Mencari sinonim, persamaan atau padanan kata memang tidak mudah. Oleh karena itu, perlu adanya referensi-referensi yang menunjang dan mendukung pembelajaran bahasa Indonesia sehingga penggunaan istilah atau kata bisa tepat guna.
Untungnya, di era teknologi informasi yang sudah maju saat ini, kemudahan mendapatkan pengetahuan sangatlah terang benderang.
Dengan gawai di tangan, kita bisa memperoleh pengetahuan dengan mudah. Lewat sentuhan jari di layar smartphone, kita bisa bertanya kepada Mbah Google tentang apa saja, mulai dari menanam cabai sampai mengerjakan soal matematika yang rumit.Â
Dan adanya berbagai aplikasi yang membantu dalam pekerjaan juga mempermudah dalam menuntaskan tanggung jawab.
Berhubungan dengan kata dan istilah, aplikasi kamus seperti aplikasi Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan penolong dalam mencari pengertian istilah atau kata.
Dalam berbagai kesempatan menyunting naskah tulisan sebelum tayang di Kompasiana, saya mengandalkan aplikasi KBBI di handphone. Saya menggunakan aplikasi ini dengan berbagai tujuan.
Pertama, Saya memeriksa apakah ejaan kata-kata, terutama kata-kata yang tidak umum dalam percakapan sehari-hari sudah tepat tertulis. Setelah mengecek di aplikasi, saya menyadari kalau ada kesalahan penulisan pada beberapa kata tertentu. Akhirnya, saya bisa memperbaiki ejaan beberapa kata yang keliru.
Contohnya: masih banyak orang yang keliru menuliskan "apotek" dengan "apotik", "telur" dengan "telor", "antre" dengan "antri", dan lain sebagainya. Aplikasi KBBI atau yang sejenis membantu dalam "meluruskan" kesalahan-kesalahan tersebut sehingga tidak berlarut-larut terjadi.Â
Kedua, mengubah kata lain yang kiranya mewakili "isi kepala" saya. Bisa sinonim, antonim, atau kata-kata, istilah-istilah yang sesuai dengan isi tulisan.
Bijak dalam memakai istilahÂ
Akhir kata, bijak dalam memakai istilah adalah tindakan yang harus mengemuka.Â
Jangan sampai kita asal comot atau menggunakan istilah dan kata yang sebenarnya kita belum memahami secara benar pengertiannya.Â