Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Rapuhnya Berpegang pada Dua Kata Ini

22 Mei 2024   07:50 Diperbarui: 23 Mei 2024   03:41 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi(Dok. iStock via KOMPAS.COM)

Mau cari cara membuat empek-empek yang maknyus? Tinggal searching di Google. Hasil berupa artikel cara membuat empek empek teryahud sampai video YouTube tentang pembuatan empek-empek terheboh tersaji di depan mata, terserah mau pilih yang mana.

Mau tanya tentang cara memperbaiki sepeda motor? Semudah membalikkan telapak tangan. Tinggal tanya Mbah Google.

Tapi di sisi lain, ada persoalan yang menganga lebar.

Menelan bulat-bulat informasi yang terhidang di dunia maya sebagai kebenaran yang absolut adalah persoalan besar yang bukan main-main. Kebanyakan orang yang saya kenal, herannya, percaya penuh pada informasi yang mereka peroleh dari internet.

Sudah seharusnya sikap "awas" berada dalam diri. Semua orang bisa menyuarakan isi otaknya saat ini. Kita harus hati-hati dalam mencerna segala hal yang berada di dunia maya. Tidak boleh menerima seratus persen, tapi juga tidak boleh menolak begitu saja.

Kita harus melihat latar belakang dan kredibilitas sumber dari internet.

Seperti halnya P yang mungkin memercayai jurnal ilmiah yang dia temui di internet sebagai kebenaran. Entah apakah dia tidak tahu menahu tentang tingkat legalitas informasi di internet. Entah karena isi jurnal sesuai dengan jalan pikirannya. Sepertinya alasan kedua yang dia pilih karena dia ngotot menyatakan isi jurnal itu benar.

Secara pribadi, saya tidak membaca sepenuhnya jurnal yang P kirim karena saya merasa tidak perlu untuk menerjemahkan. Selain karena perkara tahun publisitas yang 14 tahun lalu sehingga saya meragukan relevansi jurnal untuk masa sekarang, saya juga tidak tahu siapa penulis jurnal tersebut.

Nama penulis dan tempat bekerja memang tertera, tapi keraguan dalam hati tidak bisa hilang.

Apakah benar orang ini seorang ilmuwan dan bekerja di situ?

Ini menjadi pertanyaan besar. Apalagi penulis jurnal ini orang luar. Bukan orang Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun