Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Salah Kaprah Istilah

2 November 2024   16:11 Diperbarui: 2 November 2024   16:17 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Shutterstock via kompas.com)

Membaca berbagai buku dengan genre yang berbeda-beda akan membuka wawasan kita sehingga kita bisa menerima perbedaan pendapat, perbedaan sudut pandang, dan sabar dalam mendengarkan opini seseorang.

Dan dengan banyaknya buku yang dibaca, berbagai pilihan kata pun jadi bervariasi, tidak itu-itu saja, serta bisa menyesuaikan dengan kemampuan "menyerap informasi" dari lawan bicara.

S menolak menjelaskan kepada saya tentang suatu topik karena menganggap saya "buta" sama sekali tentang topik tersebut.

"Percuma saya jelaskan. Pasti sampean juga tidak mengerti," katanya saat itu.

Saya tidak mengerti jalan pikiran S. Dia mengaku mempunyai gelar S-2, tapi kok malah meremehkan kemampuan pikiran saya dalam memahami. Atau dia sebenarnya tidak bisa menjelaskan dalam bahasa Indonesia sehari-hari? Mungkin ini masalahnya, tidak bisa menjelaskan dalam bahasa yang sederhana dan mudah dicerna, karena dia tidak punya kata-kata yang sesuai untuk semua kalangan.

Banyak membaca buku dari berbagai topik bisa mengusir keterbatasan wawasan. Saya teringat dengan suatu perkataan dari seorang mantan jurnalis, H, yang berkata, "Jurnalis itu tahu sedikit tentang banyak hal". Menurut saya, perkataannya adalah gambaran manusia yang bisa menyesuaikan diri dengan sekitar, sehingga perbedaan bisa diterima sebagai kenormalan.

2. Pahami makna istilah dengan benar sebelum menggunakan atau menyampaikan ke orang lain

Selain deduktif dan induktif, ada satu lagi kekeliruan S dalam memaknai istilah.

Saat itu, saya melihat S sedang memakan pentol bakso dalam sebuah plastik. Ada banyak saus sambal di dalam plastik. Saya tidak tahu kalau ternyata S sedang menyedot saus sambal, bukan memakan pentol bakso. 

"Hati-hati kalau makan pentol bakso paklik yang jualan keliling pakai sepeda motor. Saya punya teman yang sakit perut besoknya. Katanya, curiga gara-gara makan pentol itu," kata saya mewanti-wanti.

"Ah, situ julid banget. Saya kan cuma ngisap sausnya. Pentolnya udah habis," kata S nyaring.

Saya heran. Kenapa saya dibilang julid? Saya penasaran. Saya tanya ke S, "Memangnya situ tahu apa artinya julid?" 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun