Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ketika Suaramu Tidak Didengar

2 Juni 2024   21:06 Diperbarui: 2 Juni 2024   21:15 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi(SHUTTERSTOCK/ANDREY_Popov via KOMPAS.COM)

Rasa penasaran mendorong saya untuk meng-klik dan voila, ada beragam artikel dengan tampilan yang menarik.

Membaca satu demi satu artikel, lama kelamaan saya "kecanduan" menyimak tulisan-tulisan yang lain.

Sebatas membaca. Pada saat itu saya tidak tahu kalau setiap warganet bisa menuangkan tulisan di Kompasiana. Bukan cuma wartawan Kompas dan orang-orang terkemuka atau yang ahli di bidangnya.

Setelah mengetahui bahwa setiap orang, tanpa memandang status dan kedudukan, dapat menuliskan karya tulis di K, saya pun mulai menuangkan, atau lebih tepatnya "menumpahkan" segala apa yang mengganjal di hati atau segala ide yang berseliweran di kepala.

Sebelumnya, menulis di blog gratisan seperti blogspot dan wordpress adalah kenikmatan pada awalnya. Namun kalau tidak dibagikan di media sosial, tidak banyak yang membaca. Meskipun dibagikan di medsos, bukan jaminan akan banyak yang membaca.

Di K, ada kemungkinan beberapa pembaca menyimak tulisan. Apalagi kalau mendapat label Artikel Utama. Saat itu terjadi, banyak pembaca melihat dan mengomentari tulisan.

Saya merasa "suara" saya didengar. Saya merasa orang-orang menghargai pendapat saya. Penghargaan dan Didengarkan yang saya jarang dapatkan dalam keluarga besar.

Dulu saya belum berani membagikan tautan artikel di K ke WhatsApp Group (WAG) Keluarga. Meskipun sudah mendapat label Artikel Utama sekalipun, saya tidak pernah membagikan tautan artikel ke WAG keluarga.

Sampai pada suatu saat, di suatu peristiwa, saya terpaksa harus memberitahu bahwa saya memenangkan kompetisi menulis di Kompasiana.

Memang, pandangan keluarga besar masih terlihat "meremehkan" tapi tidak seperti pandangan pertama. Mereka mulai menghargai pendapat saya meskipun tidak sepenuhnya mereka terima dan terapkan.

Sekarang, saya tidak terlalu banyak mengutarakan pendapat secara lisan, karena saya melihat kebanyakan orang yang saya ajak bicara tidak terlalu suka membaca. Otomatis, imbas minim membaca, mereka tidak sabar mendengarkan pendapat panjang kali lebar dari orang lain. Apalagi kalau pendapat tersebut tidak mereka setujui.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun