Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Di Balik Senyuman Anak

6 November 2024   17:13 Diperbarui: 6 November 2024   17:15 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekarang toh saya bisa memanfaatkan fasilitas komputer dari perpustakaan meskipun status bukan mahasiswa lagi. Paling tidak, saya bisa menghemat kuota internet dan tak perlu membawa laptop saya kemana-mana. 

Yah, lumayan. Anggaran untuk internet bisa dipangkas, dan uangnya bisa dialokasikan untuk keperluan lain.

Selama beberapa minggu, saya mengamati fenomena yang unik di ruang multimedia. Sebenarnya dibilang unik ya tidak juga, karena saya sudah mengalami kejadian seperti saat ini.

Kejadian yang sama tersebut adalah di perpustakaan provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) beberapa tahun yang lalu, dimana ada anak-anak kecil seusia peserta didik Sekolah Dasar (SD) atau malah di bawah usia sekolah dasar yang menggunakan komputer-komputer di ruang multimedia perpustakaan provinsi Kaltim untuk menonton video YouTube dan bermain gim daring.

Ada beberapa anak pegawai perpustakaan di antara mereka. Saya heran, kenapa justru karyawan perpustakaan tidak membatasi anak-anak mereka dalam mengoperasikan komputer di ruang multimedia. Selebihnya ada segelintir anak yang mungkin tinggal di sekitar perpustakaan.

Sekarang saya jarang atau malah tidak pergi ke perpustakaan provinsi Kaltim. Terakhir kali, saya melihat komputer-komputer di ruang multimedia di perpustakaan provinsi Kaltim tidak ada satu pun yang beroperasi. Semuanya dalam pemeliharaan. 

Di Perpustakaan Kota Samarinda, komputer-komputer yang tersedia masih terlihat baru. Saya belum bertanya, atau lebih tepatnya tidak tahu bertanya pada siapa tentang kebaruan komputer-komputer di ruang multimedia perpustakaan kota. 

Yang menjadi masalah adalah keleluasaan anak-anak usia dini, mulai dari yang belum memasuki jenjang Sekolah Dasar (SD) sampai setingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), yang memanfaatkan komputer-komputer ini dengan cara yang keliru. Alih-alih untuk belajar, kebanyakan dari mereka menggunakan komputer-komputer di ruang multimedia untuk bermain gim daring, seperti yang terjadi di perpustakaan provinsi.

Ada beberapa anak yang saya "interview" secara kebetulan, karena ada kesempatan, seperti bercakap-cakap biasa.

R, anak laki-laki ini rajin nongol saat pagi hari jam delapan ketika perpustakaan kota baru membuka layanannya. Saya kebetulan datang di jam delapan lewat beberapa hari yang lalu. 

Cukup kaget melihat R sudah duduk di kursi dan kedua matanya menatap layar komputer tanpa berkedip sedikit pun. Dia tampak serius memainkan gim online di komputer. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun