"Kamu gak bawa linggis, Leo?" tanya Ardi.
"Gak bawa. Mau kuambilkan?" kata Leo.
"Gak usah. Pake yang ada aja," jawab Ardi cepat.
Dari perkataan dan perbincangan mereka selama pengerjaan meteran air Ella, saya menuliskan ada 4 (empat) catatan tentang standar PDAM yang "mengganjal" di benak saya, sehingga saya ingin mengeluarkan "ganjalan" tersebut.Â
Empat catatan tentang standar PDAM tersebut adalah menyangkut :
1. Peralatan perbaikan
Aneh saja melihat petugas lapangan yang kesehariannya memperbaiki pipa yang bocor atau mengganti meteran dan keran meteran, tapi mereka tidak membawa peralatan perbaikan yang lengkap.Â
Apakah warga jarang memberikan aduan soal pipa bocor dan meteran rusak, sehingga saat ada keluhan meteran rusak dan mereka harus menangani, mereka tidak siap?Â
Apakah selama ini mereka tidak banyak menangani pekerjaan perbaikan pipa dan meteran air; atau memang saat mengerjakan meteran Ella, mereka tidak sengaja lupa membawa peralatan perbaikan?
Sudah seharusnya PDAM selaku perusahaan yang sudah lama melayani kebutuhan warga akan air memberikan pelayanan kepada pelanggan secara maksimal. Peralatan perbaikan adalah keniscayaan, hal yang tidak bisa ditawar-tawar lagi untuk bisa secara optimal memecahkan masalah warga terkait kerusakan meteran air, keran meteran, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan itu.
Bagaimana petugas lapangan bisa bekerja dengan baik kalau peralatan perbaikan tidak memadai dan tidak sesuai "standar"?
2. Spare parts (suku cadang)
Setelah pemicu berupa peralatan perbaikan yang jauh dari sempurna, spare parts atau suku cadang juga menjadi persoalan paling vital lainnya.