kebetulan" saat terlepas dari peluang terjadi kecelakaan di jalan raya saat sedang mengendarai sepeda motor andalan.
Saya dulu terkadang mengucapkan "Banyak hal yang bisa terjadi di jalanan. Meskipun sudah berhati-hati dan waspada dengan berbagai kemungkinan, kalau Tuhan berkehendak, kita bisa apa?
Begitu juga dengan kondisi pengundian, atau istilahnya pencabutan nomor doorprize yang biasanya tersedia dalam berbagai event seperti jalan santai, senam sehat, temu artis, atau yang lainnya.
"Kebetulan dapat," kata Susan (nama samaran), saudara perempuan saya berujar setelah dia mendapat hadiah kulkas dari pengundian doorprize jalan santai di Banjarmasin beberapa tahun yang lalu.
Kebetulan dapat?
Saya kok seperti mencium gelagat "hoki" dalam benak Susan. Seakan-akan dia selalu beruntung, karena dari sekian banyak event yang ada doorprize-nya, dia meraih hadiah di beberapa event tersebut.
Sedangkan saya?
Selalu zonk. Tak pernah sekalipun saya mendapatkan hadiah.
Sehingga dalam setiap acara yang ada doorprize-nya, saya tidak pernah antusias.
Doorprize diadakan di ibadah perayaan natal MK 12 / B-003 tahun 2024. Di tahun-tahun sebelumnya tidak pernah ada.
Yah, sekarang sudah memasuki bulan Desember. Suasana Natal sudah terasa, baik itu di pusat perbelanjaan maupun di rumah-rumah warga yang merayakan natal. Di gereja apalagi. Pohon natal sudah bertengger manis di sebelah panggung dengan kerlap-kerlip lampu di sekelilingnya.
Mezbah Keluarga Imamat Rajani atau yang disingkat Mezbah KelIR alias MK di sektor kami, MK 12 atau B-003 kembali merayakan ibadah natal. MK ini adalah komsel, komunitas sel, kelompok kecil dalam struktur organisasi salah satu gereja lokal di Samarinda, Kalimantan Timur, yaitu Gereja Bethel Indonesia Jemaat Keluarga Imamat Rajani atau yang biasa dikenal dengan nama GBI KelIR.
Ada berbagai pertimbangan mengenai tanggal. Itu yang pertama menjadi fokus, karena menimbang, akan banyak keluarga yang bepergian jika ibadah natal MK diadakan mendekati tanggal 25 Desember. Pilihan pada minggu pertama Desember adalah yang terbaik karena semua anggota MK masih berada di Samarinda. Keputusan memilih tanggal 6 Desember adalah karena itu hari Jumat dimana anak-anak dari anggota MK tidak ada beban lagi, karena di hari Sabtu, anak-anak tersebut tidak sekolah. Libur, karena cuma lima hari sekolah dari Senin sampai Jumat.
Masalah tempat acara menjadi perbincangan yang serius. Dari hotel yang harga sewa ballroom yang luar biasa sampai tempat sendiri yang apa adanya.
Dari hasil voting, diputuskan menggunakan workshop "Tulang" David Tambunan, menimbang daripada membayar sewa ballroom di hotel, lebih baik uang dipergunakan untuk membeli hadiah untuk anggota MK. Begitu kata Bu Henny, wakil gembala MK 12 / B-003.
Mulailah pembicaraan beralih ke perkara menyiapkan makanan. Catering. Dalam hal ini, para ibu menjadi bos yang membahas siapa-siapa saja yang bersedia mengolah jenis-jenis makanan. Dan terkhusus juga minuman, siapa yang bersedia menyediakan minuman. Tentu saja, ada anggaran untuk itu.
Saya sendiri sebenarnya berada dalam posisi yang double. Di satu sisi, saya didapuk dalam seksi perlengkapan, namun di sisi yang lain, saya juga membantu dalam seksi acara. Ibarat bermain di dua kaki. Satu kaki di seksi perlengkapan. Satu kaki yang lain di seksi acara.
Tapi untuk apa saya mengeluh? Secara pribadi, saya malah bersyukur karena dengan begitu, saya dibutuhkan di dalam perhelatan perayaan natal MK 12 / B-003.
Dan lagi, saya sudah membuat susunan acara atau rundown ibadah perayaan natal tahun 2023 lalu, sehingga tidak perlu membuat dari nol. Cukup merubah susunan acara, menambahkan yang kurang, atau membuat daftar lagu pujian dan penyembahan yang baru.
Meskipun tidak berkutat dengan masak-memasak, bukan berarti tanggung jawab tidak berat. Malah ini bagian yang tersukar, karena ibadah adalah "garda terdepan" dalam perayaan natal, mencermati makna natal setiap tahun, sehingga harus dipersiapkan sebaik-baiknya.
Setelah melalui berbagai revisi, akhirnya rundown dan daftar lagu tuntas.Â
Bagian para bapak-bapak lainnya yaitu masalah dekorasi tempat ibadah. Tentu saja, saya hanya sebagai "pendukung". Bagian bantu-bantu. Kalau untuk urusan naik tangga untuk memasang spanduk di atas dinding, saya "serahkan" pada ahlinya di bidang tersebut, yaitu David Sundah dan Johanis Kojongian.
Hari Kamis, 5 Desember 2024, kami mengatur dekor panggung dan keteraturan kursi undangan supaya oke punya. Jam 10 pagi WITA kami memulai kegiatan mendekor panggung dan segala sesuatunya.
Jam 14.00 WITA, kami merampungkan semuanya. Sayangnya, David Sundah tidak membawa pohon natal. "Besok pagi saya bawa ke sini," janji David Sundah.
Malamnya, jam 18.30 WITA, anggota MK yang berkiprah di seksi ibadah datang untuk melakukan gladi bersih. Resly dan Roy datang karena mereka bertugas sebagai worship leader atau pemimpin pujian dalam ibadah natal. Dan dari gladi bersih itu, ada revisi kembali perihal rundown dan daftar lagu yang harus sedikit "dipangkas" liriknya. Jengkel? Ah tidak. Biasa aja.
Hari Jumat, 6 Desember 2024. Hari yang menentukan karena malamnya ibadah perayaan natal MK 12 / B-003 akan berlangsung. Sayangnya, saya tidak bisa membantu dekor terakhir terkait pemasangan pohon natal di pagi hari jam 10.30 WITA. Saya berhalangan karena saya ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggal.
Otomatis, saya tinggal menyiapkan diri untuk pergi ke workshop dimana ibadah natal berlangsung. Pada sore hari, 17.30 WITA sudah harus berada di TKP.
Tapi memang agak susah dalam penerapan, karena kepadatan arus lalu lintas tidak bisa diprediksi. Semakin lama kepadatan jalan raya semakin sumpek saja dengan berjubelnya kendaraan bermotor.
Andai ada transportasi publik seperti bus, LRT, MRT...
Yah, saya hanya bisa mengkhayal dalam hati.
Saya terlambat dari ketentuan jam tiba. Sepuluh menit terlambat. 17.40 WITA. Tapi ternyata baru Resly, sang WL yang baru datang.Â
Kursi-kursi menanti dalam kehampaan.
Meja-meja masih kosong. Belum diberi taplak meja dan belum ada apa-apa di atasnya. Mungkin mereka masih terhalang kemacetan.Â
Dan memang begitulah adanya. Terlihat dari beberapa pesan di WAG bagaimana mereka terjebak kemacetan di perempatan ke arah workshop.
Tak lama, David Sundah datang. Dia menyapu lantai yang ternyata ada beberapa puntung rokok. Saya ikut membantu menyapu.
Untungnya, "armada" para emak datang. Catering bisa disajikan.
Fiuuuuh.
Tentu saja tidak enak melihat para undangan datang terlebih dahulu. Sebelum para emak datang, ada beberapa undangan yang sudah tiba di lokasi acara, yaitu beberapa mahasiswa-mahasiswi dari Sekolah Tinggi Teologi (STT) Bethel Samarinda dan salah satu diaken yang menjadi undangan pertama yang menghadiri di awal sebelum ibadah mulai.
Yah, ada faktor X yang tidak bisa kita kendalikan. Faktor di luar diri seperti kemacetan memang di luar kendali diri.
Tapi, kami bahu-membahu dengan sigap. Kekurangan pasti ada, tapi sebisa mungkin diminimalisir.
Ibadah dimulai agak molor, karena mungkin, selain faktor kemacetan di simpang empat sebelum mencapai workshop, juga karena lokasi acara bisa dibilang "asing" bagi mereka, sehingga mereka mungkin masih mencari, "meraba-raba" dimana lokasi acara ibadah natal kami.
Sekitar setengah jam terlambat, pada akhirnya ibadah perayaan natal dimulai pada pukul 19.00 WITA. Ibadah berlangsung dengan meriah, meskipun tak lama, hujan deras mengguyur dan sedikit mengurangi kenyamanan saat beribadah, dan beberapa undangan terpaksa harus berpindah posisi duduk ke area duduk yang aman dari bocoran air hujan, karena tidak semua area bebas dari kucuran air.
Dari awal, pertengahan, hingga akhir, semua berlangsung dengan baik dan lancar. Tidak ada kendala yang berarti, selain hujan deras yang sedikit mengganggu tadi. Puji Tuhan, saat perjamuan kasih, hujan reda, sehingga para undangan bisa menikmati hidangan yang sudah MK kami sediakan dengan leluasa dan nyaman.
Sembari menikmati makanan, ada pengundian doorprize. Semua orang, termasuk panitia, mendapat kupon doorprize. Semua orang berpeluang mendapatkan christmas gift yang, sebenarnya, merupakan inisiatif dari Bapak Singgih Atmadi dan Ibu Henny Moniaga selaku Gembala dan Wakil Gembala MK 12 / B-003.
Saya pribadi mendapatkan nomor kupon doorprize 047. Saya tidak terlalu ambil pusing dengan pengundian doorprize ini, karena peluang mendapatkan selalu tipis di mata saya. Saya tidak pernah berambisi untuk mendapatkan bahkan memimpikan pun tidak pernah.
Bagi saya, mengundi itu terkesan berjudi. Faktor "kebetulan kena" seakan melekat erat di sana.
Saya tidak terlalu mengikuti, tapi telinga tetap "awas" untuk mendengar nomor doorprize yang disebutkan oleh Emma, salah seorang anggota MK 12 / B-003.
Terkadang lucu juga melihat kebiasaan tersebut. Tidak berharap, tapi pendengaran tetap waspada akan kemungkinan kupon terdeteksi menang dan meraih hadiah.
"Dan nomor berikut yang mendapat hadiah adalah nol - empat - tujuh...," kata Emma dengan lantang.
Saya seakan tidak memercayai pendengaran saya. It's too good to be true!
Saya pun lebih menajamkan pendengaran saya yang sudah mulai menua ini. Siapa tahu salah dengar, pikir saya.
"Nol - empat - tujuh, panggilan pertama...," suara Emma menegaskan bahwa saya tidak salah dengar.
Saya beranjak dari kursi, meninggalkan piring yang sebenarnya sudah tuntas saya habiskan makanannya, dan berjalan cepat menuju panggung untuk menerima hadiah.
Tentu saja, saya merasa gembira mendapat hadiah. Siapa sih yang tidak suka?
Baru sekali ini saya bisa "membobol" misteri doorprize. Pecah telur.
Terakhir, ada juga bingkisan hadiah dari MK 12 / B-003 kepada anggota MK 12 / B-003, diberikan kepada kepala keluarga. Bukan semua anggota mendapat, tapi cuma kepala keluarga. Kalau masih jomlo, dihitung satu kepala keluarga. Satu keluarga, satu kupon.
Sempat bingung bagaimana membawa pulang semua hadiah yang didapat, untungnya Erawan berbaik hati memberikan kantung plastik yang dia punya.
"Kamu kan tinggalnya jauh. Ini untukmu aja," kata Erawan sambil mengangsurkan plastik punyanya.
Dalam perjalanan pulang, saya bersyukur kepada Tuhan. Ini bukan kebetulan. Saya jadi teringat dengan perkataan Mr.Spock dalam film Star Trek yang mengatakan bahwa dia tidak percaya yang namanya kebetulan dalam hidup ini.
Nomor 047 seperti tanda, pertanda dari Tuhan, karena nomor ini adalah kebalikan dari tahun lahir saya di dua angka terakhir. 1974. 74 menjadi 47. Apakah ini kebetulan?
Bukan kebetulan. Tuhan memang merencanakan semua ini.
Terima kasih, Tuhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H