Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Biar Cepat

25 September 2024   13:02 Diperbarui: 25 September 2024   13:09 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (SHUTTERSTOCK/DEVMOGRAPH via kompas.com)

Menawarkan jalan memperoleh cuan melimpah demi kesejahteraan hidup tidaklah salah. Yang keliru adalah menyajikan mimpi "proses cepat" seakan tanpa hambatan.

Setiap orang punya "kecepatan" masing-masing. Biarpun menjalankan pola dan metode yang sama, hasil tiap-tiap orang bisa berbeda-beda.

Istilah "kerja cerdas" tidak akan ada hasilnya jika tidak ada "kerja keras". Banyak pakar entah itu di bidang keuangan, kesehatan, olahraga, pendidikan, dan yang lainnya menekankan pada proses dan hasil. Bagaikan dua sisi pada uang logam yang tak terpisahkan. Tidak mungkin ada hasil memuaskan tanpa proses kerja keras berkelanjutan. Demikian juga sebaliknya. Jika proses berjalan dengan setengah-setengah, maka hasilnya juga tidak seperti yang diharapkan. 

Mungkin Anda pernah mendengar Hukum 10.000 Jam? Yah, sederhananya, seseorang harus menempuh proses perjalanan selama berjam-jam untuk mencapai kesuksesan. Cepat atau lambat tergantung dari upaya setiap insan. Aplikasi atau alat tidak menentukan kecepatan mendapat cuan.

Jadi landing page, facebook ads, komunitas, dan alat-alat lainnya lainnya tidak menjamin keberhasilan seseorang dalam meraup cuan.

"Biar cepat" adalah kata-kata yang menyesatkan, karena seakan proses bisa "diakalin".

Apabila logika tidak masuk di akal dan terkesan "too good to be true", maka "biar cepat" yang menjadi slogan iklan hanya menjadi pendulang rupiah bagi sang mastah.

Jangan mudah tergoda 

Pada akhirnya, jangan mudah tergoda dengan bujuk rayu dan kata-kata bombastis "biar cepat" dari beberapa kalangan yang mengaku mastah digital marketing, karena mereka tidak pernah mengutarakan secara gamblang dan terang benderang tentang proses mereka dalam mencapai level mastery-nya.

Menonjolkan hasil, tapi tidak menampakkan rekam jejak proses, adalah seperti "menipu" warganet akan kondisi "kaya mendadak".

Oleh karena itu, berhati-hati sebelum membeli produk digital adalah suatu keharusan. Jangan sampai terbuai dengan janji manis sang mastah, apalagi sampai mendewakan mastah tersebut, karena dia pun sama seperti kita, manusia biasa, yang mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Dan bisa jadi yang mengaku mastah itu adalah penipu, memproklamirkan diri ahli, tapi kenyataannya tidak begitu.

Jadi, waspadalah!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun