Alih-alih secara lisan, saya "menyuarakan" pendapat lewat tulisan. Perkara ada yang membaca atau tidak, semua itu tidak menjadi soal. Yang penting, "suara" saya sudah berkumandang.
Ketika suaramu tidak didengar
Ketika suaramu tidak didengar, maka menulislah! Tidak mesti menulis di Kompasiana. Banyak media bisa menampung "suara" kita. Media sosial, seperti Facebook, X (eks Twitter), dan Instagram adalah salah tiga diantaranya. Blog-blog gratisan seperti blogspot dan wordpress bisa juga menjadi wadah menuangkan "suara".
Apa pun pilihan Anda, menulislah setiap hari. Tumpahkan suara Anda. Edit sesudahnya. Setelah beberapa kali memeriksa (saya mempunyai standar revisi minimal tiga kali), Anda bisa menayangkan di media luring (kalau dewan redaksi media tersebut menganggap karya Anda layak muat) atau daring.
Dengan begitu, banyak warga bisa "mendengarkan suara" Anda lewat tulisan bernas Anda.
Tidak percaya diri dengan hasil tulisan? Setiap orang selalu merasa tulisannya jelek pada mulanya. Saya pun dulu juga begitu. Saya merasa tulisan saya buruk sekali waktu itu. Namun setelah sudah sering menulis, Saya merasa tulisan saya semakin bertambah baik dari segi diksi dan alur penulisan.
Practice makes perfect. Makin banyak menulis akan menghasilkan tulisan yang semakin baik dan enak dibaca. Tentu saja, harus dibarengi dengan membaca yang banyak supaya bejibun juga perbendaharaan kata yang dipunya dalam diri.
Pada akhirnya, meskipun sekarang video-video mulai dari durasi panjang berjam-jam sampai hanya berdurasi beberapa detik marak di YouTube, Facebook, Instagram, TikTok, dan berbagai media serupa; dan tentunya digandrungi kebanyakan warga +62, tetap saja menulis sangatlah penting dalam kehidupan dan lebih abadi, serta lebih mendalam. Tentu saja, ini murni subjektivitas saya dalam memilih preferensi menulis sebagai corong "menyuarakan" isi kepala dan hati saya.
Ketika suaramu tidak didengar, menulis bisa menggantikan peran "suara" dalam bentuk tulisan. Dengan begitu, terlihat jelas pemaparan dan tidak akan ada kesalahpahaman jika membaca tulisan sampai tuntas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H