Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Home Sweet Loan" dan Pentingnya Literasi Keuangan

26 Oktober 2024   17:00 Diperbarui: 26 Oktober 2024   18:32 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Atau...

"Ini sudah yang kesekian kalinya C pesan makanan lewat kurir. COD. Aku heran. Ini kan boros. Sudah makanannya harganya mahal, plus ongkirnya juga tidak murah," keluh A, seorang teman yang berprofesi sebagai guru di salah satu SMP Negeri di Samarinda.

Kemampuan untuk memahami pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola sumber daya keuangan adalah vital dalam kehidupan, khususnya kalau sudah menyangkut dua kata yang mirip, tapi sebenarnya jauh bertentangan,  Dua kata tersebut adalah "kebutuhan" dan "keinginan". 

Sumber daya keuangan sangatlah terbatas, sehingga pengetahuan dalam mengelola sumber daya keuangan dan keterampilan dalam mengelola sumber daya keuangan adalah dua hal yang wajib dikuasai oleh setiap insan, sehingga bisa membedakan antara "kebutuhan" dan "keinginan" sebelum memutuskan membeli sesuatu.

Seperti misalnya, di dalam film, kakak kedua, seorang laki-laki, N, dengan santainya meminta adiknya yang bungsu, Kaluna, untuk membelikan token listrik, padahal dia punya uang untuk membeli playstation, karena terlihat di dalam film, N bermain playstation di rumah. 

Terlihat N lebih mementingkan keinginan akan hiburan untuk dirinya sendiri, tapi kebutuhan keluarga besar akan listrik diabaikannya.

Orang tua wajib mengajarkan dan mendidik putra-putri tercinta akan literasi keuangan, karena seberapa pun kayanya orang tua, uang akan habis terkuras jika anak dan cucu menghabiskan karena tidak adanya pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola sumber daya keuangan.

Kecenderungan kebanyakan generasi zaman now seakan tak peduli dengan kesulitan orang tua mereka dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Pembelian konsumtif yang ugal-ugalan mengemuka dan sewaktu dewasa, seperti N, berutang seakan cara yang termudah untuk mengatasi masalah kurangnya dana untuk mewujudkan impian keberadaan rumah, tapi pada akhirnya, tragedi yang terjadi. Pemilihan pinjaman online (pinjol) adalah kesalahan fatal yang terlihat mengatasi masalah, tapi sebenarnya malah menjerat peminjam ke jurang kemelaratan.

Kurikulum juga perlu mendapat perhatian. Bukan sekadar "mengisi" otak peserta didik, tapi juga memperlengkapi dengan pengetahuan tentang literasi keuangan, bagaimana sumber daya keuangan harus dikelola dengan baik, sehingga peribahasa "besar pasak daripada tiang" jangan hanya menjadi hafalan wajib di sekolah, tapi juga menjadi peringatan nyata setelah mereka pulang dari sekolah dan berhadapan dengan dunia yang keras di luar tembok sekolah.

Melatih keterampilan dalam mengelola sumber daya keuangan adalah keterampilan "mahal" yang justru tak terlihat dalam kurikulum di Indonesia dari masa ke masa. Kurikulum berganti, tapi terkesan hanya kulit luarnya saja yang berubah. Isinya tetap sama. Kalaupun isi beda dari kurikulum sebelumnya, penerapan tidak jelas, karena terlihat kurikulum belum "matang" dan kebanyakan guru mengajar dengan metode yang sama dan terus berulang selama bertahun-tahun.

"Mencekoki" peserta didik dengan teori tidak akan menjadikan mereka mahir dalam mengelola sumber daya keuangan. Praktik nyata perlu dalam proses belajar mengajar. Itulah yang masih menjadi PR besar dari menteri pendidikan yang baru dilantik, yaitu bagaimana menjadikan kurikulum yang tidak hanya menjadi blueprint, cetak biru, yang terlihat sakral dan indah dalam konsep, tapi juga harus jelas alur proses penerapannya.

2. Mempunyai rumah sendiri adalah suatu kebutuhan utama

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun