Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Undangan Fisik Versus Digital, Plus Minus dan Keputusan Akhir

6 Desember 2024   10:30 Diperbarui: 7 Desember 2024   08:30 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi undangan pernikahan. (Sumber: Unsplash via Kompas.com)

Menurut saya, ada 4 (empat) kekurangan undangan digital.

1. Tidak personal

Menurut saya, kesan tidak "pribadi" terlukis saat melihat undangan digital lewat media sosial, WAG, bahkan japri WA sekalipun. Kenapa?

Karena biasanya sang pengundang tidak mau repot-repot mengganti nama-nama yang diundang pada WA dan langsung mengirimkan template yang sama ke semua orang.

Kecenderungan sekarang adalah tidak mau repot-repot mengetik secara khusus undangan digital dengan menyertakan nama yang diundang. 

2. Lebih berkesan kurang menghormati yang diundang

Yah, ini memang asumsi saya pribadi. Mungkin Anda tidak sependapat. Namun kalau Anda membayangkan atau menghadapi secara langsung, mana yang Anda rasakan kalau Anda dihargai oleh si pengundang: undangan fisik atau undangan digital?

Seperti yang sudah saya katakan di poin dua dalam kelebihan undangan fisik, saya merasa tersanjung saat ada berita dari konco bahwa saya mendapat undangan resepsi nikah secara fisik. Secara pribadi, si pengundang mau bersusah payah untuk mengusahakan undangan sampai ke tangan yang diundang.

Berbeda dengan undangan digital yang terlihat "sambil lalu", apalagi kalau melalui media sosial semacam Facebook dan Instagram. Kemudahan mengundang secara massal menyebabkan rasa dan kebiasaan "tidak mau repot" untuk memberikan undangan secara langsung ke orang-orang yang diundang.

3. Yang diundang tidak merasa perlu datang karena undangannya kolektif

Inilah yang menjadi "penyakit" orang tidak datang ke resepsi nikah jika diundang lewat undangan digital, apalagi kalau melalui media sosial. Karena sang pengundang tidak menyebutkan nama yang diundang secara spesifik. 

Imbasnya, tidak ada rasa "keharusan" atau "tidak enak hati". 

Seperti dalam undangan fisik, saya merasa harus hadir dalam resepsi nikah dari sang pengundang, karena rasa "tidak enak hati" kalau tidak menghadiri. Apa pun halangannya, saya tetap mengusahakan datang. Kalau pun tidak bisa datang, di hari berikutnya saya menelepon secara khusus sang pengundang untuk menyampaikan permohonan maaf karena berhalangan hadir.

4. Faktor lupa karena tidak berbentuk undangan fisik

Memang berbeda kalau menulis di gawai dan menulis di kertas. Lebih mudah mengingat hal-hal yang tertulis di atas kertas dibandingkan menulis di layar smartphone atau laptop.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun