Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Mempertanyakan Standar PDAM

25 November 2024   10:24 Diperbarui: 25 November 2024   10:34 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekitar pukul 13.45 WITA, Ardi datang. Terlihat dia lebih mengerti cara menanggulangi perbaikan dibanding "Mbah" Ben dan Leo. 

Memotong pipa, membuat sambungan pipa yang baru, mengelem bagian sambungan pipa, dan setelah tuntas menyambung dan mengganti keran meteran dengan yang baru, baru menyemen lubang di bawah meteran air.

Sekitar pukul 15.00 WITA, perbaikan rampung.

Satu jam 30 menit durasi perbaikan.

"Berapa, Mas?" tanya Ella pada Ardi, Leo, dan "Mbah" Ben.

"Empat ratus," jawab Leo singkat.

Ella terlihat terkejut dengan harga tersebut. Saya pun terkejut. Memang salah kami yang tidak menanyakan harga sebelum pengerjaan. Apa boleh buat. Nasi sudah menjadi bubur. Ella tidak punya pilihan lain selain membayar.

Setelah para petugas PDAM pulang, Ella mengeluh, "Susah jadi non pribumi. Begitu melihat kita non pri, langsung harga naik!"

Catatan untuk PDAM

Entahlah apa ini catatan atau komplain, karena kalau saya bilang komplain, apakah pihak PDAM akan menindaklanjuti komplain saya tentang pelayanan mereka? Saya ragukan itu.

Ada perkataan "Mbah" Ben yang "menggelitik" benak saya yaitu saat "Mbah" mengatakan, "Standar PDAM, tapi bukan standar."

Perkataan itu keluar saat Leo harus mencari sambungan pipa di tas. Saya sempat melihat isi tas yang berisi berbagai macam sambungan pipa. Dan sebelum mencari pipa yang cocok, saat "membetel", Ardi dan "Mbah" sempat mengeluh soal alat betel yang kecil sehingga melambatkan pekerjaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun