Ibnu Sina akan kegigihannya dalam mencari ilmu dan haus akan kaingintahuannya. Salah satu sifat tersebut sangat pantas diimplementasikan kepada remaja masa kini. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam artikel ini,Â
Ibnu Sina memiliki banyak teori, namun yang penulis kaji ada dua macam, yaitu tentang esensi dan Ketuhanan. Ternyata didalam pehamanan Ibnu Sina kepada esensi terdapat tiga tingkatan, yaitu yang tak dapat mempunyai wujud, yang mungkin atau boleh berwujud namun pasti hancur, dan terakhir adalah tidak boleh memiliki wujud, dimana esensi-Nya adalah wujud dari diri-Nya sendiri, yang dapat disebut sebagai Tuhan.Â
Setelah itu, bab kedua yang membahas Ketuhanan yang dimaksudkan oleh Ibnu Sina adalah sifat Maha Mengatur dan Maha Tahu. Maha Mengatur yang disini adalah semua ciptaan Tuhan sudah pasti baik, apapun itu, karena yang mencipta telah menyempurnakannya.Â
Mungkin ketika sesama makhluk saling menjustifikasi tentang kesempurnaan seseorang, pasti akan timpang sebelah. Namun itu tidak berlaku dipandangan Tuhan. Acapkali yang merusak ciptaan-Nya adalah sesama makhluk itu sendiri.
Â
Â
Daftar Pustaka
Â
W. Montgomery Watt, Pemikiran Teologi dan Filsafat Islam. Jakarta : P3M, 1987.
Â
De Boer, hal.166