"Sudah sekolah temanmu itu? Satu kelas?"
"Tetangga. Belum sekolah dia."
"Lho, orang tuamu kemana? Gak ngantar ke sini?"
"Ibu kerja. Ayah juga kerja."
"Ayah dan ibu kerja apa?"
"Ayah kuli bangunan. Ibu guru TK."
"TK dimana?"
"Di TK N."
Saya sedih lagi melihat anak ini. Masih usia dini, tapi "keluyuran" tanpa sepengetahuan orang tua.
Satu lagi, remaja putri, bernama P. Dia sudah jarang atau bisa dikatakan tidak muncul lagi karena pelarangan memainkan gim daring di ruang multimedia. Nantilah saya ceritakan tentang pelarangan itu sesudah ini. Yang jelas, P untuk ukuran usia tentu kisaran antara kelas enam SD atau SMP.
Saya berkesempatan berbincang sedikit dengan P ketika saya hendak menyudahi kegiatan menulis di ruang multimedia karena perut sudah keroncongan abis. Dia kebetulan duduk di kursi di dekat komputer saya. Jam menunjukkan pukul 11.30 WITA saat itu.